Sukses

Saham SWAT Masuk Daftar Efek Pemantauan Khusus, Total Kini Ada 136 Emiten

PT Sriwahana Adityakarta Tbk masuk daftar dalam pemantauan khusus bursa pada Senin 26 September 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar terkini efek dalam pemantauan khusus. Teranyar, BEI, menambahkan satu emiten dalam daftar tersebut, yakni PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT).

PT Sriwahana Adityakarta Tbk masuk daftar pemantauan khusus bursa pada Senin 26 September 2022. Perseroan masuk daftar tersebut lantaran memenuhi kriteria nomor delapan, yakni dalam kondisi dimohonkan PKPU, pailit, atau pembatalan perdamaian, yang berdampak material terhadap kondisi emiten.

Dengan demikian, jumlah saham atau efek yang masuk dalam daftar pemantauan khusus per 26 September 2022 berjumlah 136 efek. Untuk dicermati, Bursa menyematkan notasi ‘x’ terhadap saham dalam pemantauan khusus.

Adapun pengumuman daftar saham dalam pemantauan khusus ini merujuk pada Peraturan Nomor II-S tentang perdagangan efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus dan dalam rangka memberikan perlindungan kepada investor. Adapun, perusahaan akan masuk ke dalam Papan Pemantauan Khusus bila memenuhi setidaknya satu dari kriteria sebagai berikut:

1. Harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp 51.

2. Memperoleh opini disclaimer untuk Laporan Keuangan Auditan.

3. Tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan pada Laporan Keuangan Auditan dan/atau Laporan Keuangan Interim terakhir dibandingkan dengan laporan keuangan yang disampaikan sebelumnya.

4. Untuk Perusahaan Tercatat yang:

a. bergerak dalam bidang usaha pertambangan mineral dan batu bara yang telah melaksanakan tahapan operasi produksi namun belum sampai tahapan penjualan atau yang belum memulai tahapan operasi produksi; atau

b. merupakan induk perusahaan yang memiliki Perusahaan Terkendali yang bergerak di bidang mineral dan batubara yang telah melaksanakan tahapan operasi produksi tetapi belum sampai tahapan penjualan atau yang belum memulai tahapan operasi produksi, pada akhir tahun buku ke-4 sejak tercatat di BEI, belum memperoleh pendapatan dari kegiatan usaha utama.

5. Memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

6. Tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di Bursa sesuai dalam:

- Peraturan I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat (untuk Papan Utama dan Papan Pengembangan)

- Peraturan I-V tentang Ketentuan Khusus Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham di Papan Akselerasi (untuk Papan Akselerasi)

7. Memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5.000.000 dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction

8. Dalam kondisi dimohonkan PKPU, pailit, atau pembatalan perdamaian, yang berdampak material terhadap kondisi Perusahaan Tercatat berdasarkan penilaian Bursa dan atau berdasarkan keterbukaan informasi Perusahaan Tercatat.

9. Memiliki anak perusahaan yang kontribusi pendapatannya material bagi Perusahaan Tercatat dan anak perusahaan tersebut dalam kondisi dimohonkan PKPU, pailit, atau pembatalan perdamaian yang berdampak material terhadap kondisi Perusahaan Tercatat berdasarkan penilaian Bursa dan atau berdasarkan keterbukaan informasi Perusahaan Tercatat.

10. Dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan; dan/atau 11. Kondisi lain yang ditetapkan oleh Bursa setelah persetujuan atau perintah OJK

 

 

3 dari 4 halaman

Pembukaan IHSG 26 September 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan saham Senin pagi (26/9/2022). Koreksi IHSG mengikuti bursa saham Asia yang tersungkur.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka turun 0,08 poin ke posisi 7.178,50. Pada pukul 09.08 WIB, IHSG turun 0,93 persen ke posisi 7.112. Indeks saham LQ45 anjlok 0,94 persen ke posisi 1.015,28. Seluruh indeks acuan tertekan. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.178,50 dan terendah 7.088,79.

Sebanyak 126 saham menguat dan 293 saham melemah. 168 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 128.591 kali dengan volume perdagangan 4,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 1,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.931.

Mayoritas sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXenergy melemah 2,85 persen, dan pimpin koreksi. Indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 2,07 persen, indeks sektor saham IDXbasic susut 1,37 persen, indeks sektor saham IDXtechno merosot 1,38 persen, indeks sektor saham IDXfinance tergelincir 0,64 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,54 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal merosot 0,40 persen, indeks sektor saham IDXhealth turun 0,27 persen, dan indeks sektor saham IDXproperty tergelincir 0,41 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah ke posisi 7.178 pada Jumat, 23 September 2022 setelah kenaikan suku bunga dari bank sentral global pekan lalu. Dampak kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) berpengaruh ke Indonesia yang ditunjukkan dari aksi jual investor asing. Saham BBRI melemah 1,8 persen, saham BBCA susut 1,2 persen, sedangkan saham BMRI dan BBNI mendatar. Aksi jual juga dilakukan oleh investor domestik untuk saham batu bara.

Saham UNTR melemah 3,1 persen dan ANTM tergelincir 1,9 persen. Setelah kenaikan suku bunga acuan, aksi jual terjadi saham properti. Saham SMRA turun 4,4 persen dan PWON melemah 3,8 persen.

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Melemah pada 26 September 2022

Bursa saham Asia Pasifik turun tajam pada Senin (26/9/2022) seiring sentimen negatif terus membebani bursa.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 2,19 persen pada  awal perdagangan, dan Topix tergelincir 2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan kehilangan 2,3 persen dan indeks Kosdaq merosot 2,97 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 1,94 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,19 persen.

Komite kebijakan moneter Reserve Bank of India dijadwalkan untuk pertemuan akhir pekan ini, dan China diperkirakan merilis data aktivitas pabrik pada akhir minggu.

Onewo, anak perusahaan pengembang properti China Vanke, juga akan memulai debutnya di bursa saham Hong Kong minggu ini.

Yen Jepang melemah terhadap dolar AS di perdagangan pagi Asia, berada di 143,60. Yuan China melemah menjadi 7,1475 per dolar AS.

Won Korea Selatan berada pada level terlemahnya sejak 2009, diperdagangkan pada 1,423 melawan greenback. Sementara itu, dolar Australia, sedikit menguat menjadi 0,6532.

Menjelang minggu terakhir perdagangan September, Dow dan S&P 500 masing-masing turun sekitar 6 persen pada bulan tersebut, sedangkan Nasdaq alami kerugian 8 persen.

Baik indeks Dow Jones dan S&P sekarang masing-masing berada di  1,2 persen dan 1,6 persen, di atas posisi terendah sejak pertengahan Juni. Indeks Nasdaq berada 2,9 persen di atas level terendahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini