Sukses

Ini Alasan Kuasa Hukum Keberatan Ahmad Dhani Dipindah ke Rutan Medaeng

Ahmad Dhani ditahan sementara di Rutan Medaeng Sidoarjo Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta Aldwin Rahardian, kuasa hukum Ahmad Dhani mengaku keberatan dengan keputusan pemindahan penahanan kliennya, di Rutan Klas I Surabaya, Medaeng Sidoarjo, Jawa Timur. Ia mempertanyakan kepastian hukum atas Dhani.

"Tadi kami juga menandatangani berita acara penolakan atas pemindahan mas Dhani. Kami hanya mempertanyakan kepastian hukumnya itu saja," tutur Aldwin saat ditemui di Rutan Klas I Surabaya, Medaeng Sidoarjo, Kamis (7/2/2019).

Hal ini yang membuatnya semakin menduga adanya nuansa politis yang begitu kental pada kasus Ahmad Dhani. Pertama, keberadaan dua surat penetapan terkait keberadaan Ahmad Dhani. Kedua, jaksa tidak berhak menahan Ahmad Dhani dalam kasus ujaran kebencian di Surabaya.

"Sebetulnya buat apa mas Dhani ditahan. Toh ini masuk dalam pemeriksaan tingkat banding untuk perkara yang ada di Jakarta. Sementara di perkara di Surabaya Ahmad Dhani harusnya tidak ditahan. Saya berasumsi jaksa hanya meminjam Dhani untuk hadir dalam sidang setelah itu dikembalikan lagi ke Jakarta," katanya.

Di samping itu, kliennya sudah menjalani masa pengenalan lingkungan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Otomatis, saat dipindahkan ke Surabaya Dhani juga akan menjalani Mapenaling atau pembinaan perilaku sosial narapidana melalu program masa pengenalan lingkungan di lembaga pemasyarakatan.

"Bukan soal ditaruh di Medaeng. Tapi kepastian hukum. Di sana Mapenaling, di sini juga. Belum lagi bertumpuk-tumpuk, ini apa maksudnya. Mau menyiksa orang. Ini akan kita sampaikan protes ke DPR RI dan Komnas HAM terkait perlakuan itu," ucap pengacara Ahmad Dhani ini.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pencemaran Nama Baik dan Ujaran Kebenciaan

Dalam sidang perdana di PN Surabaya Jaksa Penuntut Umum, Rachmat Hari Basuki membacakan dakwaan dih adapan Ketua Majelis Hakim, R. Anton Widyopriyono. Dalam kasus ujaran kebencian, Ahmad Dhani dinilai melanggar pasal 27 ayat 3 UU ITE tahun 2016 tentang pencemaran nama baik.

Terdakwa didakwa dengan pasal 45 Pasal 45 ayat (3) jo pasal 27 ayat (3) UU RI NO. 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU no. 11 tahun 2008 tentang UU ITE.

Kamis pagi tadi, terdakwa ujaran kebencian, Ahmad Dhani Prasetyo mengenakan baju hitam bertuliskan Tahanan Politik dengan blangkon hitam memasuki ruang sidang Cakra Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, sekitar pukul 09.20 WIB, Kamis (7/2/2019). 

Saat ditanya mengenai persiapan jelang sidang perdana pencemaran nama baik, ujaran kebencian idiot, Ahmad Dhani hanya mengumbar senyuman. "Nanti saja mas, ramai - ramai," ucap Dhani. 

3 dari 4 halaman

Tidak Pakai Rompi Tahanan

Ahmad Dhani Prasetyo sudah tiba di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya sekitar pukul 06.29 WIB. Politikus Partai Gerindra tersebut diagendakan menjalani persidangan ujaran kebencian idiot pada pukul 10.00 WIB di Ruang Cakra.

Suami Mulan Jameela itu tiba di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 05.47 WIB, selanjutnya dibawa ke PN Surabaya menggunakan mobil tahanan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Sampai di PN Surabaya sekitar pukul 06.29 WIB dengan dikawal petugas dari kejaksaan.

Musisi asal Surabaya tersebut tidak mengenakan rompi tahanan. Seperti biasa, Dhani hanya mengenakan blangkon dan kaos oblong dengan setelan celana jeans warna hitam.

 

4 dari 4 halaman

Pengamaman Ketat

Humas PN Surabaya, Sigit Sutriono mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada sidang perdana Ahmad Dhani maka pihaknya bekerjasa dengan pihak kepolisian untuk pengamanan.

"Karena pagi ini ada agenda sidang yang menjadi perhatian publik, sidang Ahmad Dhani dan sidang Gojek, untuk itu kami bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk pengamanan," tutur Sigit, Kamis (7/2/2019).

Aparat kepolisian yang diturunkan kali ini mencapai 400 personil termasuk mobil barakuda dan water canon. "Kalau jumlah petugas kepolisian ada 400 yang disiagakan," katanya.

Sigit berharap, dengan jumlah petugas kepolisian tersebut, sidang bisa berjalan dengan aman dan lancar. "Harapannya sidang berjakan aman dan lancar," pungkasnya.

Sementara itu, mobil barakuda dan dua mobil water canon disiagakan dipinggir jalan depan PN Surabaya untuk mengamankan jalannya persidangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini