Sukses

Film Lima Batal Dapat Sensor 13 Tahun ke Atas

Film Lima ini mengangkat lima dasar Pancasila yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta - Lola Amaria sudah menyiapkan satu karya khusus dalam rangka menyambut hari kesaktian Pasncasila yang diperingati setiap 1 Juni. Karya tersebut berupa sebuah film berjudul Lima.

Dalam film ini, Lola Amaria mengangkat lima dasar Pancasila yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menjelang tayang, Lembaga Sensor Film (LSF) melakukan sensor terhadap film tersebut, guna menentukan usia yang boleh menonton film tersebut.

Hasilnya, film yang dibintangi oleh Prisia Nasution ini diberikan sensor untuk usia 17 Tahun Ke Atas. Pro dan kontra pun muncul menyusul hasil dari LSF tersebut.

Lola Amaria dan pihak film Lima mengharapkan film ini mendapatkan sensor untuk 13 Tahun Ke Atas. Pasalnya, film tersebut sarat unsur edukasi tentang Pancasila yang dirasa lebih baik mengambil pasar anak-anak dari usia 13 tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mediasi

Senin (28/5/2018), Di Gedung Film, Jakarta Selatan, LSF, DPR, dan Lola Amaria, selaku produser, akhirnya melakukan mediasi untuk memastikan apakah film Lima layak mendapatkan sensor 13 Tahun Ke Atas. Namun, LSF tetap menegaskan bahwa film Lima hanya bisa mengantongi sensor 17 Tahun Ke Atas.

 

3 dari 5 halaman

Alasan

Sayangnya, tidak ada satu pihak pun yang membeberkan alasan mengapa film tersebut harus masuk kategori 17 Tahun Ke Atas. Menurut Ketua LSF, Ahmad Yani Basuki, hasil dari mediasi bukan untuk menjadi konsumsi publik.

 

4 dari 5 halaman

Bukan Konsumsi Publik

“Karena itu ada sensitifitasnya, biarlah menjadi konsumsi internal LSF dan pemilik film. Agar semua terjaga dengan baik, karena ini juga film yang baik,” kata Yani saat ditemui usai mediasi.

 

5 dari 5 halaman

Lapang Dada

Lola Amaria sendiri mengaku bahwa pada mulanya film Lima dibuat memang untuk dikonsumsi anak-anak dari usia 13 tahun. Namun, akhirnya ia harus menerima keputusan tersebut. 

“Saya lapang dada tapi beberapa ibu-ibu, kepala sekolah, dan guru-guru yang merasa anak muridnya wajib nonton itu protes dan bilang ke saya untuk berjuang. Lho, saya sudah membuat filmnya dan memang saya membuatnya juga untuk 13+ tapi ya pada kenyataannya dapat 17+ saya enggak bisa berbuat apa,” kata Lola.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.