Sukses

5 Lagu Patah Hati Agnez Mo, Nomor 3 Bikin Mewek

Untuk nomor balada, Agnez Mo dikenal memiliki penghayatan tingkat tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Agnes Monica atau yang kini dikenal dengan Agnez Mo mengawali karier sebagai penyanyi cilik. Pada 2001, Agnez Mo mengirim sinyal telah menjadi penyanyi remaja lewat album kompilasi Love Theme.

Album rilisan Aquarius ini memfiturkan dua hit, yakni “Pernikahan Dini” dan “Seputih Kasih". Dua tahun berselang, Agnez Mo merilis album debut And The Story Goes To... yang diganjar platinum ganda.

Gelar teen diva pun melekat padanya. Sepanjang karier, Agnez Mo melahirkan banya hit dari lagu rancak hingga patah hati. 

Untuk nomor balada, Agnez Mo dikenal memiliki penghayatan tingkat tinggi. Kali ini izinkan Showbiz Liputan6.com memilih lima tembang patah hati paling menyayat dari Agnez Mo. Kalau nomor favorit Anda tidak masuk dalam daftar jangan marah, ya! Selamat menyimak. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Jera (And The Story Goes To..., 2003)

Pernah dengar ujaran cinta tak pernah salah melainkan kitalah yang kurang pas menempatkannya? “Jera” karya Melly Goeslaw menuturkan trauma karena mencintai orang yang telah berdua.

Saat hubungan orang yang ditaksir kandas, pihak perempuan kadung tak berani menjalin cinta yang dulu diidamkan. “Jera” dijadikan hit ketiga setelah “Bilang Saja” dan “Indah” yang bertempo upbeat. Nyaris tanpa lengkingan, lagu ini menyadarkan publik intepretasi Agnez Mo di tembang balada adalah yang terdahsyat untuk generasinya. 

 

3 dari 6 halaman

Tanpa Kekasihku (Whaddup A?, 2005)

Ini kolaborasi pertama Agnez Mo dan Dewiq yang jadi hit besar. “Tanpa Kekasihku” adalah ratapan Agnez Mo karena ditinggal mati kekasih. Tak hanya genius mendeskipsikan kehilangan lewat suara, performa Agnez Mo di video klip ini diganjar penghargaan di ajang video musik award Tanah Air.

Aransemen lagu ini dikerjakan Erwin Gutawa. Kali ini, Erwin tak membalut musik “Tanpa Kekasihku” dengan orkestra. Baginya, suara Agnez Mo sudah merefleksikan kehilangan itu sendiri, melampui sayatan biola, violin, dan kroni-kroninya.

 

4 dari 6 halaman

Teruskanlah (Sacredly Agnezious, 2009)

“Teruskanlah” merupakan patah hati paling parah. Bagi kami (amit-amit) lebih baik trauma bercinta, ditinggal mati pasangan, atau diselingkuhi sekalian daripada berada dalam kondisi punya pacar tapi seperti enggak punya pacar.

Dengan kata lain, tidak dianggap ada oleh pacar sendiri. Bait pertama “Teruskanlah” disampaikan Agnez Mo dengan teknik setengah berbisik, seperti orang berkeluh kesah. Baru mendengar bait pertama saja, rasanya kami ingin memeluk Agnez dan bilang, “Sabar ya, Jeung. Gue ngerti banget perasaan lo.”

Lagu ini mencapai klimaks lewat lirik, “Kuhidup dengan siapa? Ku tak tahu kau siapa. Kau kekasihku tapi orang lain bagiku.” Inilah lirik sakit hati di level paripurna. Tampak luar, pacaran. Di dalam sebenarnya tak dianggap. Duh!

 

5 dari 6 halaman

Karena Kusanggup (Agnes Is My Name, 2011)

Patah hati Agnez Mo berikutnya berasal dari hubungan yang tak imbang. Yakni, cinta yang tak dibalas dengan keseriusan. “Namun apa salahku, hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu?” demikian Agnez Mo melayangkan gugatan.

Agnez Mo memilih mengakhiri hubungan demi menyelamatkan martabat. Ia bisa hidup sendiri meski opsi ini tak diinginkannya. Puncak lagu ini terletak pada teriakan yang memantulkan kecewa, amarah, dan sakit yang tak terlukis. Beberapa kali tampil live, vokal prima Agnez Mo sukses mengeksekusi teriakan maut ini.

 

6 dari 6 halaman

Sebuah Rasa (Single, 2016)

Kembali menggandeng Dewiq, Agnez Mo kali ini jadi korban perselingkuhan. Padahal, hubungannya resmi. Ini terlihat dari cincin yang dikenakannya di video klip garapan Dimas Djayadiningrat.

Kali pertama mendengar “Sebuah Rasa”, kami merasakan getar vokal Agnez Mo yang bergaya teaterikal. Intepretasinya lebih matang sekaligus dewasa. Ini sejalan dengan lirik lagu yang tak semeledak-ledak dulu.

Ketika cinta berjalan tak sesuai harapan, Agnez Mo dengan bijak bersabda, “Kita berawal karena cinta, biarlah cinta yang mengakhiri.” Sedap!

(Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.