Sukses

Artis Kawakan: Bob Tutupoly, Pelantun Widuri yang Pernah Merasakan Kerasnya Hidup di Amerika

Bob Tutupoly dikenal berkat menyanyikan lagu "Widuri" yang dipopulerkan pertama kali pada 1977 silam.

Liputan6.com, Jakarta Di dunia musik Tanah Air, penyanyi Bob Tutupoly mungkin kini sudah tak lagi menjadi perhatian publik. Namun, selama beberapa dekade sejak 1965, namanya sempat dikenal sebagai penyanyi kharismatik.

Sosok penyanyi berdarah Maluku kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 13 November 1939 ini dikenal berkat menyanyikan lagu "Widuri" ciptaan Slamet Adriyadie yang dipopulerkan pertama kali pada 1977 silam.

Selain bernyanyi, Bob Tutupoly juga memiliki kemampuan sebagai presenter. Suami Rosmayasuti Nasution ini pernah membawakan acara sebuah kuis televisi di stasiun TVRI. Inilah kisah hidup Om Bob yang dirangkum dari berbagai sumber.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

Karier yang Penuh Perjuangan

Melihat perjalanan kariernya, Bob Tutupoly sempat merasakan perjuangan yang sangat besar di sepanjang hidupnya. Sempat ayah dari Sasha Karina Tutupoly ini terbang ke Amerika Serikat demi melebarkan kariernya.

Namun setiba di Negeri Paman Sam, anak kedua dari lima bersaudara ini justru mengalami kerasnya hidup di Amerika Serikat. Rasanya, sangat layak bila kita menggali kisah Bob Tutupoly di masa lalu hingga sekarang.

 

3 dari 10 halaman

Bermusik Sejak Sekolah

Bob Tutupoly sudah eksis di dunia musik sejak masih sekolah, sekitar tahun 1950-an. Waktu duduk di bangku SMA, ia sudah bergabung dalam Kwartet Jazz di RRI Surabaya.

Semasa itu juga Bob sudah berpengalaman rekaman lagu-lagu Maluku bersama musikus kawakan masa itu, Didi Pattirane, didukung oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta.

Selama berkiprah di Surabaya, Bob yang sempat kuliah di sana juga pernah bergabung dengan Chen Brohers dan Band Bhinneka Ria. Band Bhinneka Ria pernah menjadi juara festival band di Surabaya dan festival se-Jawa. Bahkan pada 1960, band ini pernah rekaman dengan Jack Lesmana.

 

4 dari 10 halaman

Kuliah di Bandung

Setelah sibuk bermusik ketimbang menyelesaikan kuliahnya sewaktu masih di Surabaya, Bob lalu memilih untuk kuliah lagi di Bandung. Namun kala itu, ia kembali tertarik fokus di musik setelah bergabung dengan Crescendo pimpinan Yongki Nusantara.

Dari situlah kiprahnya bermusik semakin berkibar. Pada 1963, Bob Tutupoly pernah menjadi vokalis The Riders untuk menggantikan Bill Saragih yang bekerja di Thailand. Karier Bob bersama band terhenti karena pada 1969 ia pindah ke Los Angeles, Amerika Serikat.

 

5 dari 10 halaman

Kerasnya Tinggal di Amerika

Keputusan Bob Tutupoly untuk pindah ke Amerika Serikat lantaran ia menerima tawaran untuk bergabung dalam grup Venturas. Sayangnya setiba di sana, lulusan SMA Katolik St. Louis Surabaya ini harus menjalani kerasnya hidup di sana.

Pasalnya, sewaktu di Amerika Serikat, manajemen Venturas tak menepati janji untuk menemukan produser dan rekaman di sana. Alhasil, Bob pun bertahan hidup di Amerika Serikat dengan bekerja paruh baya di toko musik.

Namun begitu, Bob akhirnya menemukan rumah barunya dalam bermusik. Ia bergabung dengan grup The Midnighters dan sering bernyanyi di San Fransisco serta Los Angeles.

Setelah itu, ia pindah ke Las Vegas dan semakin banyak mendapatkan pekerjaan bernyanyi di klub malam dan sejumlah kasino. Bahkan selama di sana, ia pernah rekaman lagu "Hello LA" dan "Bye-Bye Birmingham". Sayangnya, dua lagu tersebut tak pernah dirilis.

 

6 dari 10 halaman

Akrab dengan Musikus Besar

Selama di Amerika Serikat, Bob Tutupoly juga pernah menjalin pertemanan dengan sejumlah musikus besar kala itu. Melansir dari wawancara di kanal YouTube medcom id, nama-nama seperti Andy Williams, Al Jarreau, hingga Jimi Hendrix pernah akrab dengannya. Bahkan, ada satu momen ketika Bob berada di satu studio dengan Jimi Hendrix.

 

7 dari 10 halaman

Titik Balik Berkarier

Titik balik dalam karier Bob Tutupoly dialaminya setelah ia bertemu dengan Direktur Utama Pelita (Anak Perusahaan Pertamina) kala itu, Haryono. Setelah keduanya akrab, Bob sempat menjadi public relation dan penyanyi di restoran milik Pertamina di New York.

Hingga akhirnya pada 1976, Bob Tutupoly kembali ke Indonesia untuk merekam lagu "Widuri" karya Slamet Adriyadie. Sejak itulah namanya semakin dikenal di Indonesia. Lagu-lagu seperti "Lidah Tak Bertulang", "Tiada Maaf Bagimu", dan "Tinggi Gunung Seribu Janji" melambungkan namanya.

 

8 dari 10 halaman

Keluarga

Bob Tutupoly merupakan putra kedua dari pasangan Adolf Laurens Tutupoly dan Elisabeth Wilhemmina Henket-Sahusilawane. Ayahnya adalah anggota Angkatan Laut Indonesia di era penjajahan Belanda.

Keluarganya pernah pindah ke Yogyakarta pada saat menjadi ibu kota sementara. Salah satu adiknya gugur saat mempertahankan kemerdekaan di sana. Bob dan keluarga lalu kembali ke Surabaya pada 1953 dan bersekolah di sana.

 

9 dari 10 halaman

Penghargaan

Selama berkarier di dunia musik, Bob Tutupoly beberapa kali meraih penghargaan. Menariknya dua dari penghargaan yang diterimanya berasal dari Malaysia dan Singapura.

Pada 2009, ia bersama 15 orang penyanyi dan musikus legendaris tanah air, memperoleh penghargaan di ajang Ambon Jazz Plus Festival (AJPF). Penghargaan diberikan atas dedikasinya bersama para musikus lain dalam memajukan dunia musik tanah air dan di Maluku.

Pada 2011, ia menerima Lifetime Achievement di Malaysia dari Persatuan Artis Penyanyi dan Film Malaysia. Pada 2013, ia mendapat penghargaan dari Anugerah Seni dari Himpunan Artis Singapura. Selama berkarier pada era 1960-an, ia memang dikenal di Malaysia dan Singapura.

Lalu pada 2015, barulah ia meraih penghargaan dalam negeri oleh Legend Award versi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2015.

 

10 dari 10 halaman

Kesehatan

Hingga hari ini, Bob Tutupoly masih dalam kondisi sehat. Meskipun begitu, penggemar olahraga golf, bola voli, dan basket ini pernah terserang penyakit stroke. Namun berkat pertolongan dokter Tompi, penyakitnya itu bisa disembuhkan.

Pria yang juga pernah berpengalaman menjadi duta budaya, pemilik perusahaan, dan ketua organisasi sosial ini masih mencintai musik Indonesia dan layak menjadi legenda musik Tanah Air.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.