Sukses

OJK Ungkap Proses IPO Blibli Masih Berjalan

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi, IPO dari Blibli ini sempat tertunda karena terdapat sejumlah pertimbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan  PT Global Digital Niaga atau Blibli.com (Blibli) telah mendaftar untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) Blibli ini masih terus berlangsung. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi, IPO dari Blibli ini sempat tertunda karena terdapat sejumlah pertimbangan. 

"Blibli ini masuk pernyataan pendaftaran cukup lama. Sempat ditunda untuk IPO. Namun melihat beberapa waktu lalu memasukkan lagi,” kata Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022). 

Meski demikian, Inarno mengungkapkan untuk besaran dana yang dihimpun atau penetapan harga IPO belum dapat diketahui. Untuk mengetahui hal tersebut harus menunggu penawaran awal atau bookbuilding. 

"Berapa besarannya itu menunggu bookbuilding. Jadi belum bisa ditentukan harga dan besarannya, itu tergantung bookbuilding bahwasanya tergantung pada faktor eksternal,” kata Inarno.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi sinyal Blibli.com akan segera mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana mengatakan, pencatatan perusahaan e-commerce milik Grup Djarum itu akan direalisasikan dalam waktu dekat.

"Offering perusahaan berbasis teknologi cukup tinggi, seperti GoTo. Dan sebentar lagi ada Blibli,” kata Djustini dalam Media Briefing OJK, Selasa, 14 Juni 2022.

Hingga 11 Juni 2022, OJK mengantongi 57 perusahaan di pipeline IPO bursa dengan total dana yang diincar mencapai Rp 18,15 triliun. Harapannya, seluruh calon emiten yang ada dalam pipeline bisa efektif pada 2022.

"57 ini kita berharap semuanya efektif tahun ini. Tapi ini belum bisa kita pastikan karena ketidakpastiannya tinggi, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahana itu sendiri,” kata Djustini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sektor Teknologi

Berdasarkan sektor, sektor teknologi mengincar dana paling besar hingga Rp 7,36 triliun dari 8 perusahaan yang ada di pipeline. Selanjutnya dari sektor energi terdapat 4 perusahaan dengan besaran dana yang diincar Rp 5,67 triliun.

Disusul sektor consumer non-cyclicals sebanyak 13 perusahaan, sekaligus yang terbanyak dari sisi jumlah perusahaan, dengan dana yang diincar sebesar Rp 2,59 triliun.

Selanjutnya sektor transportasi dan logistik sebanyak 3 perusahaan dengan dana yang diincar Rp 729,7 miliar, sektor infrastruktur 6 perusahaan senilai Rp 404,45 miliar, sektor basic materia sebanyak 5 perusahaan dengan target dana Rp 372,67 miliar.

Sektor consumer cyclical sebanyak 7 perusahaan dengan target dana Rp 342,1 miliar, properti dan real estat 3 perusahaan dengan target dana Rp 249,33 miliar, sektor industri 3 perusahaan yang menyasar Rp 129,7 miliar.

Kemudian ada sektor kesehatan sebanyak 2 perusahaan dengan dana incaran Rp 102,81 miliar, serta sektor finansial sebanyak 3 perusahaan yang mengincar Rp 89,81 miliar.

3 dari 4 halaman

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK

  • IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering.

    IPO

  • IPO Blibli

  • Blibli

  • emiten