Sukses

IHSG Berpeluang Menguat, Amati Rekomendasi Saham Hari Ini 18 November 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat di kisaran 6.954-7.141 pada Jumat, 18 November 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat (18/11/2022). Rilis suku bunga acuan oleh Bank Indonesia beri katalis positif bagi IHSG.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, setelah rilis data ekonomi tingkat suku bunga yang menunjukkan ada kenaikan memberikan sentimen positif bagi pergerakan IHSG. Ia menambahkan, kenaikan juga ditunjang oleh aliran dana investor asing yang masih tercatat year to date. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 161,05 miliar pada Kamis, 17 November 2022. Akan tetapi, sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 76,8 triliun.

“Namun, selama IHSG belum mampu ditutup di atas level resistance terdekat dalam beberapa waktu mendatang, IHSG masih akan cenderung bergerak dalam rentang sideways dengan potensi kenaikan terbatas,” kata dia dalam catatannya.

Ia prediksi, IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.954-7.141 pada Jumat pekan ini.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup menguat 0,4 persen ke 7.044 pada perdagangan 17 November 2022. Namun, penguatan IHSG masih tertahan oleh MA20.

“Posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (x) pada label hitam, dimana IHSG masih berpeluang bergerak menguat untuk menguji kembali area resistance di 7.128 hingga 7.242,” kata dia.

Ia menambahkan, meski demikian, apabila IHSG menembus 6.955, IHSG masih berada pada bagian dari wave (ii) pada label merah, sehingga IHSG rawan menuju ke 6.890 hingga 6.937. Herditya prediksi, IHSG di level support 6.890,6.955 dan resistance 7.128,7.178.

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Sedangkan William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Selanjutnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 17 November 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen pada Kamis (17/11/2022).

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,44 persen ke posisi 7.044,98. Indeks LQ45 bertambah 0,40 persen ke posisi 1.004,92. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.051,27 dan terendah 6.965,76.

Sebanyak 243 saham menguat dan 272 saham melemah. 188 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.203.271 kali dengan volume perdagangan 21,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 15.601.

Mayoritas sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Indeks sektor saham IDXfinance melonjak 1,03 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,48 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 0,45 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur bertambah 0,21 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal mendaki 0,04 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal masing-masing turun 0,70 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXhealth susut 0,58 persen, indeks sektor saham IDXproperty merosot 0,24 persen, dan indeks sektor saham IDXtransportasi terpangkas 0,08 persen.

 

3 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia pada 17 November 2022

Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik cenderung melemah pada perdagangan Kamis, 17 November 2022. Indeks Hang Seng terpangkas 2,09 persen dengan saham teknologi China turun tajam. Hal ini Tencent memangkas saham senilai lebih dari USD 20 miliar di Meituan.

Di bursa saham China, indeks Shanghai turun 0,52 persen. Indeks Shenzhen tergelincir 0,69 persen. Indeks ASX 200 Australia naik 0,19 persen ke posisi 7.135,7 seiring angka pengangguran negara tersebut lebih baik dari yang diharapkan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,35 persen ke posisi 27.930,57. Indeks Topix bertambah 0,15 persen ke posisi 1.966,28 seiring Jepang laporkan defisit perdagangan USD 15,5 miliar. Realisasi defisit tersebut lebih besar dari jajak pendapat Reuters. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,14 persen ke posisi 2.448,06.

Sementara itu, pemimpin ekonomi kawasan akan berkumpul di Thailand untuk KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Selain itu, Bank Indonesia gelar pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk memutuskan suku bunga acuan.

4 dari 4 halaman

BI Dongkrak Suku Bunga 50 Basis Poin

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 6 persen.

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan November 2022, Kamis (17/11/2022).

Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah lanjutan secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi.

Selain itu, untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS, dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.