Sukses

Dianggap Tak Becus Kerja, Pasha Ungu Siap Mundur

Banyak yang menyebut Pasha Ungu tidak maksimal dalam menangani musibah.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi dan tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tengah, menjadi cobaan yang dihadapi Pasha Ungu. Musibah yang merenggut 2.000 jiwa ini seakan menjadi pembuktian dirinya sebagai Wakil Wali Kota Palu.

Di tengah upaya membangkitkan Palu kembali pascagempa dan tsunami, suara-suara miring datang mengarah ke Pasha Ungu. Banyak yang menyebut suami Adelia Wilhelmina itu tidak maksimal dalam menangani musibah.

Sementara itu, Pasha Ungu pun menerima anggapan tersebut. Ia bahkan siap mundur bila dianggap tak maksimal dalam bekerja.

"Saya secara pribadi sebagai wakil wali kota kalau memang dianggap tidak maksimal menjalankan pemerintahan, saya tidak ada masalah. Saya siap diturunkan atau mengundurkan diri," ujar Pasha Ungu dikutip Dream.co.id dari planetmerdeka.com, Kamis 18 Oktober 2018.

Ayah tujuh anak ini tidak ambil pusing terhadap kelompok masyarakat yang sengaja memperkeruh suasana warga di Palu. Pria bernama asli Sigit Purnomo Syamsuddin Said ini tetap ingin membangkitkan kembali kota Palu usai dilanda bencana pada 28 September 2018.

"Kami tidak peduli dihujat, kami tidak mau pusing dihina sampai dikatakan tidak mampu, saya secara pribadi tanpa membawa unsur-unsur pemerintah berusaha bekerja. Kalau setelah ini, saya (mundur), mungkin pak wali kota seperti apa nanti, bagaimana tanggapan beliau, saya belum tahu," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sudah Maksimal

Menurut Pasha, aparat pemerintahan sudah maksimal memberikan pelayanan ke masyarakat untuk membantu menyalurkan bantuan yang tiba di kota Palu. Jadi dia tidak mengerti bila ada sekelompok masyarakat yang menilainya tidak maksimal bekerja.

"Kira-kira seperti apa yang kami harus lakukan?" tanya dia.

3 dari 3 halaman

Tanggap Darurat

Pasha tidak akan mempersoalkan jabatannya saat ini. Bagi dia, yang penting memberikan bantuan pada masyarakat agar bisa bangkit dari kondisi saat ini.

"Saya kira itu bukan persoalan, tapi hari ini bagimana kita memberikan pemenuhan jaminan hidup masyarakat kita terkait tuntutan kebutuhan makanan mereka, karena tanggap darurat ini diperpanjang sampai tanggal 26 Oktober," ucapnya. (Amrikh Palupi/Dream.co.id)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.