Sukses

Blue Bird Cetak Laba Bersih Rp 260,62 Miliar hingga September 2022

PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencetak pertumbuhan pendapatan dan raih laba hingga September 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Blue Bird membukukan pendapatan neto senilai Rp 2,50 triliun meningkat 73, 61 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,44 triliun. 

Mengutip laporan keuangan PT Blue Bird Tbk, Minggu (30/10/2022), beban langsung perseroan hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 1,77 triliun atau meningkat 2,31 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 1,73 triliun. Dengan demikian, laba bruto melonjak 167,24 persen dari Rp 737,31 miliar per kuartal III 2022 dari Rp 275,89 miliar per kuartal III 2021. Sedangkan, beban usaha senilai Rp 450,18 miliar.

Blue Bird juga mencatatkan kenaikan laba usaha sebesar 164,29 persen dari rugi Rp 108,64 miliar per kuartal III 2021 menjadi Rp 287,13 miliar. Hingga akhir kuartal III 2022 BIRD mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 260,62 miliar. Angka ini melonjak 293,74 persen dari rugi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 66,19 miliar.

Sementara itu, aset Blue Bird senilai Rp 6,68 triliun hingga kuartal III 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 6,59 triliun. Kemudian, liabilitas Blue Bird sebesar Rp 1,41 triliun hingga kuartal III 2022 menurun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 1,45 triliun.

Sedangkan, ekuitas Blue Bird tercatat sebesar Rp 5,26 triliun hingga kuartal III 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 5,14 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kurangi Emisi, Blue Bird Genjot Pemakaian Sumber EBT

Sebelumnya, dalam rangka mengurangi emisi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga akan menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk kendaraan di poolnya. 

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menuturkan, pada waktu mendatang selain kendaraan listrik (electric vehicle/EV), pihaknya akan menggunakan sumber EBT untuk mengurangi emisi. 

"Dalam waktu mendatang tentunya selain EV, kita juga akan gunakan sumber energi baru terbarukan di pool-pool kami. Kita akan siapkan program untuk bisa mengurangi emisi selain dari kegiatan kendaraan kita yang bergerak di pool akan kita siapkan itu di 2023 kita akan siapkan lebih banyak,” kata Sigit kepada awak media, Rabu (28/9/2022).

Meskipun demikian, Sigit belum menjelaskan berapa persen komposisi kendaraan tersebut.

"Kita belum hitung karena kendaraan EV kita masih harus itung berapa jumlahnya yang bisa masuk lalu. Selain itu, kita bisa kurangi dari sisi sumber listrik yang berada di pool kami dengan solar panel di lingkungan elektrifikasi,” kata dia.

Kemudian, terkait potensi konversi kendaraan, dari sisi investasi dan keuntungan Blue Bird sedang melakukan perhitungan lebih jauh.

“Konversi hal yang menarik dari sisi investasi dan benefit perlu perhitungan lebih jauh, saya yakin ada banyak market yang bisa melakukan konversi dari sisi bisnis used, kita perlu lihat fungsi dan biayanya seperti apa, kita masih pelajari. Kami masih dalam tahap pembelajaran tapi kami perlu juga melihat biaya dan efektivitasnya,” ujar dia.

3 dari 4 halaman

Tambah Kendaraan Listrik

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana menambah kendaraan listrik (electric vehicle/EV), sekurang-kurangnya menjadi 100 unit hingga akhir tahun.

Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah, menyesuaikan perkembangan terkini di tanah air.

"Saat ini kita punya sekitar 60 kendaraan listrik sampai dengan akhir tahun kita targetkan mungkin mungkin 100-125 total armadanya. Kita akan tambah sekitar 50 mobil, mungkin bisa lebih, tergantung situasi nantinya,” kata Adrianto dalam wawancara eksklusif bersama Liputan6.com, ditulis Selasa, 5 Juli 2022.

Adapun kendaraan listrik tidak hanya digunakan untuk armada taksi, melainkan juga untuk persewaan atau rental. Hal itu merujuk pada minat masyarakat yang tinggi terhadap kendaraan listrik, sehingga perseroan menginisiasi rental kendaraan listrik.

Secara garis besar, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,2 triliun untuk penambahan dan peremajaan armada, termasuk untuk kendaraan listrik.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Namun, Adrian belum bisa merinci porsi untuk belanja kendaraan listrik. Menurut dia, belanja modal untuk pengadaan kendaraan listrik saat ini masih relatif kecil.

"Belanja modal untuk kendaraan listrik masih sebagian kecil dari capex yang kita akan lakukan di semester II,” kata dia.

Perseroan mengakui, implementasi kendaran listrik ini masih belum bisa dilakukan secara masif. Alasannya, pertama dari sisi harga yang lebih mahal dibanding mobil konvensional. Di sisi lain, ketersediaan unit yang secara fungsional bisa digunakan untuk taksi masih minim.

"Jadi limitasi dari jenis kendaraan membuat kita masih menunggu kapan untuk implementasi kendaraan listrik secara masif ke depannya,” tutur Adrianto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.