Sukses

Oscar Lawalata Pamerkan Kain Nusa Tenggara di Bali, Kilas Balik Perjalanan Tekstilnya di Tanah Air

Desainer Oscar Lawalata alias Asha Smara Darra menggelar pameran kain Nusa Tenggara di Bali bulan ini. Ia punya alasan jatuh hati pada Nusa Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta Oscar Lawalata atau yang kini dikenal dengan Asha Smara Darra menggelar peragaan busana mewah untuk menunjukkan keindahan kain Nusa Tenggara di The Apurva Kempinski Bali, Minggu (15/5/2022). Ada sejumlah catatan menarik dari pergelaran di Pulau Dewata ini.

Dalam wawancara virtual dengan Showbiz Liputan6.com, pekan ini, sang desainer menyebut wastra Nusantara tengah bergerak maju. Batik barangkali jadi yang paling populer namun tantangannya makin besar.

“Justru tantangannya lebih tinggi untuk batik. Karena dia sudah populer dan tingkat pengrajin secara perekonomian lebih maju. Tantangannya bagaimana berevolusi untuk tumbuh lagi harapan bagi dunia batik kita,” katanya.

Sementara itu, songket, tenun, dan tapis juga sedang “seksi-seksinya” di industri mode. Kain-kain ini punya peluang tak kalah besar untuk mendunia. Oscar Lawalata punya alasan khusus mengapa mengusung kain Nusa Tenggara dalam peragaan busananya kali ini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tempat Spesial

“Nusa Tenggara adalah tempat spesial untuk saya. Di sanalah awal perjalanan tekstil saya di Indonesia,” ujar Oscar Lawalata seraya menjelaskan, motif kain Nusa Tenggara rata-rata geometris atau berangkat dari pola geometris.

Nusa Tenggara terdiri dari banyak pulau. Setiap pulau punya identitas kain sendiri. Oscar Lawalata mencontohkan Rote yang gemar bermain motif bunga. Warnanya kebanyakan merah, biru, dan putih.

 

3 dari 4 halaman

Pengaruh Politik Eropa

“Pulau Sawu itu ada pengaruh politik Eropa (dalam kain-kain yang dihasilkan). Ada logo-logo kerajaan Eropa zaman dulu sedangkan di Bajawa, motifnya lebih kecil-kecil. Kalau Sumba ukuran motifnya lebih besar dan signifikan,” urainya.

Selain itu, Oscar Lawalata menggelar pameran “100 Kain Nusa Tenggara” di Pendopo Lobby The Apurva Kempinski Bali hingga 31 Mei 2022 yang juga bagian dari kampanye Unity in Diversity hotel tersebut. Kain yang dipamerkan antara lain dari Alor, Timor, dan Flores.

 

4 dari 4 halaman

Keragaman Indonesia

Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali, Danti Yuliandari, mengatakan, saat The Apurva Kempinski Bali terbentuk, fondasi awalnya semangat agar masyarakat Indonesia dan dunia tahu lebih dalam soal kekayaan budaya serta pulau Tanah Air. Semangat ini mendasari kampanye Unity in Diversity 2022.

“Ini awal kerja sama kami dengan Asha Smara Darra dengan menjalankan program fashion berbalut tradisional dan keragaman Indonesia. Ke depan, masih banyak program terkait Unity in Diversity termasuk kolaborasi dengan UMKM, bertema destinasi daerah di Indonesia,” tutur Danti Yuliandari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.