Sukses

Selamat, Penumpang Suroboyo Bus Tembus 1 Juta hingga Juli 2019

Bus dengan konsep tarifnya yang berupa sampah plastik ini telah berhasil mencapai satu juta penumpang.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (PemKot) Surabaya memberikan alternatif kendaraan umum untuk warganya. Kendaraan itu berupa bus yang dinamakan Suroboyo Bus. Armada itu diberikan untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Surabaya.

Suroboyo Bus memiliki rute yang membelah Kota Surabaya dari utara – selatan dan barat - timur. Rutenya antara lain Halte Kerto Mananggal, Halte UIN, Halte RSAL, Halte Darmo, Halte Gubernur Suryo, Halte Taman Pelangi, Halte Museum BI, dan masih banyak lagi. Rencananya rute bus ini juga bertambah. Suroboyo Bus akan uji coba rute Kenjeran-Gunung Anjar. Bus ini mulai beroperasi pukul 06.00-22.00 WIB.

Terdapat hal unik di sini, apa itu? Untuk bisa naik ke Suroboyo Bus, Anda hanya perlu membayar dengan sampah botol plastik, berupa gelas atau botol air mineral. Misalnya, dengan menukarkan lima botol medium 600 mililiter, Anda bisa mendapatkan 1 tiket atau stiker dengan durasi 2 jam perjalanan. Selain itu, juga bisa ditukarkan dengan tiga botol besar berukuran 1,5 liter dan 10 gelas plastik untuk mendapatkan satu tiket untuk satu kali naik Suroboyo Bus.

Bus ini memiliki dua jenis armada, yaitu low deck dan double deck (bus tingkat).  Terdapat berbagai fasilitas di Suroboyo Bus, di antaranya camera cctv, port usb untuk charge, ramah untuk difabel, lansia, dan ibu hamil, bangku warna-warni dan pemisahan area, serta panic button.

Tak disangka, Suroboyo Bus mendapat sambutan positif dari masyarakat. Hal itu terbukti dari jumlah penumpang Suroboyo Bus hingga Juli 2019 telah mencapai 1.047.296 penumpang, seperti dikutip dari instagram @suroboyobus. Jumlah penumpang mencapai 1 juta tersebut dari sejak beroperasi pada 2018. Kalau periode Januari-Juli 2019 saja sudah sekitar 567.677 penumpang.

Rincian penumpang Suroboyo bus itu antara lain Januari 2019 dengan 69.569 penumpang, Februari 2019 dengan 70.978 penumpang, Maret dengan 82.740 penumpang. Kemudian April 2019 dengan 90.369 penumpang, Mei 74.505 penumpang, Juni 2019 sebesar 82.548 penumpang, dan 96.698 penumpang. 

Jadi berminat naik Suroboyo Bus ketika berkunjung ke Surabaya?

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)  

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

39 Ton Sampah Botol Plastik Bus Suroboyo Laku Dilelang Rp 150 Juta

Sebelumnya, hasil pengumpulan sampah botol plastik Bus Suroboyo, sejak awal beroperasi 2018 hingga Januari 2019 mencapai 39 ton. Sampah itu dilelang oleh pihak Dirjen Kekayaan Negara (DJKN) senilai Rp 150 juta. Hasil penjualan tersebut kemudian masuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya.

Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota, Eri Cahyadi mengatakan, pelelangan ini tidak ditangani oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, melainkan diserahkan kepada DJKN.

Lelang tersebut dimenangkan oleh perusahaan pengelola sampah plastik menjadi biji plastik yakni PT Langgeng Jaya Plastindo senilai Rp 150 juta.

"Sistem lelang yang digunakan ini mencari pemenang dengan penawaran tertinggi, waktu itu dibuka dari harga Rp 80 juta," tutur Eri usai melakukan sidak box culvert Banyu Urip, Rabu, 12 Juni 2019.

Eri menjelaskan ini adalah lelang pertama kali dari hasil pendapatan Suroboyo Bus. Alasannya, karena sebelumnya memang belum ditetapkan siapa yang berwenang untuk menangani ini.

"Jadi kita simpan dulu di rumah-rumah kompos dan baru dilelang beberapa waktu lalu setelah semuanya clear," kata dia.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menyampaikan, hasil dari lelang Rp 150 juta itu, kemudian dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Dananya masuk ke APBD lalu dicampur. Masuk ke PAD retribusi, atau bisa masuk ke pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau bisa masuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masuk jadi satu, setelah itu baru dibelanjakan,” ucapnya.

Ia menilai jumlah bus sebanyak 20 unit itu terus mengalami perkembangan minat warga untuk menggunakan alat transportasi ini. Terhitung sejak awal bus tersebut beroperasi sampai pada tahun 2019, jumlah pemasukan botol sampah plastik terus meningkat.

Artinya, semakin banyak minat warga yang menggunakan bus tersebut. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus mengupayakan pembayaran Suroboyo menggunakan sampah botol plastik. Cara ini dinilai efektif untuk menangani dampak dari sampah plastik itu sendiri.

“Mudah-mudahan masih terus berlaku. Karena botol yang dilakukan untuk tiket bus tersebut digunakan sebagai percontohan sampai internasional,” ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.