Sukses

Spider-man Far From Home: Pahlawan Super Paling Santai di Semesta Marvel

Kisah Spider-man Far From Home terjadi beberapa tahun setelah Thanos kalah

Liputan6.com, Jakarta - Agar dapat memahami kisah Spider-man Far From Home dengan utuh, ada baiknya Anda menonton Avengers Infinity War dan Avengers Endgame. Dalam dua jilid Avengers itu dikisahkan Thanos melenyapkan setengah populasi umat manusia di dunia.

Spider-man bersama para pahlawan super lain berupaya mengembalikan mereka yang lenyap. Kisah Spider-man Far From Home terjadi beberapa tahun setelah Thanos kalah. Dalam Spider-man Far From Home, pemusnahan separuh penduduk bumi disebut “blip.”

Spider-man Far From Home menyebut, beberapa dari mereka yang di-blip kembali ke bumi dengan perubahan. Ada yang mendadak jadi remaja seperti Brad (Remy), misalnya. Brad kini jadi teman sekelas Peter Parker (Tom), MJ (Zendaya), dan Ned (Jacob). Brad mencintai MJ.

Suatu hari, kelas Peter mengadakan karya wisata ke sejumlah kota di Eropa, termasuk London dan Paris. Celakanya, London diserang Elements, makhluk yang menyerap energi dari api, angin, air, dan tanah.

Beruntung, Nick Fury (Samuel) dan Mysterio (Jack) datang menghalau Elements. Nick dan timnya kemudian melacak keberadaan Elements di Praha. Mysterio dan Nick meminta Peter Parker membantu membunuh makhluk ini. Permohonan ini ditolak Peter. Alasannya, ingin fokus berwisata dan menyatakan cinta kepada MJ di Menara Eiffel.

Mendadak guru Peter, Pak Harrington (Martin), mengabarkan bahwa rute karya wisata berubah dari Paris ke Praha. Di sinilah Peter sadar bahwa Nick membajak jadwal liburannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Eksentrik dan Konyol

Spider-man tampak lebih eksentrik jika dibandingkan dengan film pahlawan super lain. Karakteristik filmnya menyesuaikan pola pikir tokoh utama. Peter, yang masih bocah kerap terlihat egois. Ia berpikir untuk saat ini dan acapkali tak menimbang konsekuensi atas pilihannya yang emosional.

Spider-man Far From Home dikemas dengan gaya santai. Itu sebabnya pahlawan kita beberapa kali mementingkan cewek ketimbang menyelamatkan dunia. Ia dengan mudah mengganti kostum pahlawan.

Bisa jadi, Spider-man pahlawan yang paling sering berganti kostum. Ia seolah menyuarakan bahwa pahlawan bukan soal kostum semata. Dari segi alur, Spider-man terasa ringkas dengan tema besar mencari jati diri yang dikembangkan dalam renungan seputar konsekuensi menjadi pahlawan. Bahwa tanggung jawab yang diemban pahlawan tak pernah makin ringan. Dulu ia diminta menyelamatkan kota, kini beberapa negara.

Dunia remaja digambarkan dengan pilihan warna yang cerah, selera humor seputar permainan video gim, kebiasaan pria lajang Amerika saat pelesir ke Eropa, dan mitos situs bersejarah di beberapa ibu kota negara Eropa.

Tom dan Zendaya menampilkan chemistry kuat lewat hal-hal sepele seperti tempat duduk di gedung opera, bandul kalung Black Dahlia, dan tingkat kepercayaan 67 persen. Di sisi lain kita melihat ke-alay-an anak SMA yang dengan mudah berganti sudut pandang. Menyatakan putus pun semudah bilang cinta.

Naskah Spider-man Far From Home bisa jadi tak sekuat Home-coming. Mengingat Home-coming meletakkan dasar karakter Peter Parker versi Tom Holland. Ia tak bisa disamakan dengan Tobey Maguire atau Andrew Garfield yang karismatik.

Di tangan Tom, Spiderman lebih muda, konyol, sedikit teledor, namun berkemauan keras, punya naluri kuat, sekaligus tanggung jawab. Di jilid ini, fondasi yang kuat tadi tinggal dilanjutkan seraya menjembatani si manusia laba-laba dengan dunia Avangers yang kompleks.

3 dari 3 halaman

Pahlawan Paling Santai

Spider-man Far From Home sukses mengaitkan peristiwa di Avengers Endgame dengan dunianya sendiri. Tampak rapi, apik, dan terlihat lebih utuh. Dan satu lagi, sekonyol apa pun Peter Parker, filmnya selalu menampilkan isu aktual. Salah satunya, saat Spider-man bertatap muka dengan Mysterio.

Mysterio menyinggung karakter masyarakat zaman sekarang dengan menyatakan, “Mereka butuh kepercayaan dan dalam kondisi seperti sekarang, mereka akan mempercayai apa pun.”

Itulah wajah dunia saat ini. Saking butuh sesuatu untuk dipercayai, hoaks yang melenakan pun diaminkan. Saat itu terjadi, kepercayaan publik dengan mudah diperalat para penjahat. Kebenaran pun menjadi sebuah ilusi. Untuk itulah Spider-man hadir.

Lebih dari 30 persen film ini berisi hura-hura dan materi pemantik tawa. Ini menajamkan posisi Spider-man sebagai pahlawan paling santai jika dibandingkan dengan tokoh sejenis dari jagat Marvel.

Spider-man Far From Home tampaknya hendak menguatkan pesan yang diusung film animasi peraih Oscar, Spider-man into Spider-verse, bahwa siapa pun bahkan dari dimensi mana pun bisa menjadi Spider-man. Entah kulit Anda putih atau berwarna. Entah kostum Anda merah-biru, bahkan hitam sekali pun. Kepahlawanan itu bersumber dari hati, yang mau peduli kepada orang lain. (Wayan Diananto)

Main Tebak-tebakan Yuk!

Sebutkan judul lagu yang membuka film Spider-man Far From Home:

A. “All by my Self” (Celine Dion)

B. “Hero” (Mariah Carey)

C. “I Will Always Love You” (Whitney Houston)

D. “Beautiful” (Christina Aguilera)

E. “Lucky” (Britney Spears)

 

Film Spider-man Far From Home

Pemain: Tom Holland, Samuel L. Jackson, Jack Gyllenhall, Zendaya, Martin Starr, Jon Favreau, Remy Hii

Produser: Kevin Feige, Amy Pascal

Sutradara: Jon Watts

Penulis: Chris McKenna, Erik Sommers

Produksi: Marvel Studios, Columbia Pictures

Durasi: 2 jam, 9 menit

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini