Sukses

Lunasi Utang PKPU Usai Private Placement, Grup Salim dan Bakrie Jadi Pengendali Bumi Resources

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melunasi utang PKPU setelah selesaikan private placement.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah merampungkan private placement senilai USD 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun. Melalui aksi tersebut, Bumi Resources mencatatkan 200 miliar saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga jumlah saham yang beredar meningkat menjadi 343.841.242.189 dari semula 143.841.242.189 saham.

Sebelumnya, perseroan telah memperoleh restu pemegang saham terkait aksi private placement ini melalui RUPSLB 11 Oktober 2022. Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava menjelaskan, upaya ini sekaligus menjadi upaya perseroan untuk pembayaran utang kepada kreditur PKPU.

Rinciannya, sebesar 85 persen dari saham yang diterbitkan dalam private placement dibeli oleh Mach Energy Ltd yang berbasis di Hong Kong, sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) mengambil 15 persen sisanya, berdasarkan rencana penjualan.

"Seluruh sisa kewajiban utang PKPU telah dipenuhi dan telah dilakukan proses pembayaran secara tunai,” kata Dileep dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (20/10/2022).

Mach Energy dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim. Sedangkan 85 persen TGIL dikendalikan oleh Salim, menurut prospektus yang dirilis sebelum rapat pemegang saham. Sehingga kelompok usaha Bakrie dan Grup Salim saat ini bersama-sama menjadi pemegang saham pengendali perseroan.

"Perseroan menegaskan kelompok usaha Bakrie dan grup Salim saat ini bersama-sama menjadi pemegang saham pengendali perseroan,” tulis Dileep.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 20 Oktober 2022 sesi pertama, saham BUMI melambung 7,78 persen ke posisi Rp 180 per saham. Saham BUMI dibuka stagnan di posisi Rp 167 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 180 dan terendah Rp 167 per saham. Total frekuensi perdagangan 29.886 kali dengan volume perdagangan 30.225.032 saham. Nilai transaksi Rp 531,7 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

RUPSLB Bumi Resources Sepakati Private Placement Jumbo Rp 24 Triliun

Sebelumnya, pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara terbesar di Indonesia menyetujui rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement senilai USD 1,6 miliar. Nilai private placement itu sekitar Rp 24,57 triliun (asumsi kurs Rp 15.360 per dolar AS).

PT Bumi Resources Tbk akan menerbitkan maksimal 200 miliar saham baru. 85 persen akan dibeli oleh Mach Energy Ltd yang berbasis di Hong Kong, sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) akan mengambil 15 persen sisanya, berdasarkan rencana penjualan.

Mach Energy dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim. Sedangkan 85 persen TGIL dikendalikan oleh Salim, menurut prospektus yang dirilis sebelum rapat pemegang saham.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan, setelah rapat pemegang saham, rencana private placement telah disetujui.

Mengutip laman Nasdaq, Selasa (11/10/2022), Dileep menuturkan, Salim dan grup Bakrie akan mengendalikan perseroan setelah private placement. PT Bumi Resources Tbk akan memakai sebagian besar private placement untuk melunasi utang dari proses restrukturisasi utang yang diperkirakan sekitar USD 1,5 miliar, menurut prospektus.

"(penerbitan saham-red) sekitar 200 miliar saham dengan harga Rp 120 per saham. (Nilai private placement-red) Rp 24 triliun, untuk melunasi utang Bumi Resources,” ujar Dileep saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Setelah penjualan, investor akan memperoleh gabungan saham sekitar 58 persen dari Bumi Resources. Lebih dari 70 persen saham BUMI saat ini dimiliki oleh pemegang saham publik.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham BUMI naik 3,41 persen ke posisi Rp 182 per saham. Saham BUMI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 177 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 187 dan terendah Rp 177 per saham. Total frekuensi perdagangan 49.077 kali dengan volume perdagangan 49.023.196 saham dengan nilai transaksi Rp 889,7 miliar.

Pemegang saham Bumi Resources per 30 September 2022 antara lain HSBC-Fund SVS A/C Chendong sebesar 10,32 persen, NBS Clients sebesar 9,11 persen, Watiga Trust Ltd sebesar 5,36 persen, Long Haul Holdings Ltd sebesar 2,01 persen, PT Biofuel Indo Sumatra sebesar 1,57 persen, PT Bakrie Capital Indonesia sebesar 0,06 persen, dan masyarakat 71,57 persen.

4 dari 4 halaman

Alasan Bumi Resources Pilih Private Placement untuk Tambah Modal

Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah mengantongi izin penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai Rp 24 triliun.

Persetujuan itu diperoleh dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan Selasa 11 Oktober 2022. Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk, Adika Nuraga Bakrie menjelaskan, aksi ini dinilai lebih efektif memberikan suntikan modal dalam waktu dekat dibanding penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Sementara perseroan memiliki target penyelesaian utang yang harus diselesaikan sebelum akhir 2022.

"Kami mau kejar deadline 11 Desember 2022. Setelah dikaji, private placement adalah yang paling cepat. Dan karena dikejar waktu, ini adalah yang paling tepat," kata pria yang akrab disapa Aga itu dalam RUPSLB PT Bumi Resources Tbk, Selasa (11/10/2022).

Dalam rangka private placement, perseroan akan menerbitkan saham maksimal 200 miliar saham biasa seri C dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 120 per saham.

"Penentuan harga ini melalui benchmark reference weighted average 30 hari terakhir 90 persen di Rp 116. Jadi kami pakai Rp 120,” ujar Aga.

Sebesar 85 persen dari saham yang ditawarkan dalam private placement ini akan dibeli oleh Mach Energy Ltd (MEL) yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan ini dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim.

Sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) akan mengambil 15 persen sisanya. TGIL merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Salim melalui kepemilikan sebesar 85 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.