Sukses

Wall Street Kembali Beragam Usai Rilis Data Tenaga Kerja AS

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 34,87 poin atau 0,1 persen menjadi 34.429,88.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street memangkas koreksi pada perdagangan Jumat, 2 Desember 2022. Hal ini seiring investor melihat data tenaga kerja AS yang lebih panas dari perkiraan untuk pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mendatang.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 34,87 poin atau 0,1 persen menjadi 34.429,88 setelah sentuh sesi terendah lebih dari 350 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 0,1 persen ke posisi 4.071,70. Indeks Nasdaq turun terbatas 0,2 persen ke posisi 11.461,50.

Namun, selama sepekan, tiga indeks acuan mencatat kenaikan secara mingguan. Indeks Nasdaq bertambah hampir 2,1 persen. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen dan indeks Dow Jones menguat 0,2 persen. Pada penutupan perdagangan Jumat pekan ini menunjukkan pertama kalinya indeks acuan membukukan kenaikan mingguan berturut-turut sejak Oktober 2022.

Adapun saham merosot setelah data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat pagi menunjukkan gaji naik 263.000 pada November 2022. Data tersebut menunjukkan kenaikan lebih besar dari yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 200.000.

Penghasilan per jam rata-rata melampaui harapan, melonjak 0,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, 5,1 persen dibandingkan bulan sama tahun lalu. Tingkat pengangguran tetap stabil di 3,7 persen.

Pasar mengatasi sebagian besar koreksi itu seiring berjalannya hari perdagangan. Pengamat mengaitkan dengan investor yang semakin mampu mengabaikan indikator ekonomi individu menyusul pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell pada Rabu, 30 November 2022. Ia memberi sinyal kenaikan suku bunga mulai melambat pada awal Desember 2022.

"Hanya satu poin data tenaga kerja yang kuat tidak akan cukup setelah pidato Powell,” ujar Vice President Wells Fargo Securities, Anna Han, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (3/12/2022).

Ia menilai, pernyataan ketua The Fed Jerome Powell melihat tren kenaikan berdampak pada inflasi. “Jadi menurut saya hal semacam itu menenangkan pasar dan menghilangkan tekanan,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Imbal Hasil Obligasi AS

Rilis laporan ketenagakerjaan bulanan terakhir sebelum pertemuan dua hari the Fed pada 13-14 Desember 2022. Bank sentral AS diperkirakan melambat kenaikan suku bunga jadi 50 basis poin dari kenaikan 75 basis poin yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir.

Di sisi lain, analis Wellington Shield Frank Gretz menuturkan, sektor material berada pada reli yang bisa menjadi awal dari jangka panjang.

“Dalam waktu kurang dari dua bulan, setiap saham dalam grup berubah dari di bawah rata-rata pergerakan 50 hari menjadi di atas rata-rata itu. Ada sampel kecil di sini, tetapi semua kejadian menunjukkan pengembalian positif dalam 2-12 bulan ke depan,” tutur Gretz.

Selain itu, imbal hasil obligasi AS melonjak setelah laporan data tenaga kerja yang menunjukkan ekonomi AS menambah lebih banyak pekerjaan dari yang diharapkan.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 8 basis poin menjadi 3,63 persen. Pada Kamis, 1 Desember 2022, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 19 basis poin. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun melonjak 14 basis poin menjadi 4,41 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 1 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 1 Desember 2022. Indeks Dow Jones anjlok seiring investor menanti data pekerjaan yang akan datang seiring dapat menentukan kecepatan pengetatan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) ke depan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 194,76 poin atau 0,56 persen ke posisi 34.395,01. Indeks S&P 500 susut 0,09 persen menjadi 4.076,57. Indeks Nasdaq naik 0,13 persen ke posisi 11.482,45.

Indeks Dow Jones turun 460 poin di awal sesi perdagangan, dan berbalik dari kenaikan lebih dari 700 poin pada Rabu, 30 November 2022 setelah ketua the Fed Jerome Powell tampaknya konfirmasi bank sentral akan memperlambat pengetatannya.

“Tampaknya lebih teknis dan terlihat seperti dorongan besar kemarin,” ujar Direktur Pelaksana Aspiriant, David Grescek, dikutip dari laman CNBC, Jumat (2/12/2022).

Saham Salesforce anjlok 8,3 persen sehingga membantu menyeret Dow Jones ke zona merah. Koreksi saham Salesforce terjadi setelah perusahaan perangkat lunak tersebut menyebutkan co-CEO akan mengundurkan diri.

Saham Costco turun sekitar 6,6 persen setelah laju penjualan November 2022 melambat menjadi 5,7 persen dari tahun sebelumnya.

Pada Oktober 2022, penjualan naik 7,7 persen dari tahun lalu. Data November 2022 merupakan pertanda buruk selama puncak musim penjualan liburan. Pengecer grosir juga melaporkan penurunan penjualan e-commerce 10,1 persen selama periode tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Investor Cermati Data Ekonomi AS

Meski terbuka bullish di balik ukuran inflasi yang sedikit lebih baik dari perkiraan yang diawasi oleh the Fed, pelaku pasar menunjukkan kehati-hatian sebelum laporan pekerjaan yang penting.

Investor mencermati data non farm payrolls, tingkat pengangguran dan upah per jam pada Jumat, 2 Desember 2022. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengharapkan AS menambahkan 200.000 pekerjaan pada November 2022, yang akan menjadi penurunan dari 261.000 yang diperoleh di bulan sebelumnya.

Saham jaringan bioskop AMC Entertainmen Holdings melonjak 24 persen pada Kamis, 1 Desember 2022 di tengah volatilitas dan menjadi salah satu saham meme yang diunggulkan. Tidak ada berita jelas yang mendorong pergerakan saham. Berdasarkan data FactSet, volume perdagangan telah melampaui 68 juta saham pada saat itu.

Saham AMC tetap berada di level tertinggi dari tahun lalu. Namun, saham AMC diperdagangkan di bawah USD 10 per saham, jadi persentase pergerakan yang besar untuk menghasilkan perubahan kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.