Sukses

Melihat Potensi Investasi Obligasi Domestik

Saat ini pergerakan pasar obligasi Indonesia masih akan relatif bertahan didukung oleh fundamental makro ekonomi Indonesia yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Instrumen investasi obligasi saat ini dinilai hadapi lebih banyak tantangan. Hal ini seiring pergerakan suku bunga dan harga obligasi terbalik, di tengah siklus kenaikan suku bunga.

Demikian disampaikan Direktur dan Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajement Indonesia Ezra Nazula, dikutip Minggu (4/12/2022).

Ia menambahkan, untuk tidak boleh mengabaikan faktor lain yang juga berpengaruh. Ia menilai, saat ini pergerakan pasar obligasi Indonesia masih akan relatif bertahan didukung oleh fundamental makro ekonomi Indonesia yang baik. Selain itu, likuidias domestik yang masih tinggi. Demkian juga aksi jual investor asing terbatas.

“Aksi jual asing yang lebih terbatas karena kepemilikan semakin rendah kurang dari 15 persen, dan target penerbitan obligasi yang lebih rendah pada kuartal IV,” ujar dia.

Terkait waktu untuk mulai investasi di pasar obligasi, Ezra menuturkan, komunikasi yang terbuka dari bank sentral terkait kebijakan moneter yang akan ditempuh membuat pergerakan aset keuangan seperti imbal hasil obligasi menjadi lebih selaras dengan kondisi yang ada.

“Walaupun seberapa besar tepatnya informasi tersebut sudah tercermin pada harga sulit diukur karena ini adalah suatu kondisi yang berkesinambungan berubah sejalan dengan dinamika pasar,” kata dia.

Ezra mengatakan, ekspektasi yang sudah lebih selaras ini berpotensi mengurangi faktor ketidakpastian, kejutan dan volatilitas.

“Valuasi pasar saat ini sepertinya telah mempertimbangkan kondisi terburuk, contohnya imbal hasil UST naik ke level tertinggi sejak 2007 dan valuasi pasar saham Asia telah turun di bawah -1 standar deviasi (level yang sama tercapai ketika konflik dagang pada 2018 dan pandemi COVID-19 pada 2020). Kondisi ini tentu membuka peluang investasi yang menarik terutama bagi investor jangka waktu investasi panjang,” ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Strategi

Untuk menghasilkan kinerja portofolio yang optimal, Ezra mengatakan, pengelolaan akan didasari pada pendekatan top-down, analisis makro ekonomi global dan domestik, serta kekuatan analis bottom-up untuk pembentukan portofolio yang optimal. Adapun strategi investasi akan memperhatikan beberapa aspek antara lain:

1.Duration Management

Mengedepankan pengelolaan aktif dan stabilitas kinerja, di mana durasi portofolio akan sangat dinamis. Overweight atau underweight terhadap tolok ukur, bergantung dari tinjauan terhadap prospek pasar.

2.Security Selection

Melakukan penempatan pada tenor tertentu yang memberikan spread imbal hasil yang menarik.

3.Yield Enhancement

Memaksimalkan potensi imbal hasil pada porsi kas portofolio dengan menempatkan pada obligasi korporasi tenor kurang dari satu tahun dengan tingkat kelayakan kredit yang kuat dan terpercaya.

“Di samping itu kami juga terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali,” kata dia.

3 dari 4 halaman

Imbal Hasil Obligasi AS Sempat Melonjak pada November 2022

Ezra juga menjelaskan mengenai penyebab meningkatnya imbal hasil US treasury hingga ke level 4,17 persen pada awal November 2022.

Ia menuturkan, komentar bank sentral AS atau the Federal Reserve Fed Chair Jerome Powell pada rapat FOMC pada awal November membuat volatilitas pasar finansial dunia kembali meningkat. Sesuai ekspektasi, The Fed masih menerapkan – dan menyatakan akan melanjutkan –kebijakan restriktif untuk memerangi inflasi.

"Namun yang menjadi pembeda, The Fed menyampaikan bahwa peningkatan suku bunga dapat berjalan lebih gradual (memberikan kesempatan pada ekonomi untuk merespons kenaikan sebelumnya) namun puncak suku bunga dapat lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya,” kata dia.

Ia menuturkan, sisi positifnya, kenaikan suku bunga secara gradual memberikan ruang bagi ekonomi untuk melakukan penyesuaian secara bertahap dan kebijakan moneter bisa menjadi lebih fleksibel.

Namun, sisi negatifnya, terminal rate atau puncak kenaikan suku bunga menjadi lebih tinggi. Saat ini pasar memperkirakan terminal rate meningkat menjadi 5,0 – 5,1 persen pada Mei 2023 dari perkiraan sebelumnya 4,8 – 4,9% pada Maret 2023.

"Walaupun demikian, kami memperkirakan The Fed dapat saja berubah haluan menjadi lebih akomodatif, terutama jika data-data ekonomi mulai beralih ke arah pelemahan dan inflasi turun secara konsisten,” ujar dia.

4 dari 4 halaman

Prediksi Inflasi AS

Untuk prediksi inflasi Amerika Serikat (AS), ia perkirakan merosot meski masih lebih tinggi dibandingkan  dengan rata-rata historis selama ini. Dari sisi permintaan, dampak suku bunga tinggi dan likuiditas yang semakin ketat berpotensi menekan laju konsumsi masyarakat. Sementara sisi pasokan – salah satu faktor utama yang membuat inflasi melonjak – terus menunjukkan perbaikan seiring dengan perlambatan ekonomi dunia.

"Data terkini seperti volume bongkar muat dan  biaya pengapalan kontainer terus menurun dan kelangkaan barang di sektor ritel sudah membaik. Kondisi ini diharapkan dapat menyebabkan ekspektasi turunnya tekanan inflasi,” kata dia.

Ezra menuturkan, hal ini sudah mulai terlihat dari data inflasi umum Oktober yang turun ke level 7,7 persen YoY dibandingkan 8,2 persen YoY sebulan sebelumnya. Inflasi inti, yang tidak mengikutsertakan komponen volatil seperti pangan dan energi, juga turun ke 6,3 persenYoY dari 6,6 persen sebulan sebelumnya.

"Data-data terakhir ini disambut baik pasar obligasi dunia dan domestik. Imbal hasil US Treasury turun ke bawah 4 persen, dan arus masuk terjadi pada pasar obligasi domestik, membawa penurunan imbal hasil yang cukup signifikan. Walaupun kesinambungannya ke depan masih perlu dicermati, setidaknya terlihat pengetatan moneter dan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan The Fed mulai membuahkan hasil,” kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Obligasi adalah surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan.

    obligasi

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas).

    inflasi

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga