Sukses

Kantongi Restu Pemegang Saham, Kapan Rights Issue Waskita Karya Digelar?

Dana yang diperoleh dari rights issue akan memperkuat keuangan Waskita Karya (WSKT) pada2022.

Liputan6.com, Jakarta -  PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah mendapat persetujuan pemegang saham terkait rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Perseroan menargetkan rights issue dapat rampung sebelum tahun berakhir.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya Tbk (WSKT), Wiwi Suprihatno mengatakan, dengan asumsi rights issue selesai sebelum 2022 berakhir, dana yang diperoleh akan memperkuat keuangan Waskita pada tahun ini. Di sisi lain, perseroan juga mempertimbangkan peluang partisipasi publik sebelum masuk libur akhir tahun.

"Kalau timeline itu November atau Desember. Harapannya tidak sampai bulan Desember karena biasanya investor di bulan Desember sudah fokus pada liburan,” kata Wiwi dalam acara Kupas Emiten oleh Ajaib Investasi, Jumat (30/9/2022).

Wiwi menambahkan, perseroan juga tengah mempertimbangkan harga pelaksanaan rights issue agar lebih ekonomis bagi pemegang saham publik.

Selain memantau perkembangan pasar, perseron juga melibatkan lembaga profesi dan lembaga penunjang untuk turut merumuskan harga pelaksanaan rights issue melalui mekanisme privatisasi dan persetujuan dari Kementerian terkait.

"InyaAllah harga di tingkat yang cukup kompetitif sehingga appetite para calon investor untuk mendukung Waskita dan memiliki saham Waskita lebih baik lagi,” tutup dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Hingga Agustus 2022, Waskita Karya Kantongi 42 Persen Target Kontrak Baru

Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengantongi kontrak baru senilai Rp 10,5 triliun hingga Agustus 2022. Raihan itu baru setra 42 persen dari target kontrak baru perseroan pada 2022 di kisaran Rp 25—Rp 30 triliun.

"Sampai Agustus sudah tercapai 42 persen dari rencana target. Kondisi yang menjadi tantangan kita adalah beberapa rencana tender yang tertunda kemudian winning rate juga harus terus kita tingkatkan dan juga ada beberapa yang rencana tender atau kontrak itu mundur dikarenakan beberapa hal," tutur Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya Tbk (WSKT), Wiwi Suprihatno dalam acara Kupas Emiten oleh Ajaib Investasi, Jumat, 30 September 2022.

Meski begitu, perseroan optimis dapat merealisasikan target capain kontrak baru di sisa tahun ini. Keyakinan itu salah satunya merujuk pada proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di mana perseroan andil di dalamnya.

"Kami optimis bahwa kami Insyaallah bisa mencapai target di sampai akhir tahun di sisa tiga bulan ke depan. Di IKN sendiri Waskita sudah memenangkan kurang lebih 3 proyek dengan total nilai hampir Rp 3,4 triliun," ujar Wiwi.

Dia menambahkan nilai kontrak baru ini memungkinkan perseroan membukukan pendapatan usaha sampai akhir tahun. Di sisi lain, kontrak yang saat ini digarap Waskita bersifat multiyears, sehingga menjadi sisa nilai kontrak pada tahun berikutnya. "Juga, semua kontraknya bukan turnkey sehingga punya uang muka, punya progress payment,” imbuh Wiwi.

 

3 dari 5 halaman

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Waskita Karya

Sebelumnya, tren kenaikan suku bunga berdampak pada banyak sektor usaha, termasuk konstruksi. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya Tbk (WSKT), Wiwi Suprihatno mengakui, kenaikan suku bunga ini berdampak pada sektor konstruksi pada umumnya. Biaya operasional sektor konstruksi berpotensi bengkak lantaran mengerek harga komoditas dari sisi supplier.

"Secara makro memang sangat berdampak kepada industri konstruksi karena para supplier, karena kenaikan suku bunga akibatkan kenaikan harga-harga komoditi,” kata Wiwi dalam acara Kupas Emiten oleh Ajaib Investasi, Jumat (30/9/2022).

 

Selain itu, kenaikan suku bunga juga berdampak pada sisi pembiayaan ketika bank ikut menaikan suku bunga kredit. Pendapatan perusahaan konstruksi umumnya terealisasi saat proyek yang dikerjakan sudah rampung.

Sementara untuk memulai proyek tersebut, perusahaan biasanya mengandalkan pembiayaan seperti dari perbankan. Sehingga kenaikan bunga kredit tentu berdampak pada kinerja keuangan perusahaan konstruksi. Meski begitu, Waskita Karya mengaku telah mendapat keringanan suku bunga melalui perjanjian restrukturisasi atau  Perjanjian Restrukturisasi Induk atau Master Restructuring Agreement (MRA) Waskita.

“Kami saat ini sedang dalam pelaksanaan MRA yang berlaku sampai 2026 dan ada penurunan suku bunga yang berlaku juga sampai 2026. Jadi meskipun ada perubahan secara makro, tetapi secara MRA kami sudah fix rate sampai dengan 2026 di angka 5,5 persen per annum,” kata dia.

"Jadi ini Insya Allah tidak berdampak pada Waskita sampai dengan MRA nya berjalan,” imbuh Wiwi memungkasi.

4 dari 5 halaman

RUPSLB Waskita Karya Restui Rights Issue 8,72 Miliar Saham

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendapat persetujuan atas rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Senin 26 September 2022, pemegang saham, menyetujui penerbitan 8.722.695.331 lembar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) III.

Rights issue ini sekaligus menjadi pintu masuk penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 3 triliun. Guna menjaga komposisi kepemilikan saham antara pemerintah dan publik setelah diterima PMN, Waskita melaksanakan rights issue dengan target perolehan sebesar Rp 980 miliar.

“Dana PMN sebesar Rp 3 triliun akan digunakan untuk menyelesaikan dua ruas tol, yaitu ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (KAPB) Tahap 2 dan Ruas Tol Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3,” terang Novianto dalam keterangan resmi, Senin (26/9/2022).

Novianto memaparkan, ruas Tol KAPB Tahap 2 masih membutuhkan dana untuk menyelesaikan pembangunan sebesar Rp 2 triliun. Saat ini, progres pembangunannya telah mencapai 72,02 persen dan ditargetkan akan selesai pada November 2023.

 

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Sedangkan ruas Tol Ciawi – Sukabumi membutuhkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk memulai pembangunan seski 3. Secara keseluruhan progress pembangunan telah mencapai 46,21 persen dengan target selesai pada Mei 2025.

“Sementara target perolehan dana right issue Rp 980 miliar akan digunakan untuk tambahan modal kerja proyek infrastruktur strategis lainnya yang sedang dikerjakan oleh Waskita,” imbuh dia.

Pada agenda kedua RUPSLB, Waskita Karya juga mendapatkan persetujuan penerbitan obligasi dan sukuk melalui penawaran umum maupun tanpa penawaran umum atau penawaran umum berkelanjutan dengan penjaminan yang diberikan untuk dan atas nama pemerintah.

Baik secara langsung maupun melalui badan usaha yang ditunjuk sebagai penjamin dalam rangka memenuhi persyaratan Penjaminan Pemerintah sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 211/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Badan Usaha Milik Negara Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.