Sukses

Resensi Film Persahabatan Bagai Kepompong: Perlawanan Terhadap Perundungan, Simpel Tapi Mengena

Persahabatan Bagai Kepompong semacam tribute bagi sinetron Kepompong buatan Frame Ritz, yang mengudara di SCTV sekitar pada 2009.

Liputan6.com, Jakarta Persahabatan Bagai Kepompong semacam tribute bagi sinetron Kepompong buatan rumah produksi Frame Ritz, yang mengudara di SCTV sekitar tahun 2009 dan menghasilkan lebih dari 300 episode.

Sinetron ini memopulerkan geng Kepompong dan mengukuhkan posisi Derby Romero, Mikha Tambayong, Dinda Kirana dan kawan-kawan di layar kaca Tanah Air. Lebih dari satu dekade berlalu, versi layar lebarnya dibuat.

Di depan layar diisi wajah-wajah baru. Di belakang layar ada sineas Sentot Sahid dan Alim Sudio yang dulu membidani sinetronnya. Berikut resensi film Persahabatan bagai Kepompong.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Berawal dari Sarjono

Kisahnya dimulai ketika Sarjono (Gunawan) mesti terbang ke Papua untuk urusan kerja. Ia menitipkan putranya, Ben (Bio One) kepada pasutri Bimo (Pascal Azhar) dan Indah (Lulu Tobing) yang memiliki dua anak. Salah satunya, Isabel (Yasmin Napper).

Di sekolah, Isabel membentuk geng Kepompong bersama sejumlah temannya. Sebagai anak baru, Ben yang dikenal anak mama tak mudah bergaul. Ia menjadi kaum jelata. Berkawan dengan Bimo (Fatih Unru), Ben jadi korban perundungan Bobby (Joshua Rundengan) dan gengnya.

Ben yang menutup diri mulai membuka hati kala didekati Paula (Beby Tsabina). Paula dan Isabel bersaing dalam kompetisi proposal perayaan kelulusan sekolah. Isabel meminta Ben mengintip ide Paula. Paula sendiri punya misi khusus mendekati Ben.

3 dari 7 halaman

Lagu Tema Tajamkan Suasana

Usut punya usut, persaingan Paula-Isabel bukan tanpa alasan. Indah dan ibu Paula (Donna Agnesia) dulu bersahabat lalu terlibat cekcok. Kini api permusuhan menjalar ke kedua putrinya. Puncaknya saat pihak sekolah mengumumkan pemenang proposal. Hasilnya, bikin syok berat.

Kesan pertama usai menonton, film ini punya sejumlah kelebihan yang layak diapresiasi. Pertama, ketepatan memilih lagu tema. Ini terasa sejak sesi awal, saat Ben di kamar kesepian merindu ibunya.

Lagu “Ibu” karya Ari Goliath yang mengawani Ben menajamkan suasana. Berikutnya, “Kepompong” versi syahdu yang dilantun Alena Wu melatari patah hatinya Ben di taman. Tak banyak lagu di film ini, namun mereka hadir di waktu yang tepat. Sopan menyapa, santun saat undur.

4 dari 7 halaman

Pemeran Utama Tanpa Beban

Kedua, tak disangka akting para pemain utama terasa tanpa beban. Mereka tampak menikmati peran sehingga chemistry terbangun alami antara Ben dan Isabel, Ben bareng geng Kepompong, apalagi Ben dengan Bimo.

Paula dan Ben di awal tampak canggung, setelahnya jadi malu-malu menggemaskan. Untuk drama semacam ini, sebenarnya tak butuh sinematografi penuh gaya.

Yudi Datau mengendalikan ego, sambil sesekali pamer unsur stylish dengan membingkai adegan dari jendela kelas atau angle langit taman temaram yang “mengecilkan” sosok Ben, pertanda nyalinya tengah menciut.

5 dari 7 halaman

Kejutan dari Pemeran Pendukung

Lalu, ada pemeran pendukung yang di luar dugaan memberi kejutan. Indah di tangan Lulu Tobing, meski kaya tetap bersahaja, hangat, dan tanpa jarak dengan anak sendiri maupun anak orang.

Perangainya yang tenang meyakinkan penonton bahwa ia memang baik dari sononya. Tak salah, Sarjono menitipkan Ben pada kerabatnya yang satu ini. Kejutan lain, Donna Agnesia.

Kita tahu, dominasi dan kejulidan Mama Paula punya alasan kuat. Hanya, tak menyangka bahwa Nyonya Darius Sinathrya yang dikenal lembut dan telah lama absen di layar lebar bisa garang di depan kamera.

6 dari 7 halaman

Ending Film Enggak Maksa

Kelebihan lain, ending film yang enggak maksa. Ini penting. Alim Sudio sejak awal tahu apa yang mau ditutur yakni isu perundungan. Agar tak berubah menjadi “kampanye terselubung” dibangunlah pendekatan keluarga yang sempurna dan tak sempurna untuk melatari konfllik.

Hasilnya, cerita yang dekat dan hangat tanpa melupakan akar Kepompong yang ringan dan riang. Tema perundungan boleh, terlalu pekat jangan. Mengingat gelap bukan jati diri Kepompong yang dikenal khalayak. 

Dan karena ini tribute, maka Persahabatan Bagai Kepompong tak boleh melupakan pemain aslinya. Generasi baru meneruskan karakter Kepompong sebelumnya. Generasi sebelumnya, memberi dukungan pada anak-anak baru yang terinspirasi.

7 dari 7 halaman

Mewek di Adegan Puncak

Sulit dipercaya, saya mewek menyaksikan adegan puncak saat Ben menyampaikan presentasi dalam slide-slide yang dijagai Bimo. Semangat perlawanan yang diasup Ben dari buku Max Havelaar diejawantahkan dalam perang melawan perundungan secara elegan.

Yakni, membuat garis pembeda yang jelas dan tebal antara perundung dan yang menonak dirundung. Sebuah spirit positif yang disajikan dalam dunia penuh warna, ringan, jenaka, kadang terjebak stereotipe formasi geng perempuan, namun tetap menghibur.

Jangan menunggu di bioskop, karena Persahabatan Bagai Kepompong menyapa lewat Disney+ Hotstar. Nikmatilah kerenyahan persahabatan yang menolak perundungan dari gawai Anda.

 

 

 

Pemain: Bio One, Yasmin Napper, Beby Tsabina, Fatih Unru, Gunawan, Lulu Tobing, Donna Agnesia, Tommy Kurniawan

Produser: Sentot Sahid

Sutradara: Sentot Sahid

Penulis: Alim Sudio

Produksi: Frame Ritz, Max Pictures

Durasi: 1 jam, 34 menit

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.