Sukses

Jurus BEI Dongkrak Literasi Keuangan di Pasar Modal

Tingkat literasi keuangan berdasarkan sektor jasa keuangan di pasar modal pada 2022 mencapai 4,11 persen pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) 2022. Dari survei tersebut, indeks literasi keuangan di pasar modal turun tipis, tetapi indeks inkslusi keuangan di pasar modal meningkat pada 2022.

Mengutip survei itu, Rabu (23/11/2022), tingkat literasi keuangan berdasarkan sektor jasa keuangan di pasar modal pada 2022 mencapai 4,11 persen pada 2022. Tingkat literasi keuangan di pasar modal turun tipis dari periode 2019 di posisi 4,97 persen dan 2016 di posisi 4,40 persen.

Adapun literasi keuangan ini merupakan pengetahuan, keterampilan, keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku keuangan seseorang untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Sementara itu, tingkat inklusi keuangan di pasar modal naik pada 2022 menjadi 5,19 persen dari periode 2019 sebesar 1,55 persen. Bahkan pada 2016, tingkat inklusi keuangan di pasar modal baru 1,3 persen.

Tingkat inklusi keuangan tersebut ketersediaan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan produk dan atau layanan jasa keuangan di lembaga keuangan formal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan.

Menanggapi hal itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik mengatakan, BEI bersama OJK akan terus berupaya meningkatkan literasi pasar modal dengan melakukan berbagai kegiatan bersama berbagai pihak di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini agar pemahaman masyarakat tentang pasar modal lebih merata lagi.

"BEI akan bekerjasama dengan seluruh komponen seperti perguruan tinggi, kelompok masyarakat, pemerintah daerah,dan media,” ujar dia.

Survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) 2022 ini diikuti 14.634 responden di 34 provinsi. Dari survei itu juga menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 49,68 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 85,10 persen pada 2022. Indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan itu meningkat dari posisi 2019 sebesar 38,03 persen dan 76,19 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cetak Sejarah, Literasi Keuangan Perempuan Kalahkan Laki-Laki

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Untuk pertama kalinya, tingkat literasi keuangan perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

"Dari sisi gender ini juga berita yang sangat menggembirakan juga. Indeks literasi keuangan untuk perempuan itu meningkat signifikan. Untuk pertama kalinya bahkan lebih tinggi dari indeks literasi laki-laki," kata Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sesi konferensi pers, Selasa (22/11/2022).

Kiki, sapaan akrab Friderica menyampaikan, indeks literasi keuangan perempuan menurut SNLIK 2022 naik jadi 50,3 persen, lebih besar dibanding laki-laki sebesar 49,05 persen.

"Ini adalah hasil dari OJK menempatkan perempuan sebagai kelompok prioritas untuk dilakukan edukasi dan literasi keuangan, karena kita melihat pentingnya perempuan dalam hal mengelola keuangan keluarga," imbuhnya.

"Juga peran perempuan yang sangat penting dalam memberikan pendidikan atau edukasi keuangan terhadap anak-anaknya," kata Kiki.

3 dari 4 halaman

Keunggulan Laki-Laki

Namun demikian, ia menambahkan, laki-laki masih lebih unggul dari perempuan pada sisi inklusi keuangan, yakni 86 persen berbanding 83,88 persen.

Selain itu, Kiki mengabarkan, indeks literasi dan inklusi keuangan di wilayah perkotaan masih lebih tinggi dibanding pedesaan. Masing-masing sebesar 50,52 persen (literasi keuangan) dan 86,7 persen (inklusi keuangan) di wilayah perkotaan, berbanding 48,43 persen dan 82,69 persen di wilayah pedesaan.

Gap indeks literasi keuangan pada SNLIK 2022 pun semakin mengecil jadi 2,1 persen, dibanding hasil survey pada 2019 yang sebesar 6,88 persen.

"Indeks inklusi keuangan juga semakin menurun, dari 15,11 persen di tahun 2019 menjadi 4,04 persen di tahun 2022," ujar Kiki.

4 dari 4 halaman

SNLIK 2022: Gap Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Menipis

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Hasilnya, baik indeks literasi maupun inklusi keuangan masyarakat Indonesia menguat dibandingkan pada survei di 2019 lalu.

Di luar hasil tersebut, Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengaku gembira karena jarak (gap) antara pemahaman dan okupansi masyarakat terhadap produk/jasa keuangan semakin mengecil.

"Selain tingkat indeks dan literasi keuangan yang meningkat, yang perlu kita cermati adalah gap antara indeks literasi dan inklusi keuangan itu mengecil di tahun 2022 dibandingkan 2019 lalu," ujarnya dalam sesi konferensi pers OJK, Selasa (22/11/2022).

"Untuk tingkat literasi gap-nya mengecil, karena yang selalu kita utamakan adalah supaya gap ini semakin kecil," kata wanita yang akrab disapa Kiki tersebut.

Pasalnya, Kiki menambahkan, bila indeks inklusi keuangannya bagus namun jurang dengan indeks literasinya pun melebar, itu juga berpotensi menimbulkan masalah.

"Karena berarti banyak masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan tanpa memahami apa itu produk maupun jasa keuangan yang digunakannya," imbuhnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • Literasi Keuangan