Sukses

Tari Cokek Berlenggak Lenggok di Jakarta Fashion Week 2020

Tari Cokek merupakan kesenian khas tradisional Betawi.

Liputan6.com, Jakarta Kesenian khas tradisional Betawi, tari Cokek semakin sulit ditemukan. Tarian yang terkenal sebagai tari pergaulan perlahan tergerus oleh kemajuan zaman. Namun, Roemah Kebaya Vielga mencoba untuk melestarikannya dengan mengangkatnya di event Jakarta Fashion Week 2020. 

Tahun ini mereka mengangkat tema Cokek Story untuk sebagai detail desainnya yang terinspirasi dari tarian cokek yang merupakan tarian khas dari Betawi.

Dalam desainnya kali ini, Roemah Kebaya Vielga yang terbiasa dengan detail bordir halus memadukan bordiran sang penari cokek dengan motif bunga bungur yang juga merupakan salah satu ikon khas dari Betawi.

Untuk warna busana yang ditampilkan, Roemah Kebaya Vielga menonjolkan ciri khas busana daerah betawi yang kental dengan warna cerah seperti merah, hijau, orange, biru dan kuning, tentunya dengan desain kekinian dan modern guna lebih mengenalkan kebaya khas betawi ke generasi muda.

"Kalau untuk anak muda main ke bordir lebih kecil-kecil, simpel yang manis. pemilihan warna yang muda juga, yang pastel," ujar Vielga Wennida selaku Desainer Roemah Kebaya Vielga saat konferensi pers, Rabu (23/10/2019).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses

Selain ciri khas budaya betawi, satu hal lain yang juga menjadi daya tarik dari desain-desain kebayanya adalah proses pembuatan yang masih menggunakan tenaga manual dalam proses bordirnya. Vielga menuturkan, hal tersebut guna memelihara kualitas dan juga warisan nenek moyang.

"Kita produksi dalam negeri dan SDM yang warisan nenek moyang masih ada, jadi bukan untuk mereguk keuntungan sebesar-besarnya, tapi melestarikan bordir handmade. Jadi kita mencoba meneruskan budaya sampai ke yang muda," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Bordir

Saat ini, Roemah Kebaya Vielga memiliki lebih dari 200 pengrajin bordir manual yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Meski tak bisa berproduksi sebanyak tenaga mesin, namun Vielga Wennida mengatakan jika bordir manual memiliki nilai seni yang tinggi karena dibuat dengan penuh rasa cinta.

"Kalau bordir manual itu ada senses of art yang tinggi dalam setiap helai kebaya yang dikerjakan oleh pencinta seni, bagaimana dia bisa mengatur bentukan daun yang sempurna dan lebih bagus dari patron yang dibuat di gambar, kemudian hasilnya juga lebih ngunci dan kuat. Bisa dikatakan bahwa ada jiwa dalam setiap helai kebaya dari Roemah Kebaya Vielga," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.