Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 tak selalu menimbulkan dampak negatif.
Ada dampak positif di tengah pandemi global tersebut.
Langit biru kerap terlihat memayungi beberapa kota besar di dunia. Kualitas udara pun relatif lebih baik.
Fenomena ini terjadi dalam rentang sebulan terakhir.
Tingkat polusi udara dan gas rumah kaca di beberapa kota dan wilayah di dunia menunjukkan penurunan signifikan.
Ini terjadi di tengah merebaknya corona Covid-19. Sebab, mobilitas manusia di beberapa kota besar dunia relatif menurun.
Selain China, beberapa negara memberlakukan lockdown atau karantina total wilayah.
Ada pula yang menerapkan status darurat dengan pembatasan sosial hingga bekerja, beribadah, dan belajar dari rumah.
Misalnya di Wuhan, kota pertama di China yang menjadi episentrum penyebaran virus corona jenis baru.
Hingga Maret 2020, kadar NO2 serta emisi gas buang dari mobil, pembangkit listrik, dan pabrik turun 40%.
Kondisi tak jauh berbeda dialami sejumlah kota di Tiongkok, sejak penerapan lockdown.
Sementara di Roma, Italia, sejak penerapan lockdown, konsentrasi NO2 tercatat 26-35% lebih rendah dibanding Maret tahun lalu.
Pun demikian di New York, AS. Kadar CO terutama dari mobil berkurang 50% dibanding tahun lalu, sejak penerapan lockdown.
Di Jakarta, sejak penerapan work from home atau kerja dari rumah, Indeks Kualitas Udara Air atau AQI rata-rata di angka 60.