Sukses

Tower Bersama Infrastructure Kantongi Pendapatan Rp 4,9 Triliun

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga September 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan kinerja keuangan positif hingga September 2022. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba hingga kuartal III 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (24/11/2022), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat pendapatan Rp 4,92 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan perseroan naik 7,89 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,56 triliun. Beban pokok pendapatan bertambah 24,26 persen menjadi Rp 1,41 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,13 triliun.

Dengan demikian, laba kotor Rp 3,51 triliun hingga kuartal III 2022. Laba kotor naik 2,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,42 triliun. Beban usaha bertambah 7,75 persen menjadi Rp 343,32 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 318,67 miliar.

Laba dari operasi naik 1,9 persen menjadi Rp 3,16 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,10 triliun. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,22 triliun hingga September 2022. Laba bersih tumbuh 13,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun.

Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk Rp 55,02 hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,97.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 13,18 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 9,78 triliun. Total liabilitas perseroan mencapai Rp 30,22 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,08 triliun.

Total aset naik menjadi Rp 43,40 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 41,87 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 709,88 miliar hingga September 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyewaan Menara

Mengutip keterangan tertulis, Tower Bersama Infrastructure memiliki 40.691 penyewaan dan 21.666 sites telekomunikasi per 30 September 2022. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 21.553 menara telekomunikasi dan 113 jaringan DAS. Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.578, rasio kolokasi atau tenancy ratio perseroan menjadi 1,88 kali.

CEO Tower Bersama Infrastructure, Hardi Wijaya Liong menuturkan, hingga September 2022, perseroan telah menambahkan 2.017 penyewaan ke dalam portofolio yang terdiri dari 1.173 sites telekomunikasi dan 844 kolokasi.

"Penambahan penyewaan bersih dari grup lebih rendah terutama karena penghentian sewa dari Sampoerna Telecom di awal,” ujar dia.

Ia menambahkan, pihaknya juga mencapai kesepakatan komersial untuk pembaruan penyewaan yang merupakan bagian dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali pada 2012 dengan IOH yang berakhir pada Agustus 2022.

"Kami terus melakukan roll-out untuk pelanggan kami para operator telekomunikasi dan selain pesanan kami untuk menara dan kolokasi baru, kami telah melihat peningkatan pesanan build-to-suit untuk serat optik,” tutur dia.

 

3 dari 4 halaman

Utang Perseroan

Per 30 September 2022, total pinjaman kotor perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan memakai kurs lindung nilainya sebesar Rp 26.385 miliar dan total pinjaman senior sebesar Rp 2.664 miliar.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 710 miliar, total pinjaman bersih menjadi Rp 25.675 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp 1.954 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal III 2022 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6 kali.

Sementara itu, CFO Tower Bersama Infrastructure Yusman Santoso menuturkan, per akhir kuartal III 2022, 90 persen dari utang perseroan adalah obligasi berbunga tetap dalam mata uang lokal dan asing.

“Kami juga memiliki lindung nilai tambahan untuk suku bunga untuk melindungi pinjaman dengan suku bunga mengambang yang tersisa. Kami telah melihat biaya pembiayaan menyeluruh kami terus menurun menjadi 6,2 persen dari 7 persen pada akhir tahun 2021,” ujar dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Berharap Terlindungi dari Kenaikan Suku Bunga

Ia menambahkan, perseroan tidak memiliki amortisasi utang yang material selama 24 bulan ke depan.

"Kami berharap untuk tetap relatif terlindungi dari situasi kenaikan suku bunga,” tutur dia.

Helmy menuturkan, meskipun pendapatan sembilan bulan telah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, pada kuartal ketiga, perseroan telah melihat penurunan pendapatan bulanan dari IOH.

"Karena berakhirnya kontrak pendapatan USD kami yang merupakan bagian dari transaksi 2012 kami dengan IOH. Namun, sebagai bagian dari perjanjian, pendapatan kontrak kami yang telah terkunci telah meningkat. Kami terus bekerja bersama IOH saat mereka mengoptimalkan jaringan mereka dan memperluas jangkauan mereka di seluruh Indonesia," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.