Sukses

Tips Memilih Saham di Tengah Marak Laporan Keuangan Emiten

Saat ini emiten merilis laporan keuangan kuartal III 2022. Lalu bagaimana trik memilih saham di tengah sentimen laporan keuangan?

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai saat memilih saham di tengah laporan keuangan kuartal III 2022, investor bisa mencermati saham-saham yang masih memiliki potensi pertumbuhan yang baik.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, dalam memilih saham di tengah laporan keuangan, bisa mencermati saham-saham yang masih memiliki potensi pertumbuhan baik dari pendapatan maupun labanya dengan memperhatikan bagaimana industrinya.

“Seperti saham-saham sektor konsumer dengan turunnya harga gandum bisa menjadi katalis positif bagi kinerja emiten perseroan, atau sektor otomotif yang masih berpotensi mencatatkan kinerja positif dengan masih tingginya data penjualan mobil,” kata Abdul saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Kamis, (3/11/2022).

Untuk rekomendasi, Abdul memilih saham antara lain, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Astra International Tbk (ASII).

“Rekomendasi trading buy untuk ICBP dan ASII dengan potensi upside 5 -10 persen,” kata dia.

Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, dalam memilih saham yang menarik untuk dicermati bisa dilihat dari kinerjanya dan juga faktor makro ekonomi yang akan memberikan pengaruh bagi sektor tersebut.

"Memilih saham yang menarik untuk dicermati, selain dengan melihat kinerjanya, juga bisa melihat faktor makro ekonomi yang akan mempengaruhi,” kata Jono.

Dia menuturkan, misalnya dalam kondisi inflasi dan suku bunga tinggi, investor bisa mencari saham emiten perbankan, atau emiten yang produknya mayoritas ekspor sehingga tetap kuat di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menanti Data Ekonomi

Selain itu, para pelaku pasar juga bisa juga melihat sektor telekomunikasi mengingat kebutuhannya yang terus meningkat.

“Strategi untuk investor saat ini lebih baik wait and see menunggu rilis data ekonomi berbagai negara termasuk Indonesia pada pekan ini, terutama keputusan suku bunga bank sentral AS atau the Fed,” kata dia.

Kemudian, untuk saham yang bisa dicermati investor, Jono memilih saham antara lain, PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

“Saham yang dapat diperhatikan antara lain ASII BBRI TLKM AKRA, dapat mencicil saham-saham tersebut dengan harapan pada akhir tahun harga sahamnya akan terapresiasi,” tutur Jono.

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, untuk kuartal III 2022 investor bisa memilih saham melalui kinerjanya yang baik secara tahunan maupun kuartalan dan harga belum banyak mengalami kenaikan.

"Untuk kuartal III 2022 saham yang bisa menjadi pilihan yang kinerjanya baik secara tahunan maupun quarterly dan harga belum banyak mengalami kenaikan,” kata Roger.

Sedangkan, untuk saham rekomendasinya, Roger memilih, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT  Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD) 

 “Beberapa saham di antaranya AUTO, ACES, BIRD. Strateginya bisa dengan beli bertahap karena biasanya ketika laporan keuangan bagus harga sudah naik duluan sehingga bisa di tunggu swing nya (koreksi minor nya),” imbuhnya. 

4 dari 4 halaman

Penutupan IHSG 2 November 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Rabu, (2/11/2022). Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham industri.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,52 persen ke posisi 7.015,69. Indeks LQ45 tanjlok 0,82 persen ke posisi 999,09. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.074 dan terendah 6.976,87. Sebanyak 232 saham menguat dan 285 saham melemah. 184 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.262.453 kali dengan volume perdagangan saham 21,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 13,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 15.637.

Mayoritas sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXindustry memimpin koreksi dengan susut 1,39 persen. Indeks sektor saham IDXnonsiklikal merosot 0,38 persen, indeks sektor saham IDXhealth terpangkas 0,30 persen, indeks sektor saham IDXproperty merosot 0,12 persen, indeks sektor saham IDXInfrastruktur melemah 0,42 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi turun 0,44 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy bertambah 0,25 persen, indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,86 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal bertambah 0,96 persen dan indeks sektor saham IDXtechno mendaki 1,85 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.