Sukses

6 Fakta Film Shock Wave 2, Dari Andy Lau Perankan Ahli Bom hingga Laba Kotor Rp 3,2 Triliun

Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Itulah Andy Lau yang kembali mencetak box office lewat Shock Wave 2. Film ini telah tiba di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Mempertahankan popularitas di industri seni Asia selama hampir 40 tahun, Andy Lau telah membintangi lebih dari 170 film. Terbaru, ia membintangi Shock Wave 2 karya sutradara Herman Yau.

Shock Wave 2 yang juga dibintangi Sean Lau ini sukses di tangga box office. Dirilis pada Desember 2020, film berdurasi dua jam ini mengeruk laba kotor hingga triliunan rupiah.

Kini sekuel Shock Wave (2017) ini dapat diakses secara legal lewat platform streaming KlikFilm. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 6 fakta dari balik layar Shock Wave 2. Selamat menyimak dan selamat menonton.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Jadi Tersangka Teroris?

Dalam Shock Wave 2, Andy Lau memerankan Poon Sing-fung yang jadi tersangka utama serangan teroris. Ia mulanya Petugas Pembuangan Bom dari Biro Pembuangan Ordonansi Bahan Peledak.

Setelah kehilangan kaki akibat ledakan, Poon Sing-fung yang sebelumnya bekerja di Unit Kepolisian Hong Kong memutuskan keluar dari pekerjaannya. Ia bergabung dengan Vendetta dengan kode penyamaran Blizzard. Organisasi teroris Vendetta dijalankan Ma Sai-kwan (Tse Kwan-ho).

 

3 dari 7 halaman

2. Kolaborasi Ketiga

Shock Wave 2 syuting sejak Februari 2021 dan selesai pada Mei 2019. Kala itu, Covid-19 belum menjadi isu kesehatan global. Ini bukan kali pertama Andy Lau diarahkan Herman Yau.

Dalam catatan kami, sang sineas pernah mengarahkan megabintang Andy Lau dalam film Don't Fool Me rilisan 1991. Sewindu kemudian, keduanya berkolaborasi dalam Fascination Amour.

 

4 dari 7 halaman

3. Sekuel Yang Berdiri Sendiri

Ada Shock Wave 2 tentu ada Shock Wave 1. Ya, Shock Wave dirilis pada April 2017. Jilid pertama Shock Wave disutradarai Herman Yau. Andy Lau memerankan pengawas dan petugas penjinak bom dari Explosive Ordnance Disposal Bureau (EOD), Cheung Choi-san.

Shock Wave 2 adalah sekuel mandiri dengan karakter dan alur cerita baru. Tak ada sangkut paut dengan film pertama. Andy Lau tetap rangkap jabatan sebagai pemeran utama sekaligus produser.

 

5 dari 7 halaman

4. Terkoreksi Oleh Pandemi

Melansir dari Action-Flix.com, Shock Wave 2 semula akan dirilis pada Juli 2020 lalu diundur ke 24 Desember 2020. Pandemi Covid-19 datang dan memaksa jaringan bioskop di Hong Kong tutup mulai 2 Desember 2020 hingga 17 Februari 2021.

Yang menarik, Shock Wave 2 nekat tayang 24 Desember 2020 di Tiongkok termasuk dalam format IMAX. Shock Wave 2 kemudian tayang di Hong Kong mulai 18 Februari 2021 dan menuai sukses.

 

6 dari 7 halaman

5. Laba Kotor Rp 3,2 Triliun

Shock Wave 2 menelan biaya produksi 40 juta dolar AS atau sekitar 579 miliar rupiah. Namun laba kotor yang dikeruk film ini dari peredaran di seluruh dunia tak main-main, yakni 226,4 juta dolar atau sekitar 3,2 triliun rupiah.

Angka ini melibas pencapaian pendahulunya yang dirilis empat tahun silam. Diproduksi dengan dana 23 juta dolar AS atau sekitar 333 miliar rupiah, Shock Wave “hanya” mengumpulkan laba kotor 68,1 juta dolar AS (tak kurang dari 987 miliar rupiah). Wow!

 

7 dari 7 halaman

6. Panen Pujian Kritikus

Shock Wave 2 rupanya sempat melancong ke sejumlah festival film. Juni 2021, ia mampir ke Far East Film Festival. Juli 2021, Shock Wave 2 hadir di Neuchâtel International Fantastic Film Festival ke-20 dalam sesi “Sinema Baru Dari Asia.”

Situs Rotten Tomatoes memberi tingkat kesegaran 83 persen untuk Shock Wave 2. Kritikus Jeanmarie Tan dari The New Paper memuji kecakapan fisik dan kinerja multi-layer Andy Lau di sepanjang film ini.

Lewat siaran pers yang kami terima pekan ini, Direktur Utama KlikFilm, Frederica berharap, “Semoga kehadiran Shock Wave 2 di platform streaming KlikFilm bisa menghapus kerinduan penggemar film Mandarin dan Andy Lau di masa pandemi.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.