Sukses

OJK Sebut Ada Dua BUMN Bakal IPO, Kapan?

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, sementara ini terdapat dua BUMN yang akan IPO.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara soal penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, sementara ini terdapat dua BUMN yang akan IPO.

“BUMN yang mau IPO sementara ini melakukan pembicaraan ada dua  di pipeline yang cukup besar,” kata Inarno dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (6/12/2022).

Dia berharap, perusahaan BUMN yang akan IPO tahun ini ada satu dan tahun depan satu. Kemudian, untuk yang lainnya belum bisa dikatakan sekarang. 

"Mudah-mudahan satu bisa tahun ini, satu kemungkinan tahun depan, yang lainnya masih belum bisa mengatakan,” kata  Inarno.

 

 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 43 perusahaan yang tengah antre dalam pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, perusahan dalam pipeline itu termasuk entitas anak dan cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kalau lihat pipeline IPO ada 43 perusahaan. Yang sudah 4 pasti IPO tahun ini. Dengan jumlah perusahaan IPO saat ini sebanyak 54 perusahaan, akhir tahun bisa 58 perusahaan. Tapi saya kasih range sampai 60 perusahaan IPO hingga akhir 2022,” kata Iman dalam Media Gathering di Bandung, Sabtu, 26 November 2022.

Adapun BEI memasang target 55 perusahaan tercatat pada 2022. Realisasinya sampai dengan tahun ini sudah mencapai 54 perusahaan. Total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan.

“Jadi sisa (pipeline) sebanyak 39 perusahaan akan dibawa (IPO) ke tahun depan. Termasuk anak BUMN. Ada beberapa anak BUMN. Tapi ada kerahasiaan, saya tidak bisa sebut nama sebelum proses bookbuilding,” kata dia.

Namun,sebagai gambaran, Iman memastikan empat perusahaan yang siap IPO tahun ini semuanya merupakan perusahaan swasta. Sehingga kemungkinan IPO anak cucu BUMN akan terjadi pada tahun depan.

"Jadi, untuk IPO anak cucu BUMN tahun ini bisa mungkin ataupun tidak. Tapi lebih ke tahun depan karena empat perusahaan yang mau IPO swasta semua,” pungkas Iman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siap-Siap, Mandiri Sekuritas Bakal Bawa BUMN IPO pada 2023

Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) sudah mengantongi sejumlah perusahaan yang siap gelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan kebanyakan calon emiten yang IPO lewat Mandiri Sekuritas memiliki nilai emisi di atas Rp 1 triliun. Dia sempat mengungkap perusahaan pelat merah yang akan IPO lewat Mandiri Sekuritas.

"Kita perkirakan semua (calon emiten) di atas Rp 1 triliun.Pokoknya perusahaannya bagus-bagus. BUMN ada. Dan itu gede-gede semua,” kata Oki di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menyebutkan terdapat entitas anak dan cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pipeline IPO di Bursa. Adapun BEI memasang target 55 perusahaan tercatat pada 2022. Realisasinya sampai dengan tahun ini sudah mencapai 54 perusahaan. Total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan.

"Jadi sisa (pipeline) sebanyak 39 perusahaan akan dibawa (IPO) ke tahun depan. Termasuk anak BUMN. Ada beberapa anak BUMN. Tapi ada kerahasiaan, saya tidak bisa sebut nama sebelum proses bookbuilding,” kata dia.

Namun, sebagai gambaran, Iman memastikan empat perusahaan yang siap IPO tahun ini semuanya merupakan perusahaan swasta. Sehingga kemungkinan IPO anak cucu BUMN akan terjadi pada tahun depan.

"Jadi, untuk IPO anak cucu BUMN tahun ini bisa mungkin ataupun tidak. Tapi lebih ke tahun depan karena empat perusahaan yang mau IPO swasta semua,” pungkas Iman.

 

3 dari 4 halaman

BEI Bidik 57 Emiten Baru pada 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pencatatan 57 emiten baru pada 2023. Pencatatan saham emiten  itu naik dari target yang dicanangkan tahun ini sebanyak 55 emiten.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman cukup optimistis dapat mencapai target tersebut, mengingat saat ini banyak perusahaan yang sudah antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

"Tahun depan target kami total pencatatannya 70, dari saham dan dan obligasi. Sementara emitennya sendiri di angka 57,” kata Iman dalam Media Gathering Wartawan Pasar Modal, Sabtu (26/11/2022).

Dalam catatannya, terdapat 43 perusahaan yang saat  ini berada dalam pipeline IPO Bursa. Empat di antaranya dipastikan IPO tahun ini. Kemungkinan besar, sisanya sebanyak 29 emiten akan melantai pada 2023.

"Kalau lihat pipeline IPO ada 43 perusahaan. Yang empat sudah pasti IPO tahun ini… Jadi sisa (pipeline) sebanyak 39 perusahaan akan dibawa (IPO) ke tahun depan. Termasuk anak BUMN,” kata Iman.

Selain perusahaan dengan skala aset yang besar, BEI juga mendorong perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah untuk dapat melantai di bursa. Hal itu mendorong BEI untuk ikut bergerak dengan program pendampingan proses IPO kepada calon perusahaan.

BEI mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan pendanaan melalui pasar modal Indonesia dengan melakukan pencatatan sebagai salah satu strategi pengembangan perusahaan.

Harapannya, dengan semakin banyak perusahaan yang melantai di BEI dapat menjadikan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dan memberikan pilihan investasi yang lebih beragam bagi investor. 

 

4 dari 4 halaman

Bos BEI Beberkan Bakal Ada 60 Emiten Baru hingga Akhir 2022

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman optimistis target pencatatan saham baru tahun ini akan tercapai. Bahkan ia menyebutkan akan sekitar 58—60 emiten baru tercatat hingga akhir tahun.

"Tahun ini saja sudah mencapai 54 perusahaan baru. Jadi target kami di tahun ini sebenarnya 55 emiten. Apabila ada satu emiten saja yang akan listing di tahun ini, target kami tercapai. Tapi prognosa kami di akhir tahun di tempat Pak Nyoman (Direktur Penilaian BEI), ada 58-60 di akhir tahun,” kata Iman dalam acara CEO Networking 2022, Kamis (24/11/2022).

Sementara berdasarkan informasi yang dikantongi Iman, saat ini masih ada 41 perusahaan yang antre di pipeline pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO). Adapun total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan. Angka itu terbagi dalam 3 papan, yakni papan utama, papan pengemabangan, dan papan akselerasi.

"Papan akselerasi ini dibuat untuk UMKM. Jumlah emitennya saat ini 23 perusahaan,” ungkap Iman.

Papan pengebangan kontribusi 53 persen dari total perusahaan tercatat atau sekitar 450 emiten. Sedangkan papan utama berkontribusi 43 persen atau sekitar 350 emiten. Untuk akomodasi perkembangan ekonomi terkini, BEI juga berencana menambah papan pencatat yakni papan new economy pada akhir tahun ini atau paling lama awal tahun depan.

"Banyak perusahaan teknologi atau e-commerce yang sebenarnya eligible secara market cap untuk masuk papan utama tapi financial masih rugi. Jadi belum bisa masuk papan utama, maka disediaka papan new economy,” imbuh Iman.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering.

    IPO

  • BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang beroperasi di Indonesia.

    BUMN

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK