Sukses

Punya Investasi di GoTo Rp 1,3 Triliun, Begini Penjelasan Blibli

Mengutip prospektus IPO Blibli, pada 7 Maret 2018, perusahaan melakukan penyetoran modal di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.

Liputan6.com, Jakarta -  PT Global Digital Niaga Tbk diketahui memiliki investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Corporate Secretary dan Investor Relation Blibli, Eric Alamsjah Winarta menjelaskan, investasi pada GOTO dilakukan pada entitas PT Karya Anak Bangsa (Gojek) sebelum melakukan merger dengan Tokopedia.

“Jadi investment itu dibikin pada saat mereka masih namanya gojek ride hailing bisnis. Mereka bisnis partner kami dan mereka juga ada sinergi dengan kita,” kata Eric kepada awak media di Jakarta, ditulis Rabu (19/10/2022).

Mengutip prospektus IPO Blibli, pada 7 Maret 2018, perusahaan melakukan penyetoran modal di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, yang sekarang berganti nama menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk sebesar Rp 1,37 triliun.

Investasi ini dicatat dengan menggunakan nilai wajar PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang bergerak dalam aktivitas jasa transportasi online dan jasa online lainnya.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan Blibli, nila investasi saham di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mendekati Rp 282 per lembar saham. Sehingga nilai investasi perusahaan di PT Gojek Tokopedia Tbk mendekati Rp 2,68 triliun.

“Dengan berjalannya waktu, bisnis model mereka (GOTO) juga berubah. Jadi mungkin sekarang itu bisa dianggap sebagai financial investment ketimbang strategic investment,” imbuh Eric.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

IPO Blibli

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk, pengelola e-commerce blibli akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, ditulis Senin (17/10/2022), PT Global Digital Niaga Tbk menawarkan saham perdana 17,77 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Jumlah saham itu sebanyak-banyaknya setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga penawaran saham perdana perseroan di kisaran Rp 410-Rp 460 per saham. Dengan demikian, perseroan membidik dana IPO Rp 8,17 triliun.

Selain itu, perseroan juga akan alokasikan sebanyak-banyaknya 55 juta saham atau sekitar 0,31 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (employee stock allocation/ESA) sebesar 55 juta saham.

Perseroan juga akan alokasikan hak opsi kepada manajemen dan karyawan menjadi sebanyak-banyaknya 3,65 miliar saham atau sekitar 2,99 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, pelaksanaan ESA, MESOP. Pemberikan hak opsi dalam MESOP dapat dilaksanakan oleh perseroan hingga 20 Desember 2024.

 

3 dari 4 halaman

Dana IPO

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar Rp 5,5 triliun untuk pembayaran utang ke perbankan. Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan.

Adapun hingga Juni 2022, perseroan mencatat pendapatan bersih naik 123,7 persen menjadi Rp 6,7 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,99 triliun. Perseroan mencatat rugi tahun periode berjalan Rp 2,50 triliun hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Perseroan mencatat ekuitas Rp 8,16 triliun hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,08 triliun. 

Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 8,7 triliun hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 8,3 triliun.  Total aset pengelola e-commerce Blibli ini turun menjadi Rp 16,86 triliun hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 18,3 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 1,9 triliun.

4 dari 4 halaman

Jadwal IPO

Terkait kebijakan pembagian dividen, setelah IPO, direksi perseroan berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham perseroan dalam bentuk tunai sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Besaran dividen tersebut akan dikaitkan dengan keuntungan perseroan pada tahun buku yang bersangkutan.

Penentuan jumlah dan pembagian dividen akan bergantung pada rekomendasi direksi perseroan dengan mempertimbangan laba ditahan, hasil usaha dan keuangan, kondisi keuangan, likuiditas, prospek usaha dan faktor lain yang dianggap relevan oleh direksi.

Adapun hingga saat ini prospektus diterbitkan, perseroan belum melakukan pembagian dividen mengingat perseroan belum membukukan laba bersih.

Setelah IPO dan MESOP, pemegang saham perseroan antara lain PT Global Investama Andalan sebesar 81,18 persen, Kusumo Martanto sebesar 0,034 persen, Honky Harjo sebesar 0,028 persen, Lisa Widodo sebesar 0,002 persen, Andy Untono sebesar 0,001 persen, lain-lain sebesar 1,2 persen, masyarakat sebesar 14,50 persen, ESA sebesar 0,04 persen, dan MESOP sebesar 2,99 persen.

Untuk melaksanakan IPO, PT Global Digital Niaga Tbk telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Untuk jadwal IPO:

-Masa penawaran awal pada 17-24 Oktober 2022

-Tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Oktober 2022

-Masa penawaran umum pada 1-3 November 2022

-Tanggal penjatahan pada 3 November 2022

-Distribusi saham secara elektronik pada 4 November 2022

-Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 November 2022

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.