Sukses

Bermula Bisnis Sabun dari Rumah di Surabaya, Harjo Sutanto Jadi Miliarder

Berkat usaha dan ketekuan, pengusaha yang mulai bangun usahanya dari rumah di Surabaya, Jawa Timur membangun kerajaan bisnis di Indonesia.

Liputan6.com, Surabaya - Menjalankan bisnis diperlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran yang menguji diri pribadi pengusaha. Hal itulah yang dilakukan oleh pengusaha Harjo Sutanto bersama rekannya Johannes Katuari membangun grup Wings. Dengan bisnis tersebut membuat Harjo Sutanto juga menjadi miliarder di Indonesia.

Dua pengusaha ini yang menjadi tokoh penting dibalik kesuksesan sabun krim colek Wings. Siapa sangka Johannes Katuari dan Harjo Sutanto memulai bisnis dari lahan di halaman belakang rumahnya di Surabaya, Jawa Timur. Mereka memulai membuka bengkel dan usaha dengan sumber daya terbatas untuk membuat sabun cuci pada 1948.

Kedua pengusaha itu memulai penjualan produk pertamanya dengan menjajakan dari pintu ke pintu, kios ke kios, dan desa ke desa. Hal ini dilakukan untuk bertahan hidup pascaperang.

Mengutip laman perseroan wings, Selasa (15/9/2019), singkat cerita, usaha keduanya pun membuahkan hasil hingga produknya di terima dengan baik oleh masyarakat. Keberhasilannya tersebut memberikan semangat baru bagi  Katuari dan Sutanto untuk memperluas bisnisnya. Terutama untuk mengembangkan formulasi deterjen yang lebih efektif.

Hingga kemudian mereka membuat sebuah produk baru yaitu deterjen dalam wujud krim. Produk barunya itu juga disambut baik oleh banyak masyarakat Jawa Timur. Sebab deterjen krim merupakan produk inovatif yang tidak ditemukan di tempat lain pada saat itu.

Deterjen krim jauh lebih murah daripada deterjen konvensional (deterjen bubuk) dan memiliki kelebihan sebagai pembersih yang lebih ampuh. Karena biaya energinya yang rendah dan biaya investasi mesin yang rendah.

Produk tersebut sangat popular pada masanya, karena memperkenalkan cara mencuci yang sangat praktis dan ekonomis untuk seluruh keluarga Indonesia. Dalam jangka waktu beberapa tahun, produk tersebut menjadi sangat popular sebab melakukan promosi hingga ke seluruh Jawa dan segera setelahnya ke seluruh Indonesia.

Katuari dan Sutanto menamai brandnya "Wings", para pendiri bekerja seperti “sepasang sayap”. Nama tersebut mencerminkan visi mereka yang mengeja “langit adalah batasannya”.

Mengembangkan bisnis berdasarkan pada kesadaran akan kebutuhan konsumen, ketekunan, dan integritas. Butuh waktu bertahun-tahun bagi pendiri Wings dalam mengembangkan saluran distribusi produknya.

Butuh bertahun-tahun untuk membangun hubungan yang kuat dengan pengecer, yang melibatkan pelatihan dalam keterampilan kewirausahaan dasar. Kemudian secara bertahap membangun kepercayaan antara mereka dan Wings sebagai mitra.

Saat ini, Wings diakui sebagai kelompok bisnis yang mapan di Indonesia. Produk-produknya diakui karena kualitasnya dan harganya yang terjangkau, dan sudah tersedia di berbagai tempat. Produk Wings pun beragam tak hanya sabun cuci tetapi juga sabun mandi, odol, deterjen, dan produk rumah tangga lainnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harjo Sutanto Masuk 50 Besar Orang Terkaya di Indonesia

Mengutip Forbes, berkat usaha tersebut membuat Harjo Sutanto yang berusia 93 tahun ini menjadi salah satu miliarder di Indonesia. Miliarder tertua di Indonesia ini mencatatkan kekayaan USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,31 triliun (asumsi kurs Rp 13.919 per dolar Amerika Serikat) per 15 Juli 2019. Berdasarkan peringkat Forbes 2018, ia berada di peringkat ke-30 dari 50 orang terkaya di Indonesia.

Grup Wings pun mengembangkan sayapnya dengan memiliki franchise ritel FamilyMart. Harjo Sutanto yang memiliki empat anak ini juga menurunkan bakatnya kepada salah satu anaknya Fifi yang memimpin Ecogreen, anak usaha perusahaan yang bergerak di bidang oleochemical.

Sementara itu, Johanes Katuari yang sudah tutup usia digantikan oleh putranya Eddy Katuari. Ia mengambil alih kepemimpinan grup Wings pada 2004. Total kekayaan Eddy Katuari mencapai USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,48 triliun per 12 Desember 2018.

 

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.