Sukses

Joko Anwar Bantah Serukan Bubarkan KPI Gara-gara Trailer Gundala Ditegur

Joko Anwar menyerukan bubarkan KPI, beberapa hari lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Joko Anwar menyerukan bubarkan KPI, beberapa hari lalu. Ia membantah, seruan itu disampaikannya gara-gara sakit hati trailer film Gundala memuat kata b*****t ditegur KPI.

Joko Anwar menyebut seruan bubarkan KPI yang dilontarkan bulan ini merupakan puncak kegelisahan yang lama terpendam. “Dari dulu sebenarnya saya gelisah. Cuma waktu itu saya selalu berpikir apa jangan-jangan televisi yang selama ini ketakutan atau paranoid sendiri padahal KPI-nya enggak seketat itu,” ujar Joko Anwar di Jakarta, baru-baru ini.

Tapi ternyata KPI seketat itu. “Masa Spongebob dinilai melanggar norma kesopanan atau tidak sesuai dengan tontonan anak-anak. Spongebob gitu, lo? Kalau mereka sudah bilang Spongebob melanggar norma apa pun itu mereka sudah tidak usah menilai apa pun dalam dunia untuk kita. Terserah mereka pikirkan sendiri,” beber Joko Anwar.

Sutradara Pengabdi Setan menjelaskan masyarakat Indonesia harus menjadi civil society, masyarakat madani, yang bisa mengatur diri sendiri. Kalau tidak, rakyat Indonesia akan menjadi masyarakat yang kerdil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memaksakan Persepsi

“Termasuk sensor apa pun itu sudah bukan zamannya lagi. Dilarang menonton di televisi, dibilang ini tidak sopan segala macam sementara kita bisa menonton apa saja dari mana saja, gampang kok,” Joko Anwar menyambung.

Ada pula yang menyebut KPI menerapkan standar dobel. Animasi diburamkan namun beberapa kali adegan sinetron tak masuk akal atau adegan di ranjang lolos. Joko Anwar merepons, “Saya tidak melihat standar dobel meski itu juga tidak baik. Tapi fakta mereka memaksakan persepsi terhadap sebuah tontonan yang harus kita lawan.”

 

3 dari 3 halaman

Tanggung Jawab Orangtua

Di pengujung wawancara dengan Showbiz Liputan6.com, Joko Anwar mengingatkan yang namanya tontonan itu tidak terhindarkan. Yang tidak boleh menonton suatu konten adalah anak di bawah umur. Anak-anak di bawah umur ini yang mengawasi semestinya orang tua.

“Mereka menentukan ini boleh dan ini tidak boleh. Kalau orang tua mengeluh tak sempat mengawasi tontonan anak-anak mereka ya jangan bikin anak. Ini tanggung jawab mereka untuk mengecek anak usia berapa dan konten apa yang pantas buat mereka,” pungkas Joko Anwar. (Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini