Sukses

Laba INKP Tumbuh 65,58 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mencatat pertumbuhan penjualan dan laba hingga September 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk membukukan pertumbuhan laba dan penjualan hingga kuartal III 2022.

Pada periode ini, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 647,19 juta atau sekitar Rp 10,16 triliun (kurs Rp 15.702 per USD). Laba itu naik 65,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USd 390,85 juta.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Kamis (17/11/2022), raihan laba itu sejalan dengan penjualan perseroan hingga September 2022 yang tumbuh 19,6 persen menjadi USD 2,99 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 2,5 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi USD 1,78 miliar dari USD 1,65 miliar pada September 2021. Kendati begitu, laba kotor perseroan masih tercatat naik 41,52 persen menjadi USD 1,2 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 857,38 juta.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan laba usaha sebesar USD 873,39 juta, naik 48,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 588,99 juta. Sementara beban lain-lain berhasil susut 27,56 persen menjadi USD 80,87 juta dibanding September 2021 sebesar USD 111,64 juta.

Dari sisi aset perseroan hingga September 2022 tercatat sebesar USD 9,46 miliar, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 8,98 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai USD 5,29 miliar dan aset tidak lancar USD 4,16 miliar.

Liabilitas sampai dengan September 2022 turun menjadi USD 4,07 miliar dari USD 4,22 miliar pada Desember 2022. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sUSD 2,24 miliar dan liabilitas jangka panjang USD 1,84 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi USD 5,39 miliar dari USD 4,76 miliar pada Desember 2021.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerak IHSG pada 17 November 2022

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen pada Kamis (17/11/2022).

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,44 persen ke posisi 7.044,98. Indeks LQ45 bertambah 0,40 persen ke posisi 1.004,92. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.051,27 dan terendah 6.965,76.

Sebanyak 243 saham menguat dan 272 saham melemah. 188 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.203.271 kali dengan volume perdagangan 21,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 15.601.

Mayoritas sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Indeks sektor saham IDXfinance melonjak 1,03 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,48 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 0,45 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur bertambah 0,21 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal mendaki 0,04 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal masing-masing turun 0,70 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXhealth susut 0,58 persen, indeks sektor saham IDXproperty merosot 0,24 persen, dan indeks sektor saham IDXtransportasi terpangkas 0,08 persen.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers pada 17 November 2022

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham HDFA melesat 26,81 persen

-Saham PBRX melesat 26,27 persen

-Saham BMAS melesat 18,47 persen

-Saham FILM melesat 14,29 persen

-Saham MICE melesat 13,54 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham EURO tergelincir 10 persen

-Saham AMMS tergelincir 8,33 persen

-Saham BIMA tergelincir 6,99 persen

-Saham OASA tergelincir 6,99 persen

-Saham SDPC tergelincir 6,98 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 1 triliun

-Saham BMRI senilai Rp 833,2 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 635,1 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 295,8 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 277,8 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham PBRX tercatat 69.413 kali

-Saham PICO tercatat 39.477 kali

-Saham ZATA tercatat 32.581 kali

-Saham MPPA tercatat 25.795 kali

-Saham BBRI tercatat 21/593 kali

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia pada 17 November 2022

Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik cenderung melemah pada perdagangan Kamis, 17 November 2022. Indeks Hang Seng terpangkas 2,09 persen dengan saham teknologi China turun tajam. Hal ini Tencent memangkas saham senilai lebih dari USD 20 miliar di Meituan.

Di bursa saham China, indeks Shanghai turun 0,52 persen. Indeks Shenzhen tergelincir 0,69 persen. Indeks ASX 200 Australia naik 0,19 persen ke posisi 7.135,7 seiring angka pengangguran negara tersebut lebih baik dari yang diharapkan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,35 persen ke posisi 27.930,57. Indeks Topix bertambah 0,15 persen ke posisi 1.966,28 seiring Jepang laporkan defisit perdagangan USD 15,5 miliar. Realisasi defisit tersebut lebih besar dari jajak pendapat Reuters. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,14 persen ke posisi 2.448,06.

Sementara itu, pemimpin ekonomi kawasan akan berkumpul di Thailand untuk KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Selain itu, Bank Indonesia gelar pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk memutuskan suku bunga acuan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.