Sukses

Investasi, Direktur BCA Ini Lepas 404.600 Saham BBCA

Rudy Susanto menjual 404.600 lembar saham BBCA dengan harga Rp 8.800 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - Direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menjual saham BBCA. Kali ini penjualan saham BBCA oleh direktur BCA Rudy Susanto pada 15 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (20/9/2022), Rudy Susanto menjual 404.600 lembar saham BBCA dengan harga Rp 8.800 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari penjualan saham BBCA itu sekitar Rp 3,56 miliar.

“Tujuan transaksi investasi keluarga, status kepemilikan langsung,” tulis manajemen BCA dalam keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi penjualan saham tersebut, Rudy genggam 2.033.799 lembar saham BBCA dari sebelumnya 2.438.399 saham.

Pada penutupan perdagangan Senin, 19 September 2022, saham BBCA naik 2,37 persen ke posisi Rp 8.650 per saham.

Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.750 dan terendah Rp 8.450 per saham. Total volume perdagangan saham 145.470.947 saham dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 15.183 kali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

BCA Catat Rekor Penjualan Terbesar SBN Ritel di Pasar Perdana

Sebelumnya, sebagai salah satu Mitra Distribusi pemerintah untuk produk SBN Ritel seri SR017, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. Pencapaian tersebut merupakan rekor penjualan SBN Ritel BCA di pasar perdana. Penjualan SR017 dilakukan selama masa penawaran dari 19 Agustus hingga 14 September lalu.

Direktur BCA Haryanto T. Budiman menuturkan, pencapaian penjualan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 ini salah satunya ditopang oleh event Wealth Summit BCA 2022.

“Pencapaian ini kami harapkan dapat berkontribusi positif bagi pemerintah dalam mendorong pembiayaan pembangunan nasional,” kata Haryanto dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (18/9/2022).

Haryanto menjelaskan, penjualan sebesar Rp5,4 triliun tersebut dikontribusikan lebih dari 14 ribu investor. Mayoritas investor yang menyerap portofolio tersebut adalah generasi X sebesar 38 persen dari total investor, disusul oleh generasi Y atau milenials sebesar 31 persen dari total investor.

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

“Kami juga bersyukur karena investor dan masyarakat luas dapat memanfaatkan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 untuk meningkatkan portofolio investasi melalui SBN Ritel pemerintah sekaligus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman produktif sesuai kebutuhan,” ujar dia.

Sementara itu, penjualan SBN Ritel seri SR017 tersebut dilakukan melalui KlikBCA Individu dan platform WELMA BCA, yaitu aplikasi yang menyediakan beragam produk investasi dan proteksi bagi nasabah.

Melalui WELMA, nasabah dapat bertransaksi secara online untuk membuat SID (nomor identitas investasi) online dan membeli, antara lain obligasi perdana dan sekunder mulai dari Rp1 juta, reksa dana IDR mulai dari Rp 100 ribu, dan reksa dana USD mulai dari USD10.000.

Tak hanya itu, transaksi investasi melalui aplikasi WELMA menunjukkan tren yang positif, dengan jumlah pengunduh (downloader) mencapai lebih dari 475.000 pengguna, dengan nominal transaksi lebih dari Rp50 triliun sejak diluncurkan akhir 2019 lalu hingga Agustus 2022. Bahkan, lebih dari 65 persen pemesanan SR017 dilakukan oleh nasabah BCA via WELMA.

4 dari 4 halaman

Kapitalisasi Pasar BCA Tembus Rp 1.068 Triliun

Sebelumnya, kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali tembus Rp 1.000 triliun pada perdagangan Kamis, 15 September 2022. Saham BBCA bahkan tembus posisi tertinggi sepanjang 2022.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar BCA masih kokoh di posisi pertama yang masuk 10 jajaran emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar saham BCA tembus Rp 1.068 triliun. Kapitalisasi pasar BBCA tersebut 11,17 persen dari total kapitalisasi pasar BEI yang mencapai Rp 9.560 triliun.

Adapun saham BBCA menguat 2,94 persen ke posisi Rp 8.750 per saham pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham BBCA dibuka stagnan Rp 8.500 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.875 dan terendah Rp 8.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 21.756 kali dengan volume perdagangan 2.171.078 saham dengan nilai transaksi Rp 1,9 triliun.

Kapitalisasi pasar terbesar lainnya disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar BRI tercatat Rp 692 triliun, atau 7,24 persen dari total kapitalisasi pasar BEI. Kemudian disusul PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 446 triliun, dan berada di posisi tiga  di antara kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Selanjutnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Kapitalisasi pasar Bank Mandiri tembus Rp 432 triliun, dan berada di posisi empat. Kemudian PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang berada di posisi lima daftar kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar GOTO tercatat Rp 315 triliun.

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 285 triliun, dan berada di posisi enam. Diikuti PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kapitalisasi pasar BYAN tercatat Rp 221 triliun. Selanjutnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang membukukan kapitalisasi pasar Rp 211 triliun.

Lalu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat kapitalisasi pasar Rp 175 triliun. Selanjutnya di posisi 10, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Kapitalisasi pasar BNI tembus Rp 169 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.