Sukses

Victoria f(x) Putuskan Kontrak Iklan, Tolak Tudingan Kerja Paksa Etnis Uighur di China

Victoria f(x) menyebut kepentingan negara lebih penting dari apa pun.

Liputan6.com, Beijing - Beberapa bulan lalu, sejumlah perusahaan mode dunia mengungkap keprihatinan soal konidisi komunitas Uighur di China. Salah satunya adalah retailer H&M. Seperti diketahui, sejumlah kelompok pembela HAM menuding etnis minoritas ini menjalani kerja paksa terkait produksi kapas di Xinjiang.

Sikap H&M ini ternyata baru-baru ini memicu seruan boikot di China. Tak hanya itu, Victoria f(x), juga menyatakan mundur sebagai model iklan perusahaan ini.

Dilansir dari Allkpop, Jumat (26/3/2021), hal ini telah dikonfirmasi oleh label wanita ini, Victoria Song Studio. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kepentingan Negara

"Kepentingan negara lebih penting dari apa pun. Kami dengan tegas melawan pemberian stigma yang melawan China dan tak setuju mempergunakan strategi bisnis untuk menjelek-jelekkan negara dan warganya," begitu pernyataan dari pihak Victoria.

3 dari 5 halaman

Kerap Bersuara

Sebelumnya, Victoria Song juga dikenal kerap menyuarakan dukungan terhadap isu-isu yang berkaitan dengan negaranya. Soal hubungan antara China dan Hong Kong, misalnya.

Ia pernah mengunggah foto yang menampilkan tulisan 'Hong Kong is part of China Forever."

4 dari 5 halaman

Dianggap Merisaukan

Dilansir dari CNN, polemik soal tuduhan kerja paksa muslim Uighur ini kembali mengemuka di China setelah Partai Komunis yang berkuasa, mengunggah pernyataan H&M pada September tahun lalu tentang Xinjiang. Saat itu, H&M mengungkap bahwa mereka merisaukan laporan tentang kerja paksa atas produksi kapas di daerah ini.

Merek asal Swedia ini langsung dikecam dan diboikot oleh publik China. 

5 dari 5 halaman

Penolakan Keras

Kelompok Pemuda Komunis membuat tulisan tentang H&M yang kemudian menjadi viral. Isinya,"Menyebar rumor untuk memboikot katun Xinjiang, dan di waktu yang sama mencari keuntungan di China? Berharap saja!" begitu pernyataan kelompok ini. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.