Sukses

Ria Irawan Dengar Suara di Rumah Sakit, Bunyinya: Aku yang Menentukan Hidup dan Mati  

Ria Irawan menyebut perlawanan terhadap kanker sebagai perjalanan spiritual yang membuatnya makin dewasa menyikapi hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari lima tahun, Ria Irawan berjuang melawan kanker. Selama itu, Ria Irawan melewati banyak momen dari kondisi fisik prima hingga kembali drop.

Ria Irawan menyebut perlawanan terhadap kanker sebagai perjalanan spiritual yang membuatnya makin dewasa menyikapi hidup.

Setelah dokter menyatakan kanker rahimnya 100 persen terkontrol beberapa tahun lalu, Ria Irawan berbagi pengalaman spiritual saat menjalani pengobatan di rumah sakit.

Peristiwa itu terjadi pada akhir Juli 2014 silam. Ria Irawan mengurus biaya pengobatan kanker dengan kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Suara yang Lembut

Kala itu Ria Irawan dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Di sana, Ria Irawan masuk ke ruang pemeriksaan yang disekat-sekat. Saat itulah, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik FFI 1988 termangu seraya menjinakkan rasa takut yang tiba-tiba memagut.

"Saat itu saya bertanya kepada diri sendiri mana pintu yang harus saya tuju untuk menyelamatkan nyawa? Saat itu pula, saya seperti mendengar suara lembut yang berbisik, 'Ria, kamu percaya Aku? Aku yang menentukan hidup dan mati'," beber Ria Irawan.

 

 

3 dari 5 halaman

Ria Irawan Merespons

Lawan main Mathias Muchus dalam film laris Wedding Agreement melanjutkan, "Saya merespons suara lembut itu begini: Saya serahkan segalanya kepadaMu. Saya ikhlas."

Momen itu bagaikan air yang menyirami benih-benih ketegaran di benak Ria Irawan. Dari sinilah, ia mendapat kekuatan. Bintang sinetron Bidadari Yang Terluka kemudian berbagi cerita soal perjuangan melawan kanker di sejumlah forum.

 

 

4 dari 5 halaman

Menyemangati Pejuang Kanker

Ria Irawan bercerita dengan semangat bukan dengan wajah memelas. Menurutnya, yang dibutuhkan pejuang kanker selain obat dan perawatan adalah semangat. Karenanya, Ria Irawan menyemangati pejuang kanker yang berobat lewat berbagai jalur termasuk via BPJS.

"Saya tahu pelaksanaan BPJS masih banyak kekurangan. Tapi lebih baik dilaksanakan daripada enggak sama sekali," cetus Ria Irawan saat itu.

 

5 dari 5 halaman

Semangat dari Kakak

Ia juga mengingatkan keluarga pejuang kanker untuk rajin memberi dukungan. Ria Irawan mencontohkan kakaknya, Dewi Irawan, yang meraih Piala Citra di FFI 2014 lewat film Tabula Rasa.

Usai menyampaikan pidato kemenangan, Dewi Irawan turun panggung seraya mendedikasikan Piala Citra keduanya untuk sang adik. "Semoga Ria melihat kemenangan saya ini dan terus bersemangat. Saya ingin melihatnya kembali ke lokasi syuting," harap Dewi Irawan saat itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.