Sukses

Migi Rihasalay Bangun Rumah Joglo Bareng Suami, Ingin Kumpulkan Seniman untuk Berkarya

Migi Rihasalay dan suami menjadikan Rumah Joglo sebagai tempat berkumpulnya para seniman.

Liputan6.com, Jakarta Designer Migi Rihasalay akhirnya bisa mewujudkan keinginannya bersama dang suami Andrew James untuk membuat perkampungan yang berbentuk Rumah Joglo. Saat ini pembangunan Rumah Joglo yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten tengah memasuki penyelesaian akhir. 

Pembangunan Rumah Joglo ini memang menjadi impian Andrew James. Sampai akhirnya mereka memiki kesempatan untuk memiliki Rumah Joglo yang dimbil langsung dari Jepara, Jawa Tengah.

“Rumah Joglo ini kami temukan sudah rusak di beberapa daerah di Jepara. Kita beli dari penduduk dan kita pindahkan ke daerah Tanjung Lesung ini. Kampung Joglo yang ada di Tanah Pasundan, ini sesuatu hal yang unik kan,” ujar Migi Rihasalay saat ditemui di kawasan Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, baru-baru ini.

Menurut Andrew, Rumah Joglo ini memang terbilang unik. Apalagi usianya ada yang sekitar 100 tahun. Rumah Joglo ini memang bukan sesuatu yang biasa terdapat di Jawa.

“Masing-masing memiliki umur, ada yang berusia 100 tahun, ini sangat unik. Setiap Joglo memiliki cerita masing-masing. Kita bisa lihat di ukirannya,” ujar Andrew.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Inspirasi

Rumah Joglo ini diharapkan bakal menjadi kampung inspirasi bagi para seniman. Di tempat ini nantinya akan berkumpul seniman-seniman untuk mempertunjukkan kreasinya.  

“Saya dan suami memang termasuk orang yang senang dengan budaya. Di mana budaya dan bangunan dari tanah Jawa seperti rumah Joglo berupaya aku hadirkan di Tanjung Lesung yang memang ke depan akan jadi lokasi pariwisata,” ujar Migi. 

 

3 dari 5 halaman

Biaya

Untuk membangun Kampung Joglo ini, Migi bersama suami harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Tentu saja dengan bekerjasama dengan pihak terkait, impian mereka pun bisa terwujud. Kampung Joglo ini dibangun di tanah seluas 1 hektar. 

“Saat kita bangun kembali sesuai dengan gambaran aslinya. Jadi nilai sejarah dan histori nya tetap terjaga. Apalagi Andrew ini kan seorang arsitek, jadi dia tahu bagaimana membangun bangunan sejarah agar terlihat menarik dan bisa nanti dijadikan lokasi yang menarik buat para seniman berkarya," ujar Migi.

 

4 dari 5 halaman

Persembahan

Sementara itu, Andrew James yang merupakan pria berkewarganegaraan Australia mengaku bangga mempersembahkan rumah Joglo ini sebagai lokasi seni bagi para seniman ini. Dimana kecintaannya atas Indonesia membawa dirinya kini memperjuangkan statusnya menjadi seorang WNI.  

“Kalau saya bangun di Australia, ini mahal sekali. Saya cinta Indonesia karena disini saya bebas berkarya dan mengekpresikan diri saya. Dan hal itu yang tidak bisa saya dapatkan di Australia sana. Dan ketika saya menikah dengan Migi, saya ingin mempersembahkan sesuatu yang mungkin nantinya bisa dimanfaatkan bagi kebaikan generasi muda Indonesia dalam mengena budaya dan kegamanannya. Salah satunya ya ini lewat rumah Joglo ini. Dan saya saat ini sedang berjuang agar bisa jadi WNI dan ingin mati dan dikubur di Indonesia karena saya sangat cinta Indonesia," ujar Andrew. 

 

5 dari 5 halaman

Festival Tempe

Sebagai bentuk apresiasinya, perhelatan pertama yang dilakukan di Rumah Joglo adalah menyelenggarakan Festival Tempe. Selain itu, Migi juga akan menggelar program free class bagi anak-anak di sekitar sini dimana lewat program class seperti mendesign, melukis, membuat batik dan pottery dari tanah liat itu Migi ingin menjadikan rumah Joglo nya sebagai ruang berkreasi.  

“Sebagai langkah awal kegaitan yang ada di rumah Joglo ini, aku sama suami persembahkan festival tempe bertajuk Indonesian Tempe Movement 2021 yang akan berisi kegiatan disikusi tentang asal ususl tempe, lomba membuat kreasi tempe dan diskusi tentang bagaimana mengolah tempe bukan hanya sebagai makanan tapi juga beragam produk lainnya," pungkas Migi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.