Sukses

Indeks Hang Seng Melompat 6 Persen di Bursa Asia Usai Inflasi AS Mereda

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 11 November 2022 ikuti wall street setelah inflasi AS mereda pada Oktober 2022.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Hong Kong melompat lebih dari 6 persen di bursa Asia Pasifik setelah rilis data inflasi Oktober di Amerika Serikat meningkatkan harapan investor kalau inflasi sudah mencapai puncaknya.

Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 6,46 persen pada pembukaan perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi bertambah 9,91 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 2,92 persen. Indeks Jepang Nikkei 225 bertambah 3,16 persen dan Topix melonjak 2,18 persen. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 2,77 persen.

Softbank dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan kuartal II kemudian hari dan revisi PDB kuartal III Hong Kong dijadwalkan akan dirilis.

Semalam di Wall Street, saham melihat reli terbesar mereka dalam dua tahun setelah pembacaan indeks harga konsumen Oktober, yang naik tipis hanya 0,4 persen untuk bulan tersebut dan 7,7 persen dibandingkan tahun lalu, menandai kenaikan tahunan terendah sejak Januari.

Bitcoin turun 75 persen dari level tertinggi sepanjang masa, dan pertukaran mata uang kripto berada di ambang kebangkrutan. Dalam lingkungan seperti itu, manajer dana obligasi mengungkapkan satu hal yang diperlukan agar harga naik.

Michael Howell dari Cross Border Capital juga mengatakan karena katalis yang hilang, ada peningkatan risiko investor masuk sedikit terlalu dini.

Indeks harga konsumen AS ukuran inflasi yang luas naik 0,4 persen pada Oktober dari sebulan lalu. Pada basis secara tahunan consumer price index (CPI) naik 7,7 persen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan secara bulanan sebesar 0,6 persen dan kenaikan secara tahunan sebesar 7,9 persen.

Tidak termasuk biaya makanan dan energi yang mudah menguap, yang disebut CPI inti meningkat 0,3 persen untuk bulan ini dan 6,3 persen secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan masing-masing sebesar 0,5 persen dan 6,5 persen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertemuan Presiden AS Biden dan Presiden China Xi Jinping

Presiden AS Joe Biden diperkirakan membahas perang Rusia di Ukraina dengan Presiden China Xi Jinping minggu depan dalam pertemuan tatap muka.

Pertemuan antara kedua pemimpin, yang pertama sejak Biden naik ke kursi kepresidenan AS, akan berlangsung menjelang KTT G 20 di Bali, Indonesia.

“Saya pikir presiden akan jujur ​​dan langsung dengan Presiden Xi tentang bagaimana kita melihat situasi di Ukraina dengan perang agresi Rusia,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada wartawan melalui telepon, dikutip dari CNBC, Jumat (11/11/2022).

Hal tersebut adalah topik yang telah dibicarakan oleh Presiden Biden dan Presiden Xi beberapa kali sebelumnya.  

"Mereka membicarakannya secara ekstensif pada Maret dalam panggilan video mereka dan kemudian mereka membicarakannya lagi pada bulan Juli, jadi itu adalah bagian dari percakapan yang sedang berlangsung antara mereka berdua," tambah sumber tersebut.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 10 November 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street catat reli terbesar sejak 2020 setelah rilis harga konsumen Oktober 2022 meningkatkan harapan investor kalau inflasi telah mencapai puncaknya.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 1.201,43 poin atau 3,7 persen ke posisi 33.715,37. Lonjakan indeks Dow Jones tersebut catat kenaikan satu hari terbesar sejak saham berada di pasar koreksi selama pandemi COVID-19. Indeks S&P 500 melambung 5,54 persen menjadi 3.956,37 dalam reli terbesar sejak April 2020. Indeks Nasdaq melesat 7,35 persen ke posisi 11.114,15, dan catat kenaikan terbaik sejak Maret 2020.

Indeks harga konsumen Oktober 2022 naik hanya 0,4 persen pada bulan tersebut dan 7,7 persen dari tahun lalu. Ini kenaikan tahunan terendah sejak Januari 2022 dan perlambatan dari laju tahunan 8,2 persen pada bulan sebelumnya.

Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6 persen dan 7,9 persen menurut Dow Jones. Ini tidak termasuk biaya makanan dan energi yang bergejolak, apa yang disebut consumer price index (CPI) inti meningkat 0,3 persen untuk bulan ini dan 6,3 persen secara tahunan, juga kurang dari yang diharapkan.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS anjlok setelah laporan CPI dengan imbal hasil treasury 10 tahun turun sekitar 30 basis poin menjadi 3,81 persen seiring pelaku pasar bertaruh the Federal Reserve (the Fed) akan memperlambat kampanye pengetatan agresif yang membebani pasar sepanjang tahun.

Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun turun sekitar 30 basis poin menjadi 4,32 persen. Selain itu, dolar AS , titik tekanan lain baru-baru ini untuk saham, anjlok ke hari terburuk sejak 2009.

“Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar,” ujar Tim Courtney dari Exencial Wealth.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Ia mengatakan, dengan turunnya angka CPI, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas kalau suku bunga naik hampir berakhir. “Jadi Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bung aitu bekerja dengan sangat, sangat baik,” kata dia.

Saham teknologi yang paling terpukul oleh kenaikan inflasi dan lonjakan suku bunga memimpin kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham Amazon melonjak 12,2 persen. Apple dan Microsoft masing-masing naik lebih dari 8 persen. Saham Meta reli lebih dari 10 persen. Saham Tesla melompat 7 persen.

Saham semikonduktor mendapat dorongan juga dengan saham Lam Research melonjak 12 persen. Saham Applied Materials naik lebih dari 11 persen. Saham KLA bertambah 9 persen.

Kenaikan saham pada perdagangan Kamis, 10 November 2022 menghidupkan kembali reli yang dimulai pada pertengahan Oktober 2022 tetapi terhenti dalam beberapa pekan terakhir. Indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2022 pada Kamis pekan ini. Indeks S&P 500 naik di atas ambang batas 3.900 yang menjadi level resistance bagi pasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.