Sukses

Strategi Wika Gedung Cegah Arus Kas Negatif

Direktur Keuangan, HC, dan Manajemen Risiko Wika Gedung Syailendra Ogan menuturkan, pihaknya tengah menyasar proyek pemerintah, karena anggarannya dipastikan sudah ada.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau WIKA Gedung menjelaskan, strategi ke depan Perseroan akan memprioritaskan proyek-proyek yang memiliki pendanaan jelas jangka panjang. Hal tersebut dilakukan agar tidak lagi terjadi arus kas negatif.

Direktur Keuangan, HC, dan Manajemen Risiko Wika Gedung Syailendra Ogan menuturkan, pihaknya tengah menyasar proyek pemerintah, karena anggarannya dipastikan sudah ada.

"Strategi yang kita lakukan, proyek yang kita sasar 80 persen proyek pemerintah, anggarannya ada," kata Ogan dalam paparan publik WEGE, Kamis (8/12/2022).

Dia juga menuturkan, saat ini terdapat perubahan strategi perseroan dalam rencana bisnisnya.

"Jadi memang ini strategi yang sudah kita buat ditencana bisnis kita, setelah COVID 2020-2021, kita mengubah strateginya terhadap pasar-pasar pemerintah, BUMN dan swasta," kata dia.

Kemudian, pada 2023, porsi tersebut berubah menjadi 10-20 persen proyek swasta, dan 80 persen proyek pemerintah maupun BUMN.

"Pada 2017 sampai dengan 2019 itu 70 persen proyek swasta, sisanya proyek pemerintah dan BUMN. Sekarang kita berubah 2023 10-20 proyek swasta, 80 persen proyek pemerintah dan BUMN," kata dia.

Sementara itu, Direktur QHSE & Pemasaran WEGE, Yulianto mengatakan, pihaknya telah memiliki perencanaan untuk 2023 dan meyakini industri konstruksi tumbuh cukup bagus. Apalagi salah satu katalis positifnya ada di Ibu Kota Negara (IKN) tidak hanya di PUPR tetapi juga Kementerian atau lembaga lain. 

Kedua dari sisi swasta juga sudah melihat ada pergerakan meskipun tidak besar, tapi secara potensi dibandingkan 2-3 tahun terakhir sudah mulai ada pergerakan sehingga itu menjadi sasaran WEGE di bawah 20 persen. 

"Jadi kita yakini, bahwa industri kontruksi masih positif dan kita tetapkan juga untuk pertumbuhan 2023 antara 10 sampai 20 persen. Saya yakini bisa kita capai," kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Target Perseroan

Yulianto mengaku, pihaknya memiliki kekuatan dari sistem manajemen WIKA.

"Di sana ada juga BIM, sumber daya manusia, BLU dari perusahaan yang menjadi kekuatan untuk mencapai hasil yang lebih baik," kata Yulianto.

Tak hanya itu, Ogan menyebutkan, terdapat beberapa pasar yang akan digarap oleh WIKA Gedung.

"Jadi outlooknya, kita melihat beberapa pasar yang akan tetap kita masuk dan pertajamkan. Jadi pasarnya ada di RS, yang memang masih tumbuh dan berpeluang besar untuk industri konstruksi," kata dia.

Kemudian, ada juga pasar pendidikan di mana beberapa universitas yang ada melakukan kegiatan investasi dari konstruksi.

"Kedua di pasar pendidikan. Beberapa universitas yang ada melakukan kegiatan investasi dari konstruksi, sehingga ini akan menjadi proyek sasaran pada 2023 dan ada beberapa BUMN yang sudah memang menargetkan investasi untuk perkantoran baik di Jakarta maupun luar daerah," kata Ogan.

Menurut ia, pasar tersebut masih tumbuh, sehingga tahun depan berpeluang besar. 

"Nah ini masih tumbuh tahun depan berpeluang besar dari hasil kalkulasi kita. Terakhir, kita masuk pasar pariwisata. Jadi ini yang masih kita sasar dan yakin bahwa untuk konstruksi masih tumbuh," katanya.

Ia mengatakan, peluang pasarnya masih cukup baik bagi industri konstruksi di tengah kekhawatiran resesi.

"Jadi peluang pasarnya masih cukup baik. Walaupun diketahui bahwa akan terjadi resesi dan sebagainya serta tahun politik, tetapi Indonesia itu tidak pernah mengalami resesi. Jadi kami yakin kami masih mampu bertahan dan eksis terutama di industri konstruksi gedung," ujar dia.

3 dari 4 halaman

Kontrak Baru

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau disebut WIKA Gedung meraih kontrak baru hingga November 2022 telah mencapai Rp 4,24 triliun atau meningkat 107 persen year on year. WIKA Gedung optimistis mampu meraih kontrak baru hingga Rp 7 triliun.

Komposisi perolehan kontrak baru tersebut terdiri dari kantor 22,13 persen, fasilitas publik 67,08 persen, komersil 0,87 persen dan residensial 9,93 persen.  

Direktur QHSE & Pemasaran Wika Gedung, Yulianto menuturkan, pihaknya tetap mengejar target kontrak baru senilai Rp 7 triliun.

"Kita tetap target kontrak Rp 7 triliun. Kami sudah punya jadwal ada proses yang kita ikuti sekitar 11 tender dan semoga semuanya berkontrak dalam dua minggu ini," kata Yulianto dalam paparan publik WEGE, Kamis (8/12/2022).

 

 

 

4 dari 4 halaman

Optimistis Raih Target Kontrak Baru

Wika Gedung optimistis meraih target kontrak baru tersebut dengan calon kontrak baru dari swasta 20 persen dan 80 persen untuk pemwrintah maupun BUMN.

"Kita terus kawal ada di Kementerian BUMN dan sekitar 15 sampai 20 persen ada di swasta. Kita optimis bahwa sesuai RKAB bisa kita capai," kata dia.

Sementara itu, rincian kontrak baru tersebut antara lain berasal dari Dhoho International Airport phase 2, PT Bio Farma’s Product Development Facility Bandung, Building 1 & 2 ITB Innovation Park Bandung – Teknopolis, Kalideres Regional Public Hospital, Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) – Makasar, VIP & VVIP Building Halim Perdanakusuma Airport Revitalization.

Tak hanya itu, WIKA Gedung juga mengerjakan Renovation of Biofarma Building No.14, Al Hidayah Phasee-1 Mosque – Bogor, UIN Alaudin Hospital – Makasar, UPT Vertikal Hospital – Surabaya, MFH Coridor & Roof Garden KOOPERBI, New Capital City - Project Modular Housing for Contractors.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.