Sukses

Ferdian Paleka Mengaku Bukan Cuma Dirinya Otak di Balik Prank Kardus Isi Sampah

Ferdian Paleka mengaku melakukan prank tersebut agar para transpuan tidak beraktivitas pada bulan Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta Pelaku kasus prank atau video usil tentang bantuan sembako berisi sampah, Ferdian Paleka mengungkapkan alasannya membuat konten yang berujung kecaman masyarakat. Ferdian Paleka mengaku melakukan prank tersebut agar para transpuan tidak beraktivitas pada bulan Ramadan.

Menurutnya, transpuan yang berkeliaran di bulan Ramadan tidak tepat. Dengan dalih tersebut, ia bersama rekannya membagikan sembako yang berisi sampah dan batu. Namun, bingkisan itulah yang banyak dikecam masyarakat karena tidak manusiawi.

"Karena menurut saya di bulan Ramadan ini, waria enggak boleh (berkeliaran). Jadi saya melakukannya kaya gitu biar engga ada waria pas bulan suci," ujar Ferdian Paleka di Mapolrestabes Bandung, Jumat (8/5/2020).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Untuk Hiburan

YouTuber dengan jumlah subscribers mencapai 118 ribu saat artikel ini ditulis, mengaku idenya nge-prank hanya untuk hiburan. Namun ia tak menjelaskan siapa yang terhibur dengan aksi prank tersebut.

"Awal mula buat konten hanya untuk hiburan saja, enggak ada maksud lain selain itu," ucapnya.

3 dari 5 halaman

Tak Sendiri

Menurut Ferdian, ide memberikan sembako berisi sampah dan batu bukan hanya dari dirinya sendiri. Melainkan juga bersama Tubagus Fahddinar dan M. Aidil, dua pelaku lain dalam video prank tersebut.

"(Ide) kita bertiga, enggak ada salah satu," katanya.

4 dari 5 halaman

Takut

Saat disinggung soal upayanya kabur saat polisi menyelidiki kasusnya, Ferdian mengaku takut. "Iya (takut)," katanya singkat.

5 dari 5 halaman

UU ITE

Ferdian bersama M. Aidil yang ditetapkan sebagai target DPO ditangkap tim gabungan Satreskrim Polrestabes Bandung dan Jatrantas Polda Jabar setelah sempat buron sejak akhir pekan lalu. Ketiganya ditangkap di Tol Jakarta-Merak, Tangerang, Jumat (8/5/2020) dini hari.

Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan pasal Pasal 36 dan Pasal 51 ayat 2 UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE. Adapun ancaman dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak Rp12 miliar. (Huyogo Simbolon)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini