Donald Trump Benar Jadi Presiden, Ini Tanggapan The Simpsons

Liputan6.com, Los Angeles - Sebuah teaser dari episode terbaru The Simpsons yang keluar Minggu, (13/11/2016), memberikan reaksi mengenai Donald Trump yang akan menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Melalui akun Twitter resmi The Simpsons, mereka menunjukkan teaser kelanjutan dari episode Presiden AS di tahun 2000 silam. "Update dari prediksi The Simpsons mengenai Trump yang menjadi Presiden," tulis The Simpsons.

The Simpsons updates its 2000 prediction of a Trump Presidency... #TheSimpsons pic.twitter.com/Myf5rYb9Dj

— The Simpsons (@TheSimpsons) November 14, 2016

Dalam video yang berdurasi 10 detik, Bart, yang tengah berada di dalam kelasnya, menulis sebuah tulisan, "being right sucks" secara berulang kali di papan tulis kelasnya.

Dengan diunggahnya teaser terbaru dari episode The Simpsons, beberapa netizen beranggapan bahwa inilah jawaban dari The Simpsons atas kebenaran prediksinya.

Bahkan, akun Twitter @tawbii, melihat kemiripan yang ditunjukkan The Simpsons di tahun 2000, dengan hasil voting Presiden AS beberapa hari yang lalu.

"Bukan hanya benar memprediksi Trump menang, mereka pun memprediksi map kemenangan dua kandidat. Dan, mereka benar," tulisnya seperti dikutip Buzzfeed, Senin (14/11/2016).

Serial TV The Simpsons, memang pernah memiliki satu episode yang di mana di dalamnya menyebutkan bahwa Donald Trump pernah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Episode yang diberi judul "Bart to the Future" itu mengudara di tahun 2000 silam.

Dalam episode tersebut, karakter Bart Simpsons digambarkan sedang berada di masa depan. Lisa, adik Bart yang sangat pintar dari kecil, kala itu tengah menjadi Presiden AS. Adegan tersebut pun menyebutkan bahwa Donald Trump adalah Presiden AS sebelum dirinya.

Kira-kira, beginilah dialog Lisa kepada para penasihatnya, "Seperti yang kalian ketahui, kita telah cukup mewarisi krisis anggaran dari Presiden Trump." 

Jika mengikuti prediksi The Simpsons, apakah itu artinya, seorang presiden wanita yang akan menggantikan kedudukan Donald Trump nantinya?