Sukses

IPO, Isra Presisi Patok Harga Rp 96 per Saham

PT Isra Presisi Indonesia Tbk menawarkan harga saham perdana sebesar 1,5 miliar saham dalam rangka IPO

Liputan6.com, Jakarta - PT Isra Presisi Indonesia Tbk, perusahaan bergerak di industri mesin dan perkakas mesin menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Rp 96 per saham. Harga IPO yang ditetapkan ini dekati batas bawah di kisaran Rp 95-Rp 100 per saham.

Mengutip laman e-ipo ditulis Jumat (2/12/2022), PT Isra Presisi Indonesia Tbk menawarkan harga saham perdana sebesar 1,5 miliar saham dalam rangka IPO. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 37,31 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 144 miliar dari IPO.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak 750 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah waran tersebut sebesar 29,76 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Adapun waran seri I diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I di mana setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I yang diterbitkan mempunya jangka waktu lima tahun sejak tanggal pencatatan waran seri I di bursa efek hingga ulang tahun kelima terhitung sejak pencatatan waran seri I.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dana Hasil IPO

Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai Rp 10 per saham diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp 125 yang berlaku mulai 9 Juni 2023-9 Desember 2027.

Dana hasil IPO antara lain sebagai modal kerja , dan sisanya modal kerja operasional untuk pembelian bahan baku, bahan pembantu, listrik dan pembayaran gaji karyawan. “Dana hasil pelaksanaan waran seri I adalah untuk modal kerja yang akan digunakan untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari,” tulis perseroan.

Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Berikut jadwa IPO perseroan:

-Tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 November 2022

-Masa penawaran umum pada 1-7 Desember 2022

-Tanggal penjatahan pada 7 Desember 2022

-Tanggal distribusi saham dan waran seri I secara elektronik pada 8 Desember 2022

-Tanggal pencatatan saham dan waran seri I di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Desember 2022

-Awal perdagangan waran seri I pada 9 Desember 2022

-Akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 6 Desember 2027 dan pasar tunai pada 8 Desember 2027

-Awal pelaksanaan waran seri I pada 9 Juni 2023

-Akhir pelaksanaan waran seri I pada 9 Desember 2027

-Akhir masa berlaku waran seri I pada 9 Desember 2027

3 dari 4 halaman

Isra Presisi Indonesia Bidik IPO Buka Jalan Tambah Modal

Sebelumnya, PT Isra Presisi Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang industri mesin dan perkakas mesin untuk pengerjaan logam, optimistis aksi penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) akan mendorong pertumbuhan bisnis perseroan.

"Kami melihat pasar modal sebagai sumber pendanaan yang tepat untuk menambah modal kerja sehingga mendorong pertumbuhan Isra,” kata Direktur Utama PT Isra Presisi Indonesia Asrullah dalam keterangan di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Sementara itu Direktur PT Isra Presisi Indonesia Imam Hozali mengatakan, perusahaan yang merupakan binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) itu juga memiliki peluang besar dalam mengembangkan pasar.

Perseroan telah menjadi binaan YDBA selama 11 tahun, sekaligus menjadi pemasok komponen kepada Grup Astra.

"Selain sebagai perusahaan binaan YDBA, kami juga merupakan perusahaan pasangan usaha PT Astra Mitra Ventura. Setiap tiga tahun, kami di assessment ulang oleh YDBA. Kami juga mendapat penghargaan dari YDBA sebagai UKM Mandiri Manufaktur Terbaik 2018," ujar Imam.

Imam menilai, prospek bisnis komponen otomotif dan alat berat masih sangat potensial pada 2022 maupun tahun depan. "Kapasitas pabrik kami saat ini sudah over capacity," kata Imam.

Optimisme tersebut mencuat seiring pertumbuhan produksi alat berat dan komponennya yang diproyeksikan mencapai 30-40 persen pada 2022.

Berdasarkan data dari Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi 2022 akan berkisar di angka 8.000 unit.

4 dari 4 halaman

Target Jualan Kendaraan

Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil sebanyak 900 ribu unit pada 2022, sedangkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan penjualan 5,4 juta motor.

"Pada 2022, Isra Presisi Indonesia menargetkan pendapatan bertumbuh seiring pertumbuhan industri komponen otomotif dan alat berat," ujar Imam.

Isra Presisi Indonesia menyediakan dies, mould, checking fixture, stamping part, dan injection moulding kepada Astra Group, tier 1 dan 2 Astra Group, sesuai dengan spesifikasi dan jumlah pesanan.

Saat ini, perseroan memiliki dan mengoperasikan dua pabrik di Kawasan Industri Delta Silicon III Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.