Sukses

Pemerintah Negara Ini Juga Ingin Spongebob Dihapus

Bukan hanya di Indonesia Spongebob terancam di hapus. Di negara ini juga.

Liputan6.com, Jakarta Spongebob tampaknya sedang kurang disukai sejumlah pemerintahan.

Setelah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memasukkan Spongebob Squarepants dalam acara kartun yang harus diwaspadai, pejabat negara Kazakhstan juga menganggap Spongebob sebagai "biang kerok bengal" dan "perusuh".

Mengutip situs The Moscow Times, laman New York Daily News, Sabtu (27/9/2014), menyebut karakter Spongebob seorang "pem-bully" yang "secara reguler terlibat konflik dengan orang-orang di lingkungannya dan sepertinya ia menikmati hal itu."

Pejabat dari kementrian pendidikan negara di Asia Tengah itu menuduh Spongebob merusak pikiran anak-anak. Ia mewanti-wanti orang tua agar menjauhkan anak-anak dari program tersebut.

Pejabat tersebut, Zabira Orazalieva, kepala kantor Perlindungan Hak Anak, semacam KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) di sini, yang bertugas mengawasi tontonan untuk anak mengatakan, "Spongebob memukul tetangganya, berkelakuan nakal, dan menikmati hal tersebut."

Kata pejabat negara bekas Uni Soviet ini juga, "Perilaku tukang bikin rusuh ini tertanam dalam pikiran anak-anak. Mereka melihat (Spongebob) sebagai model dan akan meniru (kelakuan) itu di kehidupan nyata."

New York Daily News mencatat, ini bukan kali pertama Spongebob mendapat kecaman di suatu negara. Pada 2012, sebuah kelompok konservatif di Ukraina--sebuah negara pecahan Soviet lain--menuduh Spongebob Squarepants mempromosikan homoseksualitas.

Sementara itu, di Indonesia, akibat KPI memperingatkan tayangan Spongebob, muncul dugaan acara itu bakal dihapus dan desakan di Twitter agar hal itu tak sampai dilakukan. Tagar #SaveSpongebob sempat menjadi trending topic dunia sebagai wujud support agar Spongebob tetap tayang. (Ade)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini