Sukses

Cerita Ine Febriyanti Melanggar 'Pantangan' di Surabaya

Dalam film 'Bumi Manusia', Ine berperan sebagai Nyai Ontosoroh.

Liputan6.com, Jakarta - Aktris Sha Ine Febriyanti mengaku tidak pernah menonton film-film yang dibintanginya. Akan tetapi, kebiasaan itu akhirnya ia langgar khusus untuk 'Bumi Manusia'.

"Ini baru pertama kali nonton film sendiri. Tadi saya enggak ada pilihan karena pakai baju dan sepatu kayak gini jadi enggak bisa lari," kata Ine  Febriyanti setelah gala premier "Bumi Manusia" di Surabaya, Sabtu 10 Agustus 2019, dilansir Antara .

Ia pun mengungkapkan alasan kenapa dirinya tidak mau menyaksikan filmnya sendiri, salah satunya karena merasa tidak nyaman.

"Enggak pernah bisa. Enggak tahu, saya mules saja lihat film sendiri, badan ini kayak enggak nyaman," ujarnya.

Ketika akhirnya menyaksikan aktingnya dalam 'Bumi Manusia', Ine berusaha melihat orang lain bukan dirinya.

"Saya bukan melihat diri saya yang nyata. Tapi tadi saya akhirnya mau karena ini film bagus, dibuat serius, gambar bagus dan aku terhibur saja, enggak merasa ih, ih, ih," ujar istri dari Yudi Datau itu.

Sementara itu, untuk mendalami karakternya, Ine mengaku berusaha masuk ke dalam tokoh yang akan dimainkan agar mendapatkan emosinya.

"Saya berusaha masuk karakter saja tadi. Kalau sudah masuk karakter enggak dibikin-bikin lagi. Dia bermain berdasarkan kebutuhan karakter itu. Kalau dia pedih, ya pedih. Caranya ya harus rendah diri, rendah hati," katanya.

Dalam film 'Bumi Manusia', Ine Febriyanti berperan sebagai Nyai Ontosoroh. Dia mengaku sangat senang karena karakter tersebut sudah diimpikannya sejak berusia 19 tahun.

"Peran ini diinginkan semua aktris di Indonesia, semua pengin jadi dia. Akhirnya terpilih ya alhamdulilah jodohnya, enggak bisa saya sia-siain makanya saya berupaya sungguh-sungguh memerankan."

"Seharusnya di umur segitu pengin jadi Annelies tapi enggak tahu kenapa Nyai Ontosoroh kuat sekali di bukunya. Dia dibuat sangat cantik, kuat, berpengaruh, luar biasa. Semua orang pasti jatuh cinta sama dia," ujar Ine.

'Bumi Manusia' mulai tayang di bioskop pada 15 Agustus 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gubernur Khofifah Apresiasi Penayangan Perdana Film Bumi Manusia di Surabaya

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi dan mengharapkan untuk kebangkitan perfilman Indonesia, menyusul gelaran gala premier film "Bumi Manusia" dan "Perburuan" yang dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.

"Terima kasih... ini besar sekali timnya. Saya berharap ini akan menjadi bagian dari penyemangat bangkitnya perfilman Indonesia," ujar Khofifah ditemui di kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, seperti dilansir Antara, Kamis, 8 Agustus 2019.

Khofifah menuturkan, acara gala premier merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap insan film. Kehadiran film juga dirasa berguna untuk membantu mengasah motorik dan sensorik seseorang. Hal ini mengingat film Bumi Manusia dan Perburuan dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.

"Ini adalah bagian dari penguatan bagaimana kita memberikan penghormatan apresiasi bahwa ketika kita masuk pada area budaya, sastra dan seni, sering kali kemudian ada hal yang harus kita bangun yaitu motorik dan sensorik," kata Khofifah.

"Kalau motorik dan sensorik enggak saling dipertemukan, saya takut sensitifitas kita kering dan akhirnya tingkat humanisme kita hilang," lanjutnya.

Khofifah merasa bersyukur pernah mengikuti rapat kabinet untuk menetapkan film masuk dalam daftar negatif investasi berguna dalam membangkitkan geliat industri perfilman.

"Saya masih berkesempatan waktu itu ikut rapat kabinet, bagaimana kita mengambil keputusan film itu dimasukkan ke dalam daftar negatif investasi, ketika masuk daftar negatif investasi kemudian dunia perfilman kita itu akhirnya bangkit bergairah," ujar Khofifah .

Khofifah melanjutkan,hal ini penting karena akan membangun seiringan motorik dan sensorik yang dapat mengasah sensitivitas, humanitas. “Akhirnya kita bisa menghargai, menginsiasi semua manusia di bumi,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.