Sukses

Wakil Komisaris Utama Blibli Koleksi 3,59 Juta Saham BELI

Wakil Komisaris Utama PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) Honky Harjo membeli 3.598.800 saham BELI

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Komisaris Utama PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), pengelola e-commerce Blibli Honky Harjo kembali menambah kepemilikan saham BELI.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (22/11/2022), Honky Harjo membeli 3.598.800 saham BELI pada 17 November 2022. Ia membeli saham BELI dengan harga bervariasi sekitar Rp 482-Rp 500 per saham. Adapun nilai transaksi pembelian saham BELI itu sekitar Rp 1,78 miliar.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Global Digital Niaga Tbk, Eric Alamsjah Winarta.

Setelah transaksi pembelian saham BELI tersebut, Honky Harjo mengenggam 128.454.260 saham BELI dari sebelumnya 124.855.460 saham.

Pada perdagangan Selasa, 22 November 2022 pukul 14.39 WIB, saham BELI melemah 1,23 persen ke posisi Rp 480 per saham. Saham BELI dibuka naik tipis empat poin ke posisi Rp 490 per saham. Saham BELI berada di level tertinggi Rp 490 dan terendah Rp 476 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.172 kali dengan volume perdagangan 2.466.688 saham. Nilai transaksi Rp 118,9 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Global Digital Niaga Yakin Blibli Bisa Untung, Begini Jurus Manajemen

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli optimis perusahaan berada pada jalur yang tepat menuju profitabilitas.

Co-founder PT Global Digital Niaga Tbk, Hendry mengatakan, keyakinan itu merujuk pada kinerja perusahaan sepanjang paruh pertama 2022 yang tumbuh positif, ditopang ekosistem yang saling topang.

Dari bisnis e-commerce melalui Blibli, perseroan melihat potensi pertumbuhan yang besar. Apalagi perseroan memiliki empat segmen yang mengakomodir ragam kebutuhan konsumen.

Pertama segmen 1P retail. Di mana Blibli menawarkan produk sendiri sehingga Blibli punya kontrol penuh atas harga dan margin. Kedua, 3P retail, di mana Blibli menjalin kerja sama dengan brand principal dan menjual ke pihak ketiga dalam menawarkan produk. Keempat, yakni segmen dari physical stores atau toko fisik.

“Jadi e commerce dengan B2C, kita punya 1P, 3P. Kita lihat proksit di luar punya potensi besar. Marketnya pun besar,” kata Hendry dalam Media Briefing Pencatatan Perdana Saham PT Global Digital Niaga Tbk, Selasa (8/11/2022).

Selanjutnya, dari bisnis online travel agency melalui Tiket.com, perusahaan juga melihat potensi pertumbuhan yang sama, Pasalnya, Tiket.com saat ini tidak hanya menyediakan tiket transportasi dan hotel, namun juga ragam kebutuhan lainnya hingga tiket konser.

Sementara untuk bisnis online groceries melalui Ranch Market, Hendry mengatakan penetrasinya masih kecil. Sehingga perseroan melihat potensi besar. Dengan catatan, jika product mix-nya dilakukan dengan benar, maka take rate atau marginnya disebut bisa double digit.

“Jadi sinergi dari tiga model bisnis ini, bisa diambil kesimpulan kira-kira Blibli punya track to profitability ke depannya,” kata Hendry.

3 dari 4 halaman

Strategi

Hendry mengatakan, dari awal perseroan memiliki fokus untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan dan profitabilitas.

Dengan ekosistem yang ada saat ini, Blibli mampu mencatatkan pertumbuhan total processing value (TPV) sebesar 89,29 persen secara tahunan atau Rp 24,13 triliun pada semester I 2022.

Bersamaan dengan itu, Hendry mengatakan perusahaan mampu mencatatkan monetisasi dari penjualan menjadi pendapatan menjadi sekitar 30 persen. Pada semester satu 2022, margin EBITDA Blibli menunjukkan perbaikan sebesar 140 bps.

“Jadi melihat indikasi dari semester I ini kami sangat optimis, dan ke depan pasti masih banyak efisiensi yang bisa kami lakukan,” tutup Hendry.

 

4 dari 4 halaman

Wakil Komisaris Utama Blibli Borong Saham

Sebelumnya, Wakil Komisaris Utama PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), pengelola Blibli Honky Harjo membeli saham BELI pada 8 November 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (11/11/2022), Honky Harjo membeli saham BELI sebesar 63.393.800 saham dengan harga per saham Rp 459,94. Dengan demikian, ia merogoh kocek Rp 29,15 miliar untuk beli saham BELI.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Global Digital Niaga Tbk, Eric Alamsjah Winarta.

Setelah transaksi pembelian, Honky memiliki 98.006.760 saham BELI dari sebelumnya 34.612.960 saham BELI. Jumlah saham dan persentase kepemilikan setelah transaksi tersebut sekitar 0,082724 persen. Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 11 November 2022, saham BELI melonjak 7,56 persen ke posisi Rp 484 per saham.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 11 November 2022, saham BELI naik 7,56 persen ke posisi Rp 484 per saham. Saham BELI dibuka naik dua poin ke posisi Rp 450 per saham. Saham BELI berada di level tertinggi Rp 488 dan terendah Rp 452 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 16.863 kali dengan volume perdagangan 4.149.479.

Adapun Honky Harjo menjadi komisaris Global Digital Niagasejak 2010. Ia pun terakhir ditunjuk kembali sebagai Wakil Komisaris Utama berdasarkan RUSPLB pada 2021. Ia juga memegang jabatan sebagai Direktur PT Djarum pada 1998 hingga sekarang. Komisaris Utama PT Grand Indonesia pada 2013 hingga sekarang. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Dwimuria Investama Andalan pada 2016 hingga sekarang.

Lulusan Master of Business Administration dari the University of California, Berkeley, Amerika Serikat pada 1984 ini juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Global Investama Andalan pada 2018 hingga sekarang, Komisaris Utama PT Sumber Kopi Prima pada 2018 hingga sekarang, Komisaris Utama PT Prima Top Boga pada 2019 hingga sekarang dan Komisaris Utama PT Alto Network pada 2021 hingga sekarang.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.