Sukses

Rahasia di Balik Kuliner Asia Tenggara dalam Film Raya and the Last Dragon

Sutradara mengatakan makanan menjadi metafora visual yang penting dalam Raya and the Last Dragon

Liputan6.com, Jakarta Film animasi Raya and the Last Dragon menjadi proyek pertama Disney yang diangkat dari budaya Asia Tenggara. Alhasil, para sineas yang menangani proyek ini sangat berhati-hati dalam meminjam kebudayaan yang ada di wilayah ini untuk dijadikan materi film mereka.

"Yang hebat dari animasi Disney, karena relatif baru dalam dunia ini, perhatian atas setiap detail benar-benar besar," tutur salah satu sutradara film ini, Carlos Lopez Estrada, dalam konferensi pers daring yang digelar beberapa waktu lalu.

Detail seperti arsitektur bangunan, lanskap alam, jenis kain tradisional, hingga kuliner, benar-benar diperhatikan dalam film animasi ini.

Tak cuma untuk faktor estetis, ada makna tersendiri dalam penggambaran detail di film yang dibintangi Kelly Marie Tran dan Awkwafina ini. Contohnya, dalam hal kuliner.

"Makanan menjadi semacam metafora visual untuk rasa percaya dalam film," tutur Don Hall, yang juga berperan sebagai sutradara di film ini.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Rasa Percaya

Don Hall mengatakan makanan dalam Raya and the Last Dragon digunakan sebagai alat untuk menceritakan dinamika antara Raya dan kawan-kawannya.

"Saat para karakternya mulai bersatu, mereka mulai makan bersama, berbagi makanan. Dan ini menjadi ikonografi visual yang penting dalam film, untuk memperlihatkan tema tentang rasa percaya," kata dia.

3 dari 6 halaman

Ikatan Kuat

Para sineas mengaku terkesan saat menyaksikan dengan rasa percaya dan ikatan komunitas yang kuat di Asia Tenggara, saat terjun langsung melakukan riset.

"Dari yang kulihat dari orang-orang yang kami temui dan keluarga yang ada bersama kami, betapa (tinggi) tingkatannya dalam memercayai seseorang, semua orang begitu menerima kami," ujar co-director Paul Briggs.

4 dari 6 halaman

Berjalan Alamiah

Osnat Shurer, menceritakan bagaimana sineas memilah dan memilih budaya Asia Tenggara yang dimasukkan dalam film.

"Ini proses yang begitu alami," ucapnya. Pihaknya kerap mengadaptasi pola yang sering ditemukan dalam sejumlah masyarakat Asia Tenggara. 

 

5 dari 6 halaman

Dibantu Pakar

Mereka dibantu pakar dari masing-masing negara yang dikunjungi.

"(Asia Tenggara) sungguh dunia yang besar, beragam, indah dan kaya. Demi menemukan koneksi antar area, kami bergantung kepada pakar dari Asia," ujarnya lagi.

6 dari 6 halaman

Sinopsis Raya and the Last Dragon

Raya and The Last Dragon sendiri berkisah tentang Raya, yang disuarakan oleh Kelly Marie Tran, seorang satria yang bertekad mencari naga terakhir yang hidup. Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kumandra, tanah kelahirannya yang terpecah belah dan berada di bawah ancaman malapetaka Druun.

Ia akhirnya bertemu dengan Sisu sang naga (disuarakan Awkwafina), yang ternyata agak berbeda dari penggambarannya selama ini. 

Raya and The Last Dragon akan tayang di bioskop Indonesia pada bulan Maret ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.