Sukses

My French Film Festival 2022 Menyapa Pencinta Sinema, 6 Karya Sineas Prancis Ini Layak Ditonton

My French Film Festival 2022 digelar virtual lewat platform streaming KlikFilm mulai 14 Januari hingga 14 Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 tak menghalangi pergelaran My French Film Festival 2022 yang diselenggarakan mulai 14 Januari hingga 14 Februari 2022. Para pencinta sinema dapat berpesta film Prancis lewat platform streaming KlikFilm.

Direktur KlikFilm, Frederica menjelaskan ini tahun kedua KlikFilm menjadi mitra resmi My French Film Festival. “Ini kebanggaan sekaligus dedikasi kami untuk terus menghadirkan film-film terbaik,” ujarnya dalam interviu virtual, pada Selasa (25/1/2022).

Ada banyak film Prancis yang bisa ditonton secara legal. Teddy misalnya, film horor karya Ludovic dan Zoran Boukherma, mengisahkan pemuda yang dicakar makhluk tak dikenal. Ia lalu mengalami perubahan mengerikan. Berikut 6 film lain yang sayang jika dilewatkan.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Omnibus

Film pendek komedi karya sineas Sam Karmann ini mencetak prestasi membanggakan di ajang Oscars 1993. Ia menang Film Pendek Terbaik setelah diganjar Palme d'Or pada Festival Film Cannes 1992 untuk kategori yang sama.

Omnibus diperkuat penampilan Daniel Rialet, Christian Rauth, dan Jacques Martial. Tahun 1993 adalah tahunnya Prancis. Selain Omnibus, Indochine karya Regis Wargnier kala itu menang Film Berbahasa Asing Terbaik.

 

3 dari 7 halaman

2. Malabar

Kisah Malabar bermula ketika Mourad (Mourad Boudaoud) dan Harrison (Harrison Mpaya) tak sengaja menabrak Marcel (Hiep Tran Nghia), pria tua keturunan Vietnam pada suatu malam.

Seketika hidup mereka menjadi kacau. Naskah yang kaya bahan renungan mengantar Malabar ke sejumlah festival seperti Clermont-Ferrand dan Rhode Island International Film Festival.

 

4 dari 7 halaman

3. Sous Le Ciel D' Alice

Karya sineas Chloé Mazlo ini berlatar Beirut pada dekade 1950 hingga 1970-an. Lewat film ini, Chloé Mazlo diganjar nominasi Sutradara Terbaik di Festival Film Internasional San Fransisco.

Sous Le Ciel D' Alice bertutur tentang Alice (Alba Rohrwacher), yang meninggalkan rumahnya di Swiss untuk bekerja sebagai perawat di Beirut. Keputusan ini menerbitkan sejumlah konsekuensi.

 

5 dari 7 halaman

4. Le Milieu De L' Horizon

Diadaptasi dari novel karya Roland Buti, Le Milieu De L' Horizon mengisahkan Gus (Luc Bruchez), anak petani berusia 13 tahun yang tumbuh dewasa dalam musibah kekeringan di musim panas tahun 1976.

Hidupnya makin kacau kala ladang ayahnya mengering dan ibunya malah jatuh cinta pada seorang wanita di klub membaca. Film ini mengantar Luc Bruchez dan Delphine Lehericey menang di Swiss Film Prize 2020.

 

6 dari 7 halaman

5. Une Vie Demente

Une Vie Demente membeberkan alur hidup pasangan Alex (Jean Le Peltier) dan Noemie (Lucie Debay). Di usia kepala tiga, mereka ingin punya anak namun kondisi keluarga merunyam.

Pasalnya, ibunda Alex, Suzanne (Jo Deseure) mulai bertingkah akibat penyakit demensia semantik. Penyutradaraan Ann Sirot dan Raphael Balboni yang jeli membuat film ini panen pujian.

 

7 dari 7 halaman

6. Un Pays Qui Se Tient Sage

Ingin mencicipi manisnya film dokumenter Prancis? Un Pays Qui Se Tient Sage karya sineas David Dufresne yang membeberkan kebrutalan polisi Prancis ini sayang untuk dilewatkan. Film ini mempertanyakan legitimasi penggunaan kekerasan oleh negara.

Menampilkan cuplikan gambar dan video milik demonstran serta jurnalis independen pada November 2018 hingga Februari 2020, Un Pays Qui Se Tient Sage salah satu dokumenter menggetarkan pada tahunnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.