Sukses

Sore Band Manggung di Museum Nasional Indonesia, Usung Lagu Tribute untuk Mendiang Ria Irawan

Masih ingat Sore? Band yang meroket bersama "No Fruits For Today" ini memeriahkan acara "Sore di Museum," yang menutup Erlangga Art Awards 2022.

Liputan6.com, Jakarta Sore Band bukan band kemarin sore. Debut pada 2005 lewat album Centralismo, band indi ini eksis hingga kini dan punya penggemar militan. Bahkan, salah satu hit Sore, “No Fruits For Today” masuk daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Sejarah versi sebuah majalah.

Minggu (12/6/2022), band yang diperkuat Bemby Gusti, Ade Paloh, dan Awan Garnida tampil di acara “Sore di Museum” yang menutup pameran seni Erlangga Art Awards 2022, di Museum Nasional Jakarta. Sore membawakan 6 lagu dalam showcase selama 30 menitan.

“Kami membawakan 6 lagu karena waktu juga, mau magrib. Kami membawakan lagu baru, single ‘Rosa,’ lagu tribut untuk mendiang Ria Irawan judulnya ‘R114.’ Lalu, ‘Carolina,’ ‘No Fruits For Today,’ dan ‘Ssst,’” kata Bemby Gusti kepada Showbiz Liputan6.com sebelum naik panggung.

Sore antusias bisa kembali menyapa penggemar dalam pertunjukan off-line. Bemby Gusti menyebut show off-line tak akan terganti dan sangat penting bagi penyanyi maupun musisi. Ini sudah sering disuarakannya di medsos.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertukaran Energi

“Jadi, yang enggak bakal digantikan dari live performance itu adalah pertukaran energi. Performer memberikan energi, penonton juga. Jadi ada satu sirkulasi energi, yang sifatnya timbal balik yang tak bisa digantikan oleh apapun. Ini simbiosis mutualisme,” ia mengulas.

Karenanya Sore senang bisa tampil di “Sore di Museum” sekaligus merayakan ulang tahun ke-70 Penerbit Erlangga. Dalam kesempatan itu, Bemby Gusti menyatakan, selain pertunjukan luring, merilis album dalam bentuk fisik seperti cakram padat atau vinil juga amat penting.

3 dari 4 halaman

12 Lagu, 14 Lagu

“Pertengahan tahun ini kami akan merilis album baru. Kami berencana untuk digital hanya 12 lagu, tapi album fisiknya memuat 14 lagu. (Dua lagu eksklusif) ini apresiasi bagi mereka yang setia membeli album fisik,” Bemby Gusti menerangkan.

Sampai sekarang, album fisik Sore diburu kolektor dan penggemar. Album Centralismo misalnya, kali pertama dirilis harganya Rp 30 ribu. Kini, bisa dijual Rp 500 ribu. “Harga vinil album kedua kami, Ports of Lima sekarang bisa 2 sampai 3 juta rupiah,” ia menyambung.

 

4 dari 4 halaman

Nama dan Gaya Bermusik

Assistant Managing Director Penerbit Erlangga, Fikri Somyadewi, menjelaskan, Sore didatangkan bukan tanpa alasan. “Nama dan gaya bermusik Sore Band mewakili nuansa serta tema acara kami hari ini yakni: Sore di Museum,” ungkap Fikri Somyadewi.

Manajer Marketing Nasional Penerbit Erlangga, Irving William P.W., menambahkan, tema ‘Sore di Museum’ dipilih karena dari senja atau sore kita belajar kehidupan yang selalu berjalan. Karenanya, hidup mestinya diisi dengan ilmu yang bermanfaat dan belajar tiada henti.

“Kami juga harap museum jadi tempat kegiatan yang menyenangkan bagi generasi muda. Kami bersyukur Erlangga Art Awards 2022 selama 24 hari berjalan baik dan menyerap 35 ribuan pengunjung dari pelajar, umum, hingga perwakilan negara sahabat. Kami akan kembali tahun depan,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.