Sukses

Wall Street Semringah Setelah Laporan The Fed Bakal Kurang Agresif

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 748,97 poin atau 2,47 persen ke posisi 31.082,56.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 21 Oktober 2022. Wall street menutupan perdagangan mingguan yang bergejolak meski beberapa laporan laba mengecewakan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 748,97 poin atau 2,47 persen ke posisi 31.082,56. Indeks S&P 500 bertambah 2,37 persen ke posisi 3.752,75. Indeks Nasdaq naik 2,31 persen ke posisi 10.859,72.

Pergerakan perdagangan saham Jumat memperpanjang keuntungan pasar selama sepekan. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik 4,7 persen dan 4,9 persen. Sedangkan indeks Nasdaq bertambah 5,2 persen. Ini adalah pekan terbaik sejak Juni untuk rata-rata tiga indeks acuan.

Kenaikan terjadi meski imbal hasil treasury bertenor 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2008 dan beragam laporan laba perusahaan.

“Saya pada akhir pekan lalu pasar sedikit oversold secara teknis. Dan seperti yang telah kita lihat berkali-kali pada masa lalu, ketika keadaan menjadi cukup negatif, itu menjadi semacam indikator untuk menguat,” ujar Direktur Perdagangan dan Derivatif di Schwab Center for Financial Research dikutip dari CNBC, Sabtu (22/10/2022).

Ia menambahkan, seperti pembalikan arah menguat yang dimiliki itu tidak dipertahankan dengan baik. “Kenaikan hari ini tidak akan berlanjut hingga minggu depan. Jika ya, saya kira tidak akan lebih dari satu atau dua hari,” tutur dia.

Sementara itu, saham bank adalah titik terang pada Jumat pekan ini dengan saham Goldman Sachs naik 4,6 persen dan JPMorgan Chase bertambah 5,3 persen. Laporan laba memberikan sentimen terbatas untuk pasar. Saham American Express dan Verizon masing-masing turun sekitar 1,6 persen dan 4,5 persen setelah laporan kuartalan.

Di sektor teknologi, perusahaan media sosial Snap turun 28 persen setelah melaporkan pendapatan kuartalan USD 1,13 miliar di bawah harapan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dibayangi Imbal Hasil Obligasi AS

Imbal hasil obligasi turun dari level tertingginya pada Jumat pagi 21 Oktober 2022 setelah laporan dari Wall Street Journal kalau beberapa pejabat the Fed khawatir tentang pengetatan yang berlebihan dengan kenaikan suku bunga yang besar. Laporan itu juga dongkrak saham.

Kenaikan suku bunga agresif bank sentral telah menjadi faktor utama dalam saham yang jatuh ke pasar dengan tren turun pada 2022. Pelaku pasar terus meningkatkan perkiraan mengenai di mana the Fed akan berhenti.

“Kami benar-benar membutuhkan jeda the Fed. Bukan karena mereka akan langsung menolak kenaikan suku bunga ke depan, tetapi hanya akan mengatakan setiap pertemuan adalah langsung, dan jika data berjalan sesuai keinginan, setelah paruh pertama 0223, kami tidak perlu berbuat lebih banyak,” ujar Chief Equity Strategist Stifel Barry Bannister.

Sementara itu, pembalikan tajam imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun pada Jumat pekan ini merupakan sinyal imbal hasil treasury untuk sementara telah mencapai puncaknya setelah naik tajam pada pekan ini.

 

3 dari 4 halaman

The Fed Dapat Perlambat Laju Kenaikan Suku Bunga

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sentuh posisi tertinggi 4,33 persen pada perdagangan Jumat pagi. Kemudian pada perdagangan Jumat sore, imbal hasil obligasi AS berada di posisi 4,2 persen. Pada pekan lalu, imbal hasil obligasi AS di posisi 4,02 persen.

Imbal hasil obligasi bergerak lebih rendah seiring investor bereaksi terhadap artikel Wall Street Journal dan komentar dari Presiden the Fed San Francisco Mary Daly mengatakan, the Fed dapat mulai memperlambat laju kenaikan. Artikel di Wall Street Journal juga menyarankan the Fed dapat mempertimbangkan kenaikan lebih kecil pada Desember 2022 setelah menaikkan suku bunga 75 basis poin pada November 2022.

Scott Redler menuturkan, imbal hasil obligasi sudah tunjukkan tanda-tanda memuncak dan itu akan positif untuk saham. “Kami memiliki hasil yang berlebihan dalam dua hari terakhir. Imbal hasil tinggi, S&P 500 dan sektor. Rasanya seperti ada tawaran yang mendasarinya, semacam poros kecil dovish yang kami dapatkan hari ini,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 20 Oktober 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot dalam perdagangan yang bergejolak pada Kamis, 20 Oktober 2022. Wall street tertekan seiring investor menimbang beberapa laporan laba dan mengawasi pasar obligasi seiring imbal hasil obligasi AS terus menguat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 90,22 poin atau 0,30 persen menjadi 30.333,59. Indeks S&P 500 terpangkas 0,80 persen menjadi 3.665,78. Indeks Nasdaq turun 0,61 persen menjadi 10.614,84. Indeks Dow Jones sempat naik hampir 400 poin pada sesi perdagangan yang tinggi tetapi koreksi seiring imbal hasil obligasi AS menguat.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi 4,239 persen pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Imbal hasil obligasi ini diperdagangkan pada level yang tidak terlihat sejak 2008. Kenaikan suku bunga telah menjadi hambatan bagi saham sepanjang 2022 karena bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mencoba dan meredam tekanan inflasi yang tidak terlihat dalam dekade.

“Selama kebijakan resmi adalah untuk membuat pasar saham turun sehingga orang kurang kaya, jadi mereka membeli lebih sedikit barang sehingga harga berhenti naik, semua tanpa melakukan apa-apa tentang kebijakan fiskal, kami percaya postur yang benar adalah menjadi bearish pada saham dan bullish pada inflasi,” ujar David Einhorn dari Greenlight Capital, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (21/10/2022).

Saham telah menurun selama dua hari berturut-turut, tetapi rata-rata indeks acuan masih naik lebih dari dua persen pada pekan ini.

Beberapa laporan laba yang kuat membatasi koreksi pasar. Saham AT&T dan IBM masing-masing naik 7,7 persen dan 4,7 persen setelah mengalahkan perkiraan kinerja untuk kuartal terbaru.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.