Sukses

RUPSLB BTPN Angkat Henoch Munandar Jadi Direktur Utama

Pemegang saham menyetujui pengangkatan Henoch Munandar sebagai Direktur Utama BTPN, menggantikan Ongki Wanadjati.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mengumumkan perubahan susunan direksi perseroan. Melalui Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis, 29 September 2022, pemegang saham menyetujui pengangkatan Henoch Munandar sebagai Direktur Utama BTPN, menggantikan Ongki Wanadjati.

"RUPSLB pada hari ini telah memutuskan dan menetapkan Henoch Munandar sebagai Direktur Utama Bank BTPN Tbk. Henoch telah menjalankan menjalani dan memenuhi seluruh proses nominasi juga uji kemampuan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Direktur Kepatuhan BTPN, Dini Herdini dalam paparan publik usia RUPSLB, Kamis (29/9/2022).

Masa jabatan Henoch Munandar efektif berlaku sejak ditutupnya RUPSLB hari ini sampai penutupan RUPST 2025. Dengan demikian, susunan direksi dari Bank BTPN Tbk menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama: Henoch Munandar

Wakil Direktur Utama: Darmadi Sutanto

Wakil Direktur Utama: Kaoru Furuya

Direktur Kepatuhan: Dini Herdini

Direktur Keuangan: Hanna Tantani

Direktur Operasional: Merisa Darwis

Direktur: Hiromichi Kubo

Direktur: Kan Funakoshi.

Mengutip laman resmi BTPN, Warga Negara Indonesia Henoch Munandar merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Atma Jaya, Jakarta. Dia memulai karier di PT Indomarco pada 1989–1991. Henoch melanjutkan karier di perbankan yakni Bank Susila Bakti pada 1991–1993.

Ia juga sempat berkarier di PT BII pada 1993, Panin Bank pada 1993–1995, PT Bogor Multifinance pada 1995, Sanwa Bank Indonesia (Bank United Financial of Japan/UFJ) pada 1995–2006. Pada 2006, Henoch sempat berkarier di Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ.

Lalu lanjut ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada 2006–2010, PT Bank DBS Indonesia pada 2010–2013. Selanjutnya, berkarier sebagai Direktur di PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2013–2019.  

Henoch kemudian menjabat sebagai Direktur Bank BTPN sejak 2019 dan telah diangkat kembali melalui RUPS Tahunan pada 21 April 2022. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatatkan kinerja yang solid pada semester I 2022, antara lain karena upaya terus menerus dari berbagai pihak untuk memulihkan perekonomian.

Pencapaian ini sejalan dengan laporan Indonesia Economic Prospect yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada Juni 2022. Laporan tersebut menyebutkan sejak pertumbuhan ekonomi perlahan berpindah sejak akhir 2021 dari ekspor dan konsumsi pemerintah ke konsumsi dan investasi swasta.

BTPN melaporkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan. Seperti yang dilaporkan Bank Indonesia, rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 9,03 persen secara tahunan per Mei 2022.

Permintaan kredit bertumbuh sesuai dengan momentum pertumbuhan yang optimis, hal ini terlihat dari segmen korporasi meningkat sebesar 22 persen secara tahunan dan adanya peningkatan pada kredit syariah sebesar 11 persen secara tahunan, sehingga total kredit yang disalurkan BTPN per akhir Juni 2022 meningkat 10 persen secara tahunan ke posisi Rp149,26 triliun.

Tak hanya itu, BTPN juga mencatatkan peningkatan aset 11 persen secara tahunan, dari Rp175,93 triliun menjadi Rp195,47 triliun pada kuartal II 2022.

“Bank BTPN berhasil menunjukkan kinerja baik sepanjang semester I tahun ini. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi kami yang senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional,” kata Plt Direktur Utama Bank BTPN, Kaoru Furuya, dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).

Bahkan, BTPN mampu menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang berada di level 1,35 persen, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 1,46 persen dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,04 persen pada akhir Mei 2022.

3 dari 4 halaman

DPK dan Laba

Sementara itu, BTPN mengoptimalkan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui penyesuaian dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas bank, sehingga DPK BTPN tercatat meningkat sebesar 7 persen secara tahunan dari Rp96,64 triliun pada akhir Juni 2021 menjadi Rp103,17 triliun pada akhir Juni 2022.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya saldo Current Account Saving Account (CASA) sebesar 38 persen secara tahunan dari Rp28,28 triliun menjadi Rp38,93 triliun, sehingga rasio CASA meningkat dari 29,3 persen menjadi 37,7 persen, sementara time deposit mengalami penurunan sebesar 6 persen secara tahunan menjadi Rp64,24 triliun.

Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih rendah, cost of fund (Rupiah) turun dari 3,6 persen menjadi 2,9 persen.

Laba bersih setelah pajak BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk per akhir kuartal II 2022 tercatat Rp1,67 triliun, naik 2 persen secara tahunan dari Rp1,64 triliun.

Hal ini disebabkan oleh penurunan beban bunga sebesar 9 persen secara tahunan serta peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen secara tahunan, meskipun biaya operasional sedikit meningkat sebesar 2 persen secara tahunan dari Rp3,44 triliun ke Rp3,50 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Melalui visinya untuk menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital, Bank BTPN terus mengembangkan Jenius, pionir digital banking di Indonesia guna melayani segmen nasabah yang lebih luas.

Jenius melaporkan pertumbuhan registered user sebesar 19 persen secara tahunan, dari 3.345.061 per Juni 2021 menjadi 3.995.013 di periode yang sama tahun ini.

Funding balance/DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 12 persen secara tahunan menjadi 17,3 triliun dari 15,4 triliun di akhir Juni 2022. Flexi cash/Total Disbursement Credit yang disalurkan mencapai 602 miliar atau naik 148 persen secara tahunan dari 243 miliar. 

"Kami berkomitmen untuk menjaga performa ini agar senantiasa menyediakan layanan perbankan terbaik guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah berbagai segmen sehingga bisa mewujudkan hidup yang lebih berarti, termasuk melalui inovasi teknologi,” ujar Furuya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.