Sukses

5 Poin Bantahan JTBC soal Tudingan Drakor Snowdrop Memelintir Sejarah Korea Selatan

Sebagian kalangan meyakini drakor Snowdrop mendistorsi sejarah Korea. Khususnya masa yang menjadi latar waktu drama ini, yakni tahun 1987.

Liputan6.com, Seoul - Drama Korea Snowdrop yang dibintangi Jisoo Blackpink dan Jung Hae In kini tengah menjadi sorotan publik. Bukan karena penayangannya yang dinanti-nantikan, tapi karena sebagian kalangan meyakini drama ini telah mendistorsi sejarah Korea. Khususnya masa yang menjadi latar waktu drama ini, yakni tahun 1987.

Hal ini berawal saat beredar tulisan yang diklaim sebagai sinopsis drakor ini. Di tulisan ini, disebutkan bahwa tokoh utama pria adalah seorang mata-mata yang menyusup ke gerakan aktivis.

Tokoh pria lain, digambarkan sebagai ketua salah satu regu dari agensi National Security Planning (NSP) yang adil dan tegas. Dalam sejarah aslinya, agensi ini digunakan rezim otoriter masa itu dalam menghadapi gerakan pro-demokrasi.

JTBC yang menayangkan Snowdrop telah merilis bantahan pertama pada 26 Maret lalu. Mereka menyatakan yang beredar bukanlah sinopsis yang telah rampung atau mewakili isi drama.

Diwartakan Soompi, Selasa (30/3/2021), stasiun TV ini kembali merilis pernyataan mereka soal kontroversi ini, tapi dengan poin yang lebih detail. Apa saja isinya?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Bukan soal Gerakan Pro-Demokrasi

"Mengenai kontroversi bahwa drama ini menyepelekan gerakan pro-demokrasi, Snowdrop bukan drama menyangkut gerakan pro-demokrasi. Dalam naskahnya, tak ada satu pun bagian di mana tokoh utama pria dan wanita berpartisipasi atau memimpin gerakan pro-demokrasi," begitu pernyataan perwakilan JTBC.

Mereka menambahkan bahwa ada karakter yang secara tak adil dituduh sebagai mata-mata Korea Utara oleh rezim militer pada 1980-an. 

3 dari 6 halaman

2. Pemilihan Presiden 1987

Terkait poin pertama, JTBC menyebut latar dari peristiwa utama dalam Snowdrop adalah pemilihan presiden pada 1987, bukan gerakan pro-demokrasi. 

"Dramanya menggambarkan cerita fiksi tentang rezim militer, NSP, dan kekuatan lain pada masa itu yang bersekongkol dengan diktator Korea Utara dan merencanakan konspirasi untuk mempertahankan kekuasaan," tulis JTBC.  

4 dari 6 halaman

3. Klaim Tak Mengglamorisasi Mata-Mata

"Dalam latar ini, seorang mata-mata Korea Utara dan seorang agen NSP yang mengejar sang mata-mata hadir sebagai para karakter utama. Mereka bukan karakter yang mewakili organisasi atau badan pemerintah yang terkait. Mereka adalah karakter yang menekankan sudut pandang kritis atas NSP, yang secara aktif mendukung niat jahat yang ingin mempertahankan kekuatan partai pemegang kekuasaan," tutur JTBC. 

Karena itu, kata mereka, kekhawatiran bahwa drama ini mengglamorisasi pekerjaan mata-mata atau keanggotaan NSP dianggap tidak relevan. 

5 dari 6 halaman

4. Agen NSP yang Adil

JTBC juga mengungkap alasan mengapa salah satu karakter yang ditampilkan dalam drama ini adalah agen NSP yang adil dan tegas. 

"Alasan kami mendeskripsikan agen NSP sebagai 'adil dan tegas' adalah karena ia adalah agen rahasia yang menolak kesempatan untuk ditunjuk dalam posisi pemegang kuasa di negaranya dan memilih bekerja di luar negeri setelah kecewa karena melihat rekannya 'mencintapkan' mata-mata, bukan menangkapnya," tutur jubir JTBC. 

Karakter ini juga disebut sebagai orang yang memegang teguh prinsip dan menjauhi organisasi korup dan melakukan apa yang ia pikir benar. 

6 dari 6 halaman

5. Nama Karakter Jisoo

Poin terakhir yang diungkap JTBC adalah respons terhadap kekecewaan nama karakter yang dimainkan Jisoo Blackpink. Tokoh ini punya nama mirip dengan milik aktivis pro-demokrasi Korsel Chun Young Cho.

"Nama salah satu karakter dalam nama ini tidak ada hubungannya dengan Chun Young Cho. Namun, karena disebut bahwa nama ini mengingatkan kepadanya, kami akan mengubah nama tokoh utama wanita," begitu pernyataan JTBC. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.