Sukses

3 Perbedaan Serial Jingga dan Senja dengan Versi Novel

Sama-sama sukses mendapatkan perhatian masyarakat, simak 3 perbedaan serial Jingga dan Senja dengan versi Novel

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda sudah menyaksikan serial Jingga dan Senja yang tayang di Vidio? Beberapa dari Anda mungkin sudah berhasil menonton hingga episode terakhirnya, namun sebagian dari Anda juga baru saja memulainya.

Original series bertema kisah cinta remaja ini memang terkenal karena diadaptasi dari novel terkenal karangan penulis Esti Kinasih. Banyak yang menonton Jingga dan Senja karena telah lebih dulu membaca versi tertulisnya. Tak jarang juga yang baru mengetahui ada versi novelnya ketika menyaksikan serial ini.

Cerita yang hadir di serial Jingga dan Senja tidaklah jauh berbeda dengan versi tertulisnya. Bercerita tentang Tari dan Ari yang dipertemukan di sebuah sekolah menengah atas. Ari percaya pertemuannya dengan sosok Tari bukanlah sebuah kebetulan.

Lalu, adakah perbedaan antara Jingga dan Senja versi novel dengan versi serial yang tayang di Vidio? Berikut ini sedikit ulasannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Karakter yang Lebih Sedikit

Karena hanya hadir dengan total 8 episode, banyak beberapa cerita dari Jingga dan Senja versi novel yang tidak ditampilkan di serial ini. Namun, hal ini tetap tidak mengesampingkan inti kisah utama dalam novelnya.

Beberapa adegan hingga karakter yang disuguhkan dalam serial Jingga dan Senja jauh lebih sedikit ketimbang versi novelnya. Contohnya bisa ditemukan dalam sisi karakter. Di dalam bukunya, ada karakter guru SMU Airlangga yang sering muncul. Ia adalah Bu Sam.

Tari dan kawan-kawan sering berhadapan dengan karakter ibu guru yang satu ini. Sementara dalam versi seriesnya, karakter Bu Sam tidak ada. Karakter ini digantikan dengan sosok Pak Kepala Sekolah.

Satu hingga dua adegan dalam serial Jingga dan Senja memperlihatkan kalau Ari sering menghadap Pak Kepala Sekolah, terutama ketika pihak sekolah mengetahui bahwa Ari datang ke SMU Brawijaya untuk tunduk kepada Angga.

Selain karakter Bu Sam, ada karakter lainnya yang tidak ada dalam serial ini. Nama Lia, Maya, Sari, dan Devi di awal novel disebutkan ikut memeriahkan insiden Tari dilingungi oleh Ari dari sengatan matahari. Sementara dalam serialnya, hanya Fio dan Nyoman yang terlihat heboh.

3 dari 4 halaman

2. Perbedaan Watak Karakter

Bagi Anda yang lebih dulu menonton versi serialnya, pasti Anda berpendapat bahwa sosok Ari adalah pemuda yang kaku dan tak banyak bicara. Bahkan jika dirinya sedang berkumpul dengan Oji maupun Ridho, ia tetap sebagai pribadi yang pendiam.

Hal ini berbeda dengan karakternya dalam novel. Banyak percakapan-percakapan antara Ari dan kedua teman dekatnya ini yang menggambarkan dirinya tidak sekaku yang hadir di serialnya. 

Bukan hanya terletak dalam karakter Ari, perbedaan lainnya di terletak pada karakter Oji dan Ridho. Dikisahkan dalam novelnya, Ridho lebih mengenal Ari ketimbang Oji. Namun, dalam serialnya justru sebaliknya. Oji terlihat lebih dekat dan selalu menjadi kepercayaan Ari untuk menjadi perantara jika ada urusan yang berhubungan dengan Tari.

4 dari 4 halaman

3. Kebiasaan Sehari-hari

Jika Anda lebih dulu membaca versi novelnya, kegiatan sehari-hari seperti penggunaan kata ganti orang hingga kebiasaan-kebiasaan yang menjadi aktivitas harian beberapa karakter pasti dengan mudah Anda bedakan.

Dalam versi novelnya, diceritakan Tari berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum berupa bis kota. Ia sering turun dan menunggu bus di halte dekat dengan sekolahnya. Sementara untuk versi serialnya, Tari selalu berjalan kaki baik saat berangkat maupun pulang sekolah.

Penggunaan kata ganti juga menjadi salah satu poin yang membedakan versi serial dan juga novelnya. Di dalam novel, Tari menggunakan kata ganti “gue” yang merujuk ke dirinya ketika ia sedang berbicara kepada Ari maupun karakter sebayanya.

Di dalam serialnya, Tari justru menggunakan kata “aku” ketika berbicara. Ia hanya menggunakan kata “gue” saat bersama Fio dan Nyoman saja. Penggunaan kata panggilan kepada ibunya juga demikian. Dalam versi novelnya, Tari memanggil ibunya dengan sebutan “mama.” Sedangkan dalam serialnya Tari justru menggunakan kata sapaan “ibu.

Itulah sedikit ulasan tentang perbedaan yang terdapat dalam Jingga dan Senja versi serial maupun novelnya. Kini Anda sudah bisa nonton Jingga dan Senja episode lengkap eksklusif hanya di Vidio.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.