Sukses

Kilas Balik Masa Lalu, Nidji Pernah 3 Tahun Ditolak Perusahaan Rekaman

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu band sukses di Tanah Air, perjuangan Nidji menuju puncak popularitas rupanya melewati jalan panjang. Gitaris Nidji, Ramadhista Akbar, berbagi kenangan kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Sebelum menuju studio rekaman dan teken kontrak dengan perusahaan rekaman Musica Studios, Nidji sempat tiga tahun terkatung-katung. Rama bercerita kala itu Nidji mengirim demo rekaman ke sejumlah major label, tapi berakhir dengan penolakan.

“Alat atau instrumen musik zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Kedua orang tua saya berprofesi sebagai dokter dan insinyur. Mereka tidak mendukung saya bermusik. Namun saya buktikan saya bisa sukses di musik,” ungkap Rama Nidji yang jadi narasumber di program Erlangga Talent Week 2019.

Saat itu, orang tua minta Rama menyelesaikan pendidikan. “Selama bermusik, saya buktikan bisa menyelesaikan pendidikan. Bakat yang saya pilih tidak salah. Hasilnya orang tua bahagia dan saya mendapat yang saya mau,” ucap Rama.

Titik cerah dalam karier Nidji terlihat saat Musica Studios memberikan kesempatan merilis album perdana, Breakthru. Album ini memfiturkan sejumlah hit besar seperti “Sudah,” “Bila Aku Jatuh Cinta,” dan “Kau dan Aku.”

Album ini terjual setengah juta kopi lebih. Setahun kemudian, album Top Up meledak bersama hit “Biarlah.” “Jauh sebelum kesuksesan itu, selama tiga tahun kami bikin lagu, bikin demo, dikirim ke perusahaan rekaman lalu berujung surat berisi penolakan bahwa Nidji tidak bisa gabung di label anu,” kenang Rama.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Instan

Kisah pahit itu tak menyurutkan langkah para personel Nidji meraih mimpi. Kegagalan dan penolakan bagaikan cambuk pemantik semangat serta motivasi.

“Jadi selama tiga tahun kami patungan. Kerjaannya latihan musik dan bikin lagu melulu. Tidak instan prosesnya. Kami berusaha, akhirnya ada satu perusahaan rekaman yang tertarik dengan musik kami. Lalu kami terjun ke industri musik. Hingga sekarang,” pungkas Rama. (Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.