Sukses

Melihat Kegiatan Ritual Labuh Bumi di Kediri

Salah satu kegiatan rangkaian hari jadi Kediri, Jawa Timur yang ke-1.140 diwarnai insiden.

Liputan6.com, Kediri - Salah satu kegiatan rangkaian hari jadi  Kediri, Jawa Timur yang ke-1.140 diwarnai insiden. Panggung yang diperuntukkan dalam kegiatan Labuh Bumi mendadak ambruk karena tidak kuat menahan beban pengunjung yang nekat naik berbebut makanan polo pendem. 

Dalam insiden tersebut, sejumlah pengunjung mengalami luka- uka dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat guna dilakukan perawatan. Begitu ambruk, petugas satpol PP Kota Kediri yang disiagakan dilokasi langsung mengevakuasi mereka yang ada di bawah. 

Sejumlah pengunjung dewasa dan anak - anak segera di evakuasi ke atas. Kegiatan acara  Labuh Bumi pertama kali ditandai dengan sambutan dari pejabat Pemkot Kediri Mandung Sulaksono. 

Setelah sambutan selesai, kemudian dilanjut dengan simbolis pelepasan burung merpati diatas panggung. Sejumlah pejabat dan tamu undangan kemudian turun ke bawah. 

Ketika sejumlah orang membawa polo pendem atau makanan tradisional yang ditaruh  didalam takir dibawah ke panggung, mendadak puluhan pengunjung merengsek naik ke atas dan berebut makanan tersebut.

Karena begitu banyaknya pengunjung yang naik, insiden panggung ambruk pun tak terelakan. Insiden ini, tidak mempengaruhi esensi pelaksanaan acara. Kegiatan ini terus berlangsung hingga ditutup dengan ritual larung sesaji berupa  kepala sapi ke sungai brantas.  

Terlepas dari insiden tersebut Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar ketika dikonfirmasi mengatakan ritual Labuh Bumi ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang dilaksanakan di bantaran sungai brantas. 

Kegiatan ini ditandai dengan pelepasan sejumlah ekor burung dara serta melarung kepala sapi di Sungai Brantas. Tidak hanya itu, pihak penyelenggara juga menyediakan buah buahan serta makanan tradisional untuk dibagikan kepada ke pengunjung.

"Yang dimaksud ini merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT. Ini merupakan budaya secara turun temurun seperti itu, coba kita angkat kembali sebuah entertaint supaya bisa dinikmati masyarakat secara luas," tutur dia, ditulis Senin (29/7/2019).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ritual Labuh Bumi

Ia menilai, ritual Labuh Bumi merupakan sebuah bentuk pertunjukan budaya yang semuanya bersifat tidak ada yang mubadzir. Benda maupun makhluk hidup yang dilepas di udara, darat mau pun di sungai nantinya diambil kembali dan dinikmati oleh masyarakat. 

Nur Muhyar menginginkan setiap adanya kegiatan selalu membawa dampak perekonomian bagi masyarakat sekitar.  "Yang kedua kita memang ingin ada dampak ekonomi, terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan. Masyarakat ini menikmati, menyaksikan sebagai sebuah hiburan juga sekaligus bagaimana mereka bisa beraktivitas untuk kegiatan ekonomi. Banyaknya masyarakat yang berkunjung tentu akan ada pedagang, kegiatan parkir dan lainya," kata dia. 

Dari pelaksanaan acara yang berlangsung setiap tahun, prosesi Labuh Bumi selalu banyak diminati oleh mayarakat baik dari kota maupun Kabupaten Kediri. Setiap tahun jumlah warga yang datang untuk melihat prosesi ritual adat ini selalu bertambah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.