Sukses

Charlie's Angels: Aksi Asyik Yang Menaruh Hormat Pada Versi Klasik

Kini 16 tahun berselang, generasi baru Charlie's Angels bangkit. Para bidadari Charlie diperkuat Kristen Stewart, Naomi Scott, dan Ella Balinska.

Liputan6.com, Jakarta - Serial televisi Charlie's Angels diangkat ke layar lebar lagi. Ini bukan fenomena anyar mengingat di awal milenium baru, Charlie's Angels difilmkan sineas McG. Kali pertama diangkat ke layar lebar, Charlie's Angels (2000) yang dibiayai 93 juta dolar AS (1,3 triliun rupiah) berhasil mengeruk pendapatan kotor hingga 264 juta dolar AS atau 3,7 triliun rupiah.

Tak heran jika tiga tahun kemudian sekuelnya dibuat, Charlies Angels: Full Throttle. Sayang, sekuel ini dihujani kritik pedas. Sejak itu, waralaba yang satu ini tak banyak diingat publik. 

Kini 16 tahun berselang, generasi baru Charlie's Angels bangkit. Para bidadari Charlie diperkuat Kristen Stewart, Naomi Scott, dan Ella Balinska. Charlie's Angels versi 2019 merupakan generasi keempat dalam sejarah sinema.

Generasi pertama muncul pada 1976. Mengudara di layar kaca hingga 1981, Charlie's Angels diperkuat Kate Jackson, Farah Fawcett, dan Jaclyn Smith. Tahun 2000 dan 2003, Charlie's Angels hadir di layar putih. Film ini melahirkan trio ikonis Cameron Diaz, Drew Barrymore, dan Lucy Liu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Ditangani Elizabeth Banks

Sewindu yang lalu, Charlie's Angels kembali ke layar kaca bersama Annie Ilonzeh, Minka Kelly, dan Rachael Taylor. Apes, serial sebanyak 8 episode ini ditanggapi dingin oleh publik.

Charlie's Angels 2019 digadang-gadang mampu memperbaiki kualitas pendahulunya. Di tangan Elizabeth Banks yang merangkap sebagai pemain, sutradara, produser, dan penulis naskah, diharapkan Charlie's Angels mampu merefleksikan kekuatan perempuan tanpa harus kehilangan aspek komersil. Seperti apa hasil akhirnya?

3 dari 7 halaman

Misi Sabina dan Jane

Charlie's Angels 2019 dimulai dengan misi Sabina (Kristen) dan Jane (Ella) melacak penggelapan dana yang melibatkan Jonny (Chris). Usai membekuk Jonny, Sabina dan Jane beribur. Di sisi lain, Alexander Brock (Sam) merilis produk Castilo yang mampu menggantikan energi listrik, ramah lingkungan dan aman bagi manusia.

Salah satu peneliti Castilo, Elena (Naomi) mengingatkan, produk itu punya efek samping yang membuat otak manusia kejang. Laporan ini tak diindahkan Alexander maupun tangan kanannya, Peter Flemming (Nat).

Keduanya nekat memperkenalkan Castilo kepada publik. Rupanya, banyak pihak mengincar Castilo. Sadar Castilo menyimpan bahaya laten dan rawan disalahgunakan, Elena menemui John Bosley (Patrick).

John yang pensiun kemudian digantikan Susan Bosley (Elizabeth). Susan menugasi Sabina dan Jane melindungi Elena sembari melacak siapa pembeli Castilo sebenarnya. Misi mematikan ini membawa trio Sabina-Elena-Jane bertemu sejumlah penjahat bertangan dingin salah satunya, Hodak (Jonathan).

4 dari 7 halaman

Cewek Banget!

Charlie's Angels 2019 mengajak penonton kembali ke era terbentuknya tiga bidadari multi-tasking. Berawal dari sebuah agensi rahasia yang merekrut sejumlah cewek multibakat berani mati. Artinya, cewek tangguh yang jadi malaikat Charlie ada banyak.

Begitu pula mereka yang menjabat Bosley. Semua berada di bawah komando Charlie, yang sebenarnya tak identik dengan jenis kelamin tertentu. Meski demikian, jenis kelamin kreator Charlies Angels 2019 turut menentukan siapa lawan siapa lakon di film ini.

Mencermati film ini hingga tuntas membuat kami sadar, Elizabeth Banks benar-benar ingin memberdayakan kaum hawa. Mayoritas protagonis utama dan pendukung adalah perempuan. Kalau pun ada laki-laki, porsinya tak banyak, apalagi dominan.

Di kubu antagonis, laki-laki amat mendominasi. Nyaris tak ada perempuan di sana. Elizabeth mengirim pesan jelas tentang perempuan sebagai makhluk cerdas. Bahkan, ada satu tokoh laki-laki yang terang-terangan dikatai bodoh dan idiot. Padahal fisiknya proporsional dan ganteng. Hiks.

5 dari 7 halaman

Chemistry, Penokohan, dan Tata laga

Berlanjut ke poin berikutnya, soal chemistry, penokohan, dan tata laga. Karena cerita berangkat dari premis terbentuknya sebuah tim, para tokoh utama semula tampak berjarak. Misi mematikan mengondisikan keduanya bersatu. Lalu terbentuk sisterhood.

Penokohan Sabina dan Jane dibuat berlawanan arah. Sabina, dibesarkan oleh masa lalu kelam, berulang kali masuk penjara lalu direkrut agensi. Jane dengan latar belakang mata-mata tampak kaku, bisa mengerjakan apa-apa sendiri, mudah terbakar dendam, dan sensitif.

Elena sebagai pendatang baru menjembatani ruang hampa di antara keduanya. Kristen tampil konyol, cuek, dan beberapa kali polahnya mengundang tawa. Sementara Ella sejak awal terlihat paling tangguh.

Grafik emosinya meninggi seiring konflik dan nuansa drama yang mengental di beberapa titik. Babak akhir film ini memperlihatkan simpul-simpul yang melilit Calisto. Sejumlah plot twist diurai berbareng porsi laga yang menyering. Elizabeth Banks mengemas konflik dan penokohan Charlies Angels dengan lumayan rapi.

6 dari 7 halaman

Sayangnya...

Sayang, koreografi tarung kurang ditangani dengan detail. Plus tata kamera dan penyuntingan kurang gesit. Akibatnya beberapa gerakan baku hantam yang mematikan tampak tak meyakinkan. Tak sampai menciptakan sensasi ngilu di benak penonton.

Ini bukan kali pertama Elizabeth duduk di kursi sutradara. Empat tahun lalu, ia memoles Pitch Perfect 2 yang mencetak box office 287 juta dolar AS. Di luar nama besar Pitch Perfect, harus diakui kapasitasnya dalam membangun interaksi pemain cukup mumpuni.

7 dari 7 halaman

Tribut untuk Para Bidadari

Charlie's Angels 2019 memperlihatkan interaksi para tokoh yang nyaris tak berjarak. Kubu antagonis dan protagonis tak 100 persen punya ikatan emosi. Ada yang tajam mempresentasikan rindu dendam. Ada pula yang sebatas, "Gue benci lo karena lo jahat dan lo harus mati."

Interaksi semacam ini membuat tempo film sempat melambat dan ketegangan yang susah payah dibangun sedikit mengendur. Untungnya, problem ini dibayar dengan penyelesaian konflik yang klimaks.

Proses menuju akhir tidak instan dan memperlihatkan susah payah yang memuaskan penonton. Ada pula tribut untuk para Bidadari Charlie generasi sebelumnya lewat sejumlah adegan maupun foto. Ini film aksi yang asyik dan menaruh hormat pada versi klasik.

 

 

Pemain: Kristen Stewart, Naomi Scott, Ella Balinska, Elizabeth Banks, Sam Claflin, Patrick Stewart, Jonathan Tucker, Djimon Hounsou, Nat Faxon, Chris Pang

Produser: Elizabeth Cantillon, Elizabeth Banks, Doug Belgrad, Max Handelman,

Sutradara: Elizabeth Banks

Penulis: Elizabeth Banks, David Auburn, Evan Spiliotopoulus

Produksi: Columbia Pictures

Durasi: 1 jam, 58 menit

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini